Sick

1.5K 136 20
                                    

Langkah kaki itu terdengar sangat cepat di sebuah lorong apartement mahal itu. Peluh yang berada di dahi putih itu tampaknya mulai jatuh mengalir pada pipi maupun beberapa bagian yang dapat di sambanginya. Namun sang pemilik tubuh tidak sama sekali berniat untuk hanya menghusap keringat yang keluar itu. Bukan tidak bisa hanya tidak mau atau tidak sempat. Nyatanya hati dan pikirannya sudah tertuju pada satu pintu yang kini berada di depannya. Pintu bernomorkan 1112.

Dengan tergesa ia coba memasukan sebuah pin yang benar benar sudah dihapalnya di luar kepala. Begitu suara keamanan berbunyi tanda password yang ia masukan adalah benar, tidak ambil lama ia langsung pacu langkahnya untuk segera masuk pada ruang kotak itu. Tidak lupa mengganti sepatunya dengan sendal pink yang memang sudah tersedia untuknya.

"Oppa." serunya saat pandangannya menangkap beberapa lelaki yang tengah berkumpul di depan sebuah TV. Nyatanya bukan TV itulah objek yang mereka pandang melainkan sesosok lelaki yang tengah berbaring, meringkuk dibawah selimut tebal kepunyaanya.

"Seohyunie." sapa seorang lelaki dari kerumunan itu.

"Bagimana keadaanya?" tidak bisa mengontrol dirinya. Ia langsung menerobos sejumlah lelaki itu untuk melihat sesosok yang kini tengah berbaring lemah. Tangannya terjulur untuk menyentuh dahi laki-laki itu. Seketika ia terperanjat, panas sangat panas. Lelaki itu benar benar dalam keadaan demam tinggi.

"Sepulang dari fanmeeting tadi, ia benar benar tumbang, seohyunie." adu sesosok laki laki yang lebih tua diantara mereka semua - Leeteuk.

"Tapi kami sudah memberikannya obat." lanjut heechul. "Dan tadi leeteuk hyung juga sudah menggosok punggungnya dengan minyak terapi." tambah yesung, yang kini tengah duduk dilantai tepat berhadapan dengan wajah sang adik.

"Maaf merepotkan kalian oppa." ujarnya menyesal.

"Apa yang kau katakan ?" sanggah Shindong yang merasa keberatan.

"Dia ini adik kami. Tentu kami tidak merasa keberatan. Malah kami merasa sangat bertanggung jawab padanya." tambahnya.

"Benar seohyunie, jangan sungkan." imbuh sungmin menenangkan. "Justru kami yang merasa tidak enak pada mu. Kau pasti sangat lelah kan. Maafkan kami ya seohyunie." lanjut sungmin.

"Kalau tidak karena dia yang terus terusan mengigaukan nama mu. Oppa tidak akan tega menyuruh mu kesini, seohyunie." ungkap leeteuk sambil menghusap rambut seohyu.

"Kau pasti lelahkan." tambah heechul yang juga merasa bersalah.

"Tidak oppa. Tidak apa." ungkapnya sambil tersenyum. "Justru aku akan marah pada oppadeul jika menyembunyikan kenyataan tentang kyuhyun oppa tengah sakit saat ini." ujarnya menenangkan oppanya.

Para lelaki itu tersenyum. Mereka bahagia, adik mereka yang nakal itu tidak salah dan pandai memilih kekasih. Hubungan mereka yang hampir menginjak usia ke 4 tahun pada tahun ini. Sangat dijaga oleh semua anggotanya baik dari pihak laki laki maupun dari pihak si perempuan. Mereka saling menjaga hubungan adik mereka dari para pewarta media. Bukannya tidak mau mengungkapkan pada dunia. Hanya saja, si laki laki lah yang bersikeras akan mengungkapkannya sendiri jika sudah tepat pada waktunya. Kala itu ada yang iseng bertanya kapan tepatnya waktu itu, dengan santai ia menjawab. 'Tentu saja setelah aku selesai wamil. Dan kami siap untuk melangkah kepelaminan.' Kira kira begitulah ungkapan lelaki itu kala itu.

"Oppadeul sudah makan ?" para lelaki itu menggeleng yang mengundang senyuman remeh wanita itu.

"Lihat, oppadeul khawatir pada kyuhyun oppa. Tapi kalian juga tidak memikirkan kesehatan kalian." sergah seohyun yang membuat para lelaki itu menggaruk kepala mereka yang tidak gatal.

"Bahkan kegiatan kalian juga sangat padat. Bagaimana bisa kalian melalaikan makan malam." desah seohyun kesal. Wanita itu memang akan sangat cerewet jika menyangkut tentang kesehatan.

Story Of My Life Donde viven las historias. Descúbrelo ahora