Natalia... || one shot

2.8K 229 130
                                    

Jika kau takut dengan maut, maka hadapilah maut itu.

Jika kau tidak takut dengan maut, maka serahkanlah hidupmu pada takdir.

Cinta itu tidak seluas samudera,

Cinta itu tidak setinggi puncak Everest,

Cinta itu tidak seabadi Edelweiss,

Cinta itu tidak sekuat pohon jati,

Namun cinta itu putih seperti salju.

Suci..

Tulus..

Namun, ketulusan itu bisa dikotori oleh ketidaksetiaan.

*******

Natalia memandang anak-anak yang sedang bermain salju, lalu mengencangkan jaket tebal yang menyelimuti tubuhnya. 

Natalia Lane..

Apalagi yang harus kuceritakan tentang dirinya? 

Bahwa dia adalah seorang relawan yang terkena radiasi nuklir saat menolong orang-orang di Jepang sehingga menderita tumor otak? 

Bahwa dia adalah seorang wanita yang berumur 24 tahun yang mengabdi pada sekitar?

Bahwa dia lebih mencintai kunang-kunang dibanding kupu-kupu?

Bahwa ia ingin menjadi bintang sirius?

“Aku bisa berjalan sendiri,” ujar Natalia saat Anna —perawatnya memegang tangannya untuk membawa Natalia kembali ke dalam rumah. 

“Maaf nona, tetapi ini sudah menjadi tugas saya sebagai perawat anda,” tutur Anna, lalu menaruh tangan kirinya di pinggang Natalia dan membantunya untuk ke dalam rumahnya.

James Lane, ayah Natalia, adalah seorang pengusaha sukses yang terkenal di Britania Raya. Dan jika kalian bertanya mengapa Natalia tidak segera di operasi, jawabannya adalah karena Natalia tidak mau menempuh jalan medis untuk menyembuhkannya.

Natalia hanyalah ingin menikmati sisa hidupnya tanpa mempunyai bekas jahitan di kepalanya. Natalia tidak ingin kehilangan rambutnya. 

Setelah Natalia duduk di sofa kesayangannya, Anna pun berlutut untuk membuka sepatu Natalia, lalu mendongak untuk melihat Natalia.

“Nona, apakah anda lapar?” tanya Anna.

Natalia... || one shotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang