"Kau akan diawasi oleh Sai selama berada di sekolah," ucap Sasuke.

"Jangan salahkan aku jika sekolah ini hancur, Uchiha!" Desis Ino lalu pergi.

"Aku pusing," ucap Sasuke.

"Berurusan dengan pemberontak memang membuat pusing," balas Sai tiba-tiba.

"Kau yang memulainya, Sai."

"Lalu kenapa kau tidak menghukumku?"

"Itu hukumanmu, Sai. Aku tahu kau sangat tidak menyukai Yamanaka."

•••

Sasuke sampai di dalam kamarnya.

Setelah mandi dan ganti baju, ia berdiri di balkon untuk menghirup udara segar. Ia memutar lagu tentang seseorang yang merasa gagal dan bersalah.

Sambil mendengar alunan musik yang menyayat hati itu, Sasuke ikut bersenandung, menghayati setiap bait liriknya.

"Aku tahu, aku memang jahat. Maafkan dosa-dosaku. Aniki.. Maafkan aku, aku mengecewakanmu, aku ingin bertemu denganmu," ucap Sasuke sedih.

Seseorang menepuk pundak Sasuke.

"Ada apa, Dobe?" Tanya Sasuke.

"Galau terus kau ini, bosan aku melihatnya. Aku tahu apa yang bisa membuatmu terhibur!" Seru Naruto.

Sasuke memandangnya malas.

"Aku tahu kenapa Sakura tidak hadir di sekolah. Dan pasti kau penasaran, kan?" Tebak Naruto.

"Tidak. Aku sudah tau," balas Sasuke dingin.

"Eh, kau tidak mau menjenguknya?" Tanya Naruto.

"Maksudmu? Menyelinap ke asrama putri? Kau gila, heh!" Balas Sasuke sambil menjitak Naruto.

"Ittai! Kan kita punya hak khusus untuk ke sana! Lagipula, apa salahnya menjenguk teman yang sakit?!" Balas Naruto.

"Kau saja. Aku tidak mau ia marah jika melihatku. Bisa-bisa gedung asrama hancur olehnya," balas Sasuke.

"Sasuke."

"Hn?"

"Menurutmu, apa Sakura akan memaafkanmu? Kau mungkin salah langkah Teme," ucap Naruto.

"Mungkin," balas Sasuke.

"Atau memang sebenarnya aku tidak pernah melakukan hal yang benar padanya."

•••

Esoknya, Sakura kembali beraktivitas di sekolah.

Anehnya, Shion sekarang tidak mencari-cari masalah lagi dengannya.

Hal yang bagus sekaligus mencurigakan.

Akhir-akhir ini, Sakura malas sekali berada di kamarnya sendiri.

Seperti ada kutukan di kamarnya. Setiap ia masuk ke kamarnya, ia merasa pusing.

Mungkin inilah yang mencurigakan. Apa yang Shion lakukan terhadap dirinya? Apa dia mempraktikkan ilmu hitam?

Ia selalu merasa lelah, lalu diikuti dengan nyeri kepala. Ia hanya akan tenang jika berada di luar kamarnya saja.

Ia jadi merasa miris. Di mana lagi ia mendapatkan ketenangan selain di kamarnya sendiri? Ia seperti tidak memiliki tempat lain untuk menyendiri.

Apakah karena ia terlalu lama berlarut dalam kesedihannya sehingga tidak bisa menemukan tempat lain yang mampu memberikannya ketenangan?

Entah sampai kapan hidupnya akan terasa berat seperti ini. Sejak Sasori pergi dari rumah, hidupnya berubah. Seperti kehilangan separuh dari dirinya.

Bahkan Sakura akan memaafkan Sasuke jika Sasuke dapat membawa Sasori kembali. Ia hanya bahagia ketika bersama kakaknya. Mungkin bersama temannya juga memberinya kebahagiaan, tetapi kehilangan Sasori membuatnya merasa tidak hidup.

Kalau bukan karena teman-temannya juga, mungkin ia sudah tidak mau hidup lagi. Ia tiba-tiba teringat masa kecilnya, di mana Sasori selalu melindunginya karena dulu saat ia kecil, ia sangat lemah.

Bahkan ia selalu menemukan kekecewaan dari sorotan mata kedua orang tuanya karena tubuhnya yang lemah ini. Tapi suatu hari, ia mengalami kecelakaan dan tiba-tiba ketika ia bangun, ia merasa lebih kuat.

Saat itulah ia mendapatkan somnium. Kekuatan asing yang tiba-tiba memasuki tubuhnya. Tidak ada yang mengatakan alasan kenapa ia tiba-tiba memperoleh sebuah kekuatan yang hebat.

Dan karena itulah ia merasa senang, pertama kali dalam hidupnya ia bisa berdiri bersama kakaknya. Sebelumnya, ia hanya bisa menatap punggung kakaknya.

Akhirnya, ia ingin bertambah kuat. Agar bisa bertemu kembali dengan kakaknya dan mengatakan bahwa kakaknya tidak perlu melindunginya lagi karena sekarang ia sudah kuat.

TBC

Magical Academy : Konoha GakuenOnde histórias criam vida. Descubra agora