4. Our Love Like This (Eunkwang)

Start from the beginning
                                    

Inha cepat-cepat menggeleng. "Tidak ada apa-apa. Hyunsik oppa adalah kakak kelasku dulu semasa SMA.. Maka dari itu aku lebih terbiasa memanggilnya oppa."

"Ah, tapi kalau hanya sekadar kakak kelas saja kan tidak mungkin kau bisa memanggilnya semesra itu.. apalagi tadi wajahmu merah sekali ketika sunbae mengelus rambutmu. Ayolah, ceritakan padaku, Inha-ya.."

Inha kembali menggeleng, kali ini tangannya ikut bergerak serabutan, berusaha menjelaskan. "Sungguh, Sohyun-ah. Tidak ada apa-apa antara aku dan—"

"Inha-ya."

Sebuah suara menginterupsi mereka. Inha menoleh dan mendapati sesosok laki-laki dengan tatapan mata meneduhkan sedang berdiri di sebelahnya. Tersenyum.

"Ah, oppa? Se-sejak kapan kau ada disana?" Inha menghampiri Eunkwang dan langsung menggenggam tangannya, menariknya pergi. Eunkwang menahannya sebentar, mengambil koper milik Inha dari tangannya dan mengikutinya tanpa banyak berkomentar.

"Apa kau sudah makan, chagi?" tanya Eunkwang tanpa mengindahkan pertanyaan Inha sebelumnya. Inha mengangguk sekenanya, hatinya sedang berdegup tidak karuan.

Mungkinkah oppa mendengar semua perkataan Sohyun tadi.. pikiran Inha berkecamuk. Tiba-tiba saja Inha menghentikan langkah kakinya. Ia berbalik menghadap ke arah Eunkwang. Saat ini mereka sudah sampai di lapangan parkir bandara yang luas.

"Oppa.." panggil Inha pelan. Eunkwang hanya diam menunggu kelanjutan kata-kata Inha. "Oppa, apa kau mendengar semua yang dikatakan Sohyun?"

Eunkwang menatap Inha lama sebelum menjawab. "Ya, aku dengar."

Inha memejamkan matanya. Ia membukanya kembali dan menggigit-gigit bibirnya. Eunkwang masih menatapnya, tatapan sama yang selalu Inha rindukan... tetapi di satu sisi juga Inha benci setengah mati.

"A-apa kau juga sudah ada disana ketika Hyunsik oppa..." Inha tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Ia hanya menghela napas panjang dan berat. Ia terdiam, menunggu Eunkwang memahami maksud kalimatnya dengan sendirinya.

"Ketika pilot itu meremas bahumu dan mengusap puncak kepalamu?" Eunkwang melanjutkan kalimat Inha yang belum selesai. Inha bisa merasakan jantungnya berdegup sangat kencang. Ia sadar, bukan perasaan takut atau perasaan 'tertangkap basah' yang membuat dirinya tidak karuan saat ini.

Ia justru menunggu.

Menunggu reaksi Eunkwang terhadap apa yang telah dilihatnya tadi. Reaksi Eunkwang terhadap perlakuan Hyunsik oppa kepadanya.

Rasa penasaran itu berganti rasa kecewa dan marah ketika dilihatnya Eunkwang hanya tersenyum dan menatap Inha dalam-dalam.

"Lalu kenapa?"

Inha membenci ini. Ia membenci rasa frustrasi yang selalu menggelegak dalam dirinya ketika melihat Eunkwang menatapnya seperti itu. Ya, itu tatapan yang sangat ia rindukan. Berbulan-bulan terbang dan tidak pulang bertemu kekasihnya, Inha merindukan Eunkwang. Tapi di sisi lain, ia juga membenci tatapan itu. Apalagi senyum itu. Ketika Eunkwang menatapnya sambil tersenyum seperti itu.. senyum yang menurut Inha adalah senyum yang sedih.

Senyum sedih sekaligus senyum pengertian. Senyum yang seakan-akan mengatakan, "aku percaya padamu apapun yang terjadi".

Inha mengepalkan kedua tangannya. Sekuat tenaga ditahannya air mata yang tiba-tiba saja ingin keluar.

"Kenapa...?" Inha mengulangi apa yang dikatakan Eunkwang. "Apa oppa tidak marah? Ketika ada laki-laki lain yang memperlakukanku seperti itu? Apa oppa tidak merasa perlu bertanya panjang lebar padaku?"

Way Back Home ✔Where stories live. Discover now