Premis si tukang sulap tadi :

Perlukah kita memasukkan adegan masa lalu si pesulap sampai dia kehilangan kemampuannya?

Atau perlukah kita memasukkan berapa harga topi tukang sulapnya?

Nah, makanya fungsi premis cerita tadi sebagai pengikat.

Ngerasa nggak sih, kadang kita nulis bisa ke mana-mana?

Semua adegan kita masukin aja gitu, nggak penting nyambung, yang penting halamannya banyak, biar kagak dikomen 'pendek amat, Kak?'

Sebenarnya premis ini kayak rem kita nih ibaratnya.

Ketika kita menulis suatu adegan, kita harus bertanya pada diri sendiri :

ini adegan bisa buat menjawab pertanyaan besar nanti, nggak?

Sama seperti tadi kita dengan jelinya memutuskan untuk tidak membahas harga topi karena kita udah megang premis kita.

Ini contoh sederhana, ya.

Q1 : Ketika kita menulis suatu adegan, kita harus bertanya pada diri sendiri : ini adegan bisa buat menjawab pertanyaan besar nanti nggak? *mengutip materi. 

Gimana dengan konflik kecil selain konflik utama?
Untuk tulisan yang relatif pendek, cukup mudah pegang premis, tapi untuk ukuran novel?

A1 : selama konflik kecil itu berkontribusi terhadap konflik utama, masukin aja.

Misal gini:

Konflik utamanya adalah: diselingkuhi cowok.

Konflik kecilnya bisa: ketahuan SMS, bertengkar karena hal sepele, trus main rahasia-rahasiaan.

Intinya, apa pun yang mendukung ke konflik utama, silakan dimasukkan.

Premis yang kuat, akan menjaga kita saat menulis.

Karena itu, buatlah premis yang spesifik.

Spesifik di sini artinya: jelas mau diapakan cerita ini.

Siapa tokohnya, apa konfliknya, dan bagaimana tokoh menyelesaikan konfliknya.

Ini harus jelas.

Jadi nggak ada lagi yang namanya berubah konflik di tengah cerita.

Kalau berubah, berarti pijakan kita belum kuat.
Premis kita belum kuat.

Sesungguhnya, premis adalah yang pertama kali kita bikin saat mau menulis.

Tertulis atau tidak, premis adalah pertama kali yang kita tentukan.

(-) Premis harus panjang ya, Mbak Nu?

(+) Nggak harus, Bude, yang penting mengandung ketiga hal tadi sebagai pegangan kita
Misalnya kayak Layonsari Tears, kira-kira apa tuh premisnya?

(-)masa lalu terulang kembali, (itu)premis Layonsari.

Itu bukan premis, Bude.

Premis Layonsari Tears adalah (nama ceweknya, saya lupa) harus memilih lelaki dari masa lalu (reinkarnasi) atau lelaki yang jatuh cinta padanya.

Q2: seberapa penting sih, bikin sub-premis (ada istilah ini gak, ya?
untuk masing-masing bab?
Untuk memudahkannya.

Misal tentang "bagaimana pesulap menghilangkan kelinci dari topi". Sub-nya:

Kelas Menulis The WWGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang