♥♥♥

2.7K 256 11
                                    

♡Yoona POV

     Kesalahanku yang menyukainya, dirinya yang merupakan sahabatku, sahabat terbaikku. Berkatku, hubungan kami menjadi seperti ini, retak tak berbekas, tanpa sisa. Kami hidup seakan tak saling kenal. Tak lagi sapa menyapa. Ya, ini semua memang salahku. Bodohnya aku sampai rela kehilangan sahabatku itu. Aku Im Yoona, gadis terbodoh, ya begitulah menurutku.

     Saat ini aku sedang duduk santai, tepatnya berdiam diri di taman di kampusku. Seorang diri seperti ini terasa sangat sepi, tak lagi seperti dulu, Sehun yang selalu menemaniku. Kusesali itu, sangat menyesalinya, tapi tak ada yang bisa kulakukan, apapun itu, seperti saat ini. Kulihat Sehun sedang berjalan bersama Joo Hyuk, melewatiku begitu saja, tak sedikitpun menoleh kepadaku. Ya, pantas bagiku menerima itu, Sehun pasti sangat kecewa padaku. Namun, pantaskan perasaan ini disalahkan.

     Aku memilih pulang dan meninggalkan kelasku selanjutnya. Berjalan menuju halte bus dengan malas, tak ada semangat dari setiap langkahku, bahkan keningku hingga mencium pohon yang tak bersalah berkat ketidakpedulianku terhadap keadaan disana. Mahasiswa yang berada disekitarku pada menertawaiku. Kupilih untuk tidak menghiraukan mereka. Aku terus melangkahkan kakiku. Tapi, darah mengalir menyentuh bibirku. Rasa yang aneh. Dengan cepat aku seka dengan punggung tanganku.

     Kini malah air mata yang mengalir. Aku semakin merasa kesepian. Kusadari itu, aku sangat merindukannya. Air mata terus mengalir, sulit untukku mengontrolnya. Tidak mungkin untukku menaiki bus, pasti akan semakin banyak orang yang menertawaiku. Ya, menurutku begitu. Aku pun memilih menaiki taksi.

     Tempat penitipan hewan, satu-satunya tempat persembunyianku disaat bersedih. Dulunya aku sering menyinggahi tempat ini, tentunya bersama Sehun, tapi kini hanya diriku seorang sendiri. Pemilik tempat itu juga sudah sangat mengenalku, aku bahkan sudah menganggapnya seperti bibiku sendiri. Terkadang aku membantunya merawat anjing atau kucing yang ada disana, dan terkadang hanya merenung diatap. Dan kini, aku memilih merenung di atap yang selalu sepi, hanya suara bisikan angin yang terdengar malu-malu.
     "Apa kau sedang patah hati? Siapa pria yang telah menyakitimu?" suara itu mengagetkanku.
     "Imo.."
     "Ceritakan padaku.." ia mengelus rambutku pelan. "tapi, kenapa aku tidak melihat Sehun, kemana dia?" aku tidak bisa menjawab.
     "Kalian bertengkar?" Tanyanya kepadaku. aku mengangguk. "wae? Apa yang telah terjadi? kenapa kalian sampai bertengkar? Bukankah kalian bersahabat dengan baik."
     "Imo, aku menyukai Sehun, apa itu salah? Beberapa hari yang lalu aku telah mengakui perasaanku padanya." kulihat Imo menatapku dengan matanya yang dipaksakan agar terlihat besar. "namun semenjak itu, Sehun tak pernah lagi menegurku."
     "Kau mengatakannya secara langsung?"
"Ani, aku menyelipkan surat pada buku catatannya ketika kami sedang membaca buku di perpustakaan. Imo, Sehun pasti sangat kecewa padaku." ucapku seperti berbisik, tak lagi memiliki semangat.
     "Hingga saat ini kalian belum juga bertegur sapa?" aku menggeleng lemah. "aku tidak yakin bahwa dia sedang marah padamu, mungkin saja dia belum membacanya." kata Imo dengan yakin.
     "Maksud Imo?"
     "Kurasa apa yang ada pikirannya jauh berbeda dengan apa yang sedang kau pikirkan." aku terdiam, menatap Imo seraya memikirkan perkataannya.


♡Sehun POV

     Sapu tangan itu kubuang ke tempat sampah. Ya, aku kecewa pada diriku sendiri, aku telah membiarkan Yoona begitu saja. Dapat kulihat dengan jelas hidungnya yang berdarah, dan juga air mata yang mengalir diwajahnya yang imut itu. Aku benar-benar kesal, bagaimana mungkin aku tetap berdiri dengan tenang seperti ini tanpa menghampirinya. Tidak, kurasa tidak untuk saat ini.

     Sebenarnya, apa yang salah pada diriku? Sahabat terbaikku mengakui perasaannya kepadaku. Ya, aku sudah membacanya. Sesungguhnya aku senang membaca pengakuannya itu, tapi kenapa aku menjadi kaku terhadapnya dan malah berusaha menghindarinya? Yoona pasti mengira bahwa aku sedang marah kepadanya.

LOVE (Oneshoot)Where stories live. Discover now