3. A Little Too Late (Changsub)

Start from the beginning
                                    

Hyejin hanya tersenyum menanggapinya. Changsub beranjak pergi, dan Hyejin baru tersadar kopinya tertinggal satu gelas di atas konter.

"Ya, Changsub-ah! Kau melupakan kopimu satu lagi!" Hyejin berteriak sambil mengacungkan gelas karton di tangannya.

"Untukmu! Nanti kita ngobrol lagi, Hyejin-ah!" ujar Changsub tanpa berhenti dan menoleh, ia hanya mengacungkan kopinya. Hyejin mendesah, tetapi ia tersenyum menatap kopi di tangannya.

Changsub melirik dari balik bahunya, melihat Hyejin yang tersenyum. Hatinya berdesir. Hyejin tidak tahu bahwa Changsub sengaja datang lebih sering saat giliran Hyejin menjadi kasir. Changsub sengaja berlama-lama di depan kasir, berpura-pura bingung ingin memesan apa padahal dirinya selalu menenggak americano.

Hyejin juga tidak tahu, bahwa sebetulnya Changsub menyukai dirinya.

*

Malam itu, Monolog Coffee tampak sepi pengunjung. Changsub berjalan menandak-nandak memasuki coffee shop itu, tapi kali ini tidak sendiri. Jaebum berjalan di sebelahnya, menatap risih ke arah Changsub yang menurutnya kekanakan.

"Berjalan biasa saja kenapa sih," desis Jaebum saat mereka sudah berada di depan kasir. Changsub memanyunkan bibirnya.

"Ya, Im Jaebum! Kalau bahagia itu kau tertawa, kalau sedih kau menangis. Tapi lihat, kau hanya punya satu ekspresi sepanjang aku mengenalmu. Cih, dasar kaku." ujar Changsub, kemudian berpaling ke arah Hyejin yang memperhatikan mereka berdua, penasaran.

"Perkenalkan, Hyejin-ah, ini sahabatku yang paling kaku di dunia. Im Jaebum." ujar Changsub sambil merangkul Jaebum di sebelahnya. Dengan sekali sentak, Jaebum terlepas dari rangkulan Changsub. Ia berdeham dan mengulurkan tangannya.

"Ah, ne. Kim Hyejin-imnida." Hyejin menyambut uluran tangan Jaebum.

"Im Jaebum. Senang berkenalan denganmu, Hyejin-ssi."

"Ya, kalian hanya terpaut dua tahun. Tidak perlu bicara formal begitu." Changsub mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya. Hyejin tertawa lagi.

"Kalau begitu, boleh aku panggil Jaebum oppa saja?" tanya Hyejin sambil tersenyum manis. Meski tahu bukan untuk dirinya, tetapi jantung Changsub kembali berulah. Ah, dasar gampangan kau, rutuk Changsub pada jantungnya.

"A-ah? Ne." jawab Jaebum yang sepertinya agak kaget melihat keagresifan Hyejin.

"Hyejin-ah. Hatiku terluka. Kenapa kau tidak memanggilku oppa juga?" tanya Changsub pura-pura meremas dadanya. Hyejin mendengus.

"Kau itu tidak cocok dipanggil oppa, Lee Changsub." jawab Hyejin telak-telak. Changsub cemberut. "Jadi kalian mau pesan apa?" tanya Hyejin menghiraukan akting Changsub.

"Aku cappuccino saja." ujar Jaebum singkat. Hyejin mengangguk, tatapannya beralih kepada Changsub.

"Apa-apaan itu, cappuccino? Orang sepertimu lebih cocok meminum espresso.. Tunggu dulu, ah, aduh. Sepertinya aku harus ke kamar kecil. Hyejin-ah, aku pesan dua seperti biasa, nanti aku kembali!"

Changsub melesat sambil terbungkuk-bungkuk, tangannya berada di atas perutnya. Hyejin tertawa terbahak-bahak melihatnya.

"Oppa, apa dia selalu begini jika bersamamu?" tanya Hyejin sambil menghapus air matanya. Ia terlalu geli melihat polah Changsub.

"Ah? Ya.. Dia memang seperti itu." jawab Jaebum. Hyejin berbalik untuk mengambil pesanan Jaebum.

"Kau duduk saja oppa, nanti kuantar." Hyejin kembali tersenyum manis. Jaebum menggaruk kepalanya yang tidak gatal, merasa awkward, dan akhirnya beranjak untuk duduk di salah satu sofa.

Way Back Home ✔Where stories live. Discover now