11. Membuat Dialog yang Menarik"

Start from the beginning
                                    

#A2a: Kalau mau ganti aku di setiap kalimat baru. Bikin diksi aja. Karena memang aku ini gak bisa diakali dg nama kamu, dia, dst. Bisanya hanya lebih dipotong. Jika gak perlu. Yg banyak ini bagian akhir, -ku pasti kan?

Tanganku. Jika udah jelas tangan itu milik aku. Gak usah kasih -ku.

#ContohA2A.1

"Kau cukup untuk jadi pecundang jalanan, Jerk!"
Seriuan itu sampai juga di telingaku. Saat ini, Mom uga ini, itu, sebaiknya diganti apa.
Ini, itu: bisa diganti langsung dengan apa yg dimaksud say. Ini juga kayak -nya- yang tanpa sadar penulis banyak masukin ini.

#ContohA2A(1)

"Kau cukup untuk jadi pecundang jalanan, Jerk!"
Seriuan itu sampai juga di telingaku. Saat ini, Mom sedang adu mulut dengan lelaki yang merampas kebahagiaannya. Dia Jerk, Ayah angkatku.

Pekerjaannya sebagai pecuri ulung selalu membuat keluargaku dalam masalah. Misalnya saja, minggu lalu. Mom harus rela menghabiskan uang bulanannya untuk menebus Jerk dari penjara.
Sial! Jerk seharusnya tidak ada di sini. Hudup di tengah-tengah keluarga kami. Menjadi benalu dan memanfaatkan uang Mom. Tanpa memikirkan, Stef... adik malangku yang harus bekerja paruh waktu untuk melanjutkan kuliah.

#ContohA2A(2)
"Lo itu banci! Makanya sampai sekarang lo nggak laku. Nggak ada satu cewek pun yang mau ama elo!" teriak Almon tepat di telinga Cokelat.
"Sekali lagi lo bilang gue banci. Gue patahin leher lo, ngerti?" Cokelat memandang mata hazel Almon yang melotot.
"Lo... lo mau latahin leher gue? Coba aja kalau lo berani... sini!" tantang Almon percaya diri.
Dia tahu... jika Cokelat hanya menggertak. Itu sebabnya sampai saat ini Almon masih dalam keadaan baik-baik saja. Mengingat, berapa sering keduanya adu mulut karena masalah sepele.
"Lo--"
"Udah deh! Capek gue liat kalian berantem mulu! Kalian tahu, cacing di perut gue sampai kena busung lapar karena pertengkaran kalian! Udah... berantemnya pending dulu." Vanilla menarik tangan Almon dan Cokelat kuat-kuat. Ketiganya berjalan terseok menuju warung Mang Corneto.

#Q3: Kak, dalam menulis cerita mewujudkan apa yang dirasakan oleh si tokoh yang lebih terasa feelnya pakai dialog apa narasi ?
Kalo untuk apa yang dilakukan si tokoh bagusnya pakai dialog apa narasi ?
Terus gimana caranya bikin narasi panjang tapi menarik ?

Maaf mungkin terlalu banyak pertanyaannya..

A3:
Ini tergantung say... kamu ambil pov apa.. pov1, 2 / 3.
Narasi panjang dan menarik... biasanya yg ada diksi di dalamnya... lungkik2 kayak alis sahrini... mau contoh juga kah?

#ContohA3A(1)
Alina duduk terpaku, mengulang kembali kejadian beberapa waktu lalu. Seharusnya, dia tidak ke sana. Ke tempat di mana suaminya mendua. Seharusnya, dia tak perlu datang berkunjung. Tatkala wanita itu tengah merayu.
Dia tahu dia salah... tidak memberikan hak yang pantas untuk Adam. Dia tidak pernah bisa memberikan Adam keturunan. Namun terlepas dari itu, pantaskah Adam berdalih jika keturunan membuatnya menjadi seorang peselingkuh?
Alina tergugu, mata hitamnya menampakkan kilat marah. Saat Adam berdiri di hadapannya.
Dia tak pernah tahu, kenapa Adam sampai hati melakukan itu.
"Maafkan aku, Lin." ucap Adam menatap istrinya yang terdiam. Dia tahu dia salah. Seharusnya, dia tak terbuai dengan rayuan Rosa. Adam hendak menggenggam bahu Alina. Tapi, nyalinya ciut. Dia takut menyentuh istrinya malah akan membuat Aliana sakit. Sakit karena ulahnya. Sakit karena pengkhianatannya. Terlebih... dengan dalih kekurangan sang istri.
"Kamu bebas, Dam... silakan nikahi Rosa. Aku ikhlas." Adam mematung. Matanya memanas mendengar ucapan istrinya. Menikahi Rosa? Bahkan, di dalam mimpi pun Adam tidak menginginkannya. Dia hanya cinta Aliana. Dia hanya ingin Aliana. Dia tak mau siapapun selain Aliana, istrinya.
Adam menangis di pangkuan istri. Lidahnya kelu... suaranya enggan mau membantu. Dia ingin Aliana tahu. Jika Adam mencintai Aliana. Ya... hanya Aliana, istrinya.

#Q4: Kalau gaya penulisan mungkin lebih kenyaman sipenulis kali ya kak. Denger2 tiap orang punya ciri khas tersendiri gaya tulisannya.

A4
#KakPutri Nah iyaa... gaya penulisan tergantung penulis.. kadang mau gaya beda...balik lagi ke kebiasaan. buat teknik ku gak bisa jawab. Tapi menurutku beberapa ini bisa jadi pegangan buat penulis kak vi
1. Tema, judul dan isi cerita harus singkron. (Gak mungkin judulnya teletubies isinya sinchan) biar pembaca gak roaming.
2. Untuk bab awal, buat semenàrik mungkin. Karena di bab tersebutlah sebagai kata pengantar kita ke pembaca. Seolah kita sedang membujuk mereka agar tertarik dengan cerita kita selanjutnya.
3. Sudut pandang harus konsisten. Jangan awalnya buat sudut pandang orang pertama, kemudian jadi pov 3 dalam satu paragraf.
4. Tentukan setting dibdalam novel. Ini mencakup semuanya ya.. harus konsisten dan dibuat se real.mungkin kalau bisa. Nah di sini penulis biasanya harus riset.
5. Buat dialog semenarik mungkin. Agar pembaca tidak bosen dengan hal monoton.

#KakMeow: Kalau teknis yg saklek mungkin kayak tanda baca, kata sambung, tanda baca, kayak gitu. Kalau teknik feel lebih kompleks lagi #bhaks

#KakAida: Aku taunya cuma metode show ama tell buat tulisan. Hik, hik, hik Show kalau ga salah lebih ke penggambaran secara detail, jadi di jelasin suasananya. Tapi aku ga bisa kasi contoh.

#KakMeow: Show : menjelaskan lebih detail, tell : penjelasan singkat.

Setahuku gitu, Kak.

#TimnasJuara

Wassalamu'alaikum....

Semoga ilmunya bermanfaat dan berkah. AAMIIN.

Kelas Menulis The WWGWhere stories live. Discover now