;one;

39 0 0
                                    

             Aku  baru selesai mengembalikan beberapa buku-buku kembali ke rak-nya saat kurasakan ponselku bergetar di saku belakang jenas-ku. Aku merogohnya dan mendapati nama Jamie Sanders tertera di layar ponsel-ku. Seulas senyum muncul di bibirku, aku men-slide­ layar ponselku menuju symbol berwarna hijau.
"Halo?" terdengar suara riuh khas klub malam di seberang sana. Aku menghela nafas.
"Haaalo?apa ini Ashley?Haaaa-lo?"
"Jim kau mabuk lagi?Astaga! dimana kau sekarang?" aku menyentuh dahiku frustasi.
"Aaa-pa?haaalo?Aaaa-kuh tidak dengar Ashhhh" Astaga anak ini. Selalu saja.
"Jim kau ada di Melrose?cepat beritahu aku Jim aku tau kau mendengarnya!" sentakku tidak sabar.
"Iii-ya jangan datang bersama Ibukuu-uuu yaa-aaaa" dengan sigap aku memutuskan sambungan dan mengemasi beberapa barangku di atas meja ke dalam tas dan meninggalkan ruang perpustakaan ini. Dimana lagi ruang perpustakaan yang buka selama 24jam selain di CSU.

            Hiruk pikuk dan dentuman musik yang kurasa mampu membuat telingaku tuli jika beberapa jam berada disini langsung menyambutku begitu aku tiba di salah satu klab malam yang berada di Melrose. Tidak sulit untuk menemukan Si-Anak Sialan ini yang membuatku harus menggendong separuh tubuhnya dan memaksanya pulang kerumah dengan susah payah.
"Kurasa dia mabuk berat," ucap Ron –salah satu bartender yang sudah hapal denganku-
"Dia selalu mabuk berat Ron" aku mendengus kesal sambil mengalihkan gelas yang masih berisi 2/3 alkohol –entah jenis apa- dari tangan kanannya.
"Dia datang dan mengeluhkan tentang pekerjaannya tadi" lanjut Ron sambil meracik sesuatu di tangannya dan memberikannya kepada salah satu gadis berpakaian merah terang di samping Jim.
"Kurasa Jim hanya butuh sesuatu untuk melampiaskan hari-hari beratnya di kantor," Ron mengedikkan bahunya dan kembali berkonsentrasi pada gelas di tangan kanannya yang masih kosong.
Menyambar jas abu-abu nya dari bangku sebelah, aku segera merangkulkan lengan kanan Jim kepundakku. Agak sulit karena berat badannya yang berbeda jauh dariku dan kepalanya yang terus menempel pada meja konter membuatku harus mengerahkan sisa-sisa tenagaku secara maksimal malam ini.
"Mau kupanggilkan taksi? Kurasa ia tidak membawa mobilnya" tawar Ron kepadaku.
"Yes please," Ron yang bertubuh besar dengan mudah menyeruak dari kerumunan dan merangkul sebelah lengan Jim dengan mudah dan membantuku keluar dari klab tersebut dan menaiki taksi. Ron memang sudah hapal denganku karena aku lah yang selalu membawa Jim pulang saat ia tengah mabuk berat. Dan karena klab mala mini adalah salah satu langganan Jim juga. Setelah ucapan terima kasih yang singkat taksi yang kutumpangi segera melesat di jalanan malam Los Angeles.















To be continued.....
5votes baru lanjut yak.ok.sip

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 02, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

-SOBER-Where stories live. Discover now