5. End of the Road (Hyunsik)

532 63 147
                                    

"Flight attendant, door closed, slide arm, and crosscheck."

Im Hyunsik memencet beberapa tombol di hadapannya, memfokuskan pandangannya pada jalur di hadapannya. Mata kecilnya terlihat tajam selama beberapa saat. Perlahan, ia mengarahkan Boeing 747-400 itu sesuai dengan jalur terbangnya.

"Flight attendant, take off station."

Ia kembali berbicara melalui headset yang terpasang di kepalanya. Hyunsik bersiap menerbangkan pesawatnya, kali itu menuju Korea dari Chicago. Ia hampir tidak berpikir lagi, semuanya sudah sangat lancar ia lakukan. Menjadi pilot selama delapan tahun terakhir sudah seperti bernapas baginya. Mudah.

Sangat mudah, bahkan ketika di kepalanya banyak sekali pikiran yang sedang berkecamuk. Ia melirik co-pilot di sebelahnya, Jinyoung, yang juga tampak fokus seperti dirinya. Tapi Hyunsik berani jamin, pikiran laki-laki itu memang hanya berfokus kepada saat-saat take off begini. Bukan seperti Hyunsik yang pikirannya melanglang buana.

"Hyung," Jinyoung menyikut Hyunsik. Autopilot sudah diaktifkan. Saat ini pesawat sudah berada di angkasa, membelah jutaan kapas putih. Langit begitu cerah, tidak tampak awan hujan sama sekali.

"Hmm?" Hyunsik hanya bergumam menanggapi Jinyoung. Ia menatap pemandangan indah di hadapannya. Meski sudah berkali-kali terbang menjelang sunset seperti ini, Hyunsik tetap terkagum-kagum dengan apa yang dilihatnya.

Seakan-akan pintu surga terbuka sedikit dan aku diizinkan melongok ke dalamnya, batin Hyunsik.

"Kau pasti sedang memikirkan Hyesung noona lagi." ujar Jinyoung, sambil mencatat sesuatu di buku tulis kecil yang selalu dibawanya.

Hyunsik terdiam. Wajahnya mengeras, memainkan beberapa emosi yang tampak disana. Sedih, rindu, terluka. Mendengar nama istrinya, ralat, mantan istrinya, selalu membuat Hyunsik sedikit kacau. Ya, Hyunsik sudah menikah, dan sudah bercerai. Alasan perceraian mereka? Klasik. Perselingkuhan.

"Kenapa tiba-tiba membawa namanya, hmm?" Hyunsik bertanya, nadanya menajam. Jinyoung yang cukup peka langsung gelagapan menjawabnya.

"Ah, anniya hyung.. Tidak ada apa-apa. Aku hanya hmm, menebak saja.."

Hyunsik tersenyum kecil. "Kenapa kau gagap begitu Jinyoung-ah? Aku baik-baik saja."

Seperti bisa membaca pikiran Jinyoung, Hyunsik menjawab pertanyaan yang terlalu takut Jinyoung keluarkan.

"Benarkah hyung? Benarkah kau baik-baik saja? Adakah orang yang baik-baik saja setelah tahu istrinya selingkuh dengan orang lain?" Tanpa sadar, kata-kata keluar begitu saja dari mulut Jinyoung. Sudah lama ia penasaran dengan keadaan hyung nya ini. Menurutnya, Hyunsik yang sangat baik dan penyayang tidak pantas mengalami hal seperti ini.

Hyunsik terkekeh mendengar pertanyaan Jinyoung yang memberondongnya.

"Aku baik-baik saja, Jinyoung-ah. Awalnya memang sulit. Tapi kupikir, apa yang Hyesung lakukan juga tidak lepas dari kesalahanku." kata Hyunsik. Jinyoung melongo.

"Bagaimana bisa kesalahanmu...? Hyesung noona yang melakukan affair dan kau menyalahkan dirimu sendiri, hyung?" Jinyoung menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Tentu saja, Jinyoung-ah. Kau lihat, sebagai pilot kita jarang ada di rumah. Wajar saja kalau istriku merindukanku dan.. akhirnya memutuskan untuk bersama seseorang yang lebih bisa diandalkan." Terasa sedikit sesak saat Hyunsik mengatakan ini.

"Bukan alasan, hyung!" seru Jinyoung sedikit kesal. Hyunsik menepuk-nepuk bahu Jinyoung.

"Sudahlah." Hyunsik kembali menatap pemandangan di hadapannya. Matahari sebentar lagi menghilang, dan pancaran warna-warna indah mulai menyeruak ke langit. Jingga, biru muda, ungu, hingga merah jambu. Sesaat, Hyunsik dan Jinyoung terdiam mengagumi sunset kali ini.

Way Back Home ✔Where stories live. Discover now