Part 1 (are you kidding?)

7K 587 29
                                    

Konten mengandung beberapa kata kasar demi kebutuhan cerita

Typo(s)


Yoona tak dapat tidur dengan tenang, setelah mendapat beban berat untuknya hari ini, dan sialnya karena satu orang yang tak mau ia sebutkan namanya.

Yoona berbalik ke kanan dan ke kiri di ranjang tidurnya. Memejamkan mata namun tak dapat terlelap. Sebesar inikah efek dari si brengsek Oh?! Padahal tubuhnya ini butuh istirahat karena seharian mendapat banyak pasien.

"Argh!!! Apa yang kau lakukan Oh?! Aku benci padamu!!" Yoona berteriak dengan kencang sambil menjambak rambutnya frustasi. Terdapat lingkaran hitam semu di sekitar matanya

"Argh!! Aku hanya ingin tidur!!"

"Yoona!!! Ini sudah malam!! Kau jangan berteriak seperti itu!! Jangan seperti di hutan!!!"
Suara Ibunya mengintrupsi kegiatan Yoona yang berteriak tak kenal waktu dan tempat.

"Mianhae eomma" Dan bersamaan dengan itu ia menarik selimut dan memejamkan matanya takut ibunya menyemprotnya lebih banyak lagi

.
.
.
.
.
.
.

"Sehun!! Kau hari ini ikut?" Jinyoung, salah satu sahabat Sehun yang selama ini menjadi teman seperjuangannya hingga hari ini.

"Tidak. Aku tidak berselera dengan itu lagi. Lagi pula nanti ada urusan" urusan dengan dokter Im' lanjut Sehun dalam hati dengan tersenyum misterius

"Kenapa kau tersenyum seperti itu? Oh?! Atau jangan-jangan kau akan ke club malam dan ingin bermain dengan para wanita-wanita murahan di sana?" Sehun mendengar itu memutar bola matanya malas. Oh ayolah, walaupun ia itu suka membuat keributan, berkelahi dengan orang lain, dan terkadang mengikuti balapan liar tapi untuk menginjakkan kakinya di tempat seperti itu ia tak mau. Meski  ia menjadi seorang yang sangat dikagumi oleh banyak wanita, ia bukan tipe playboy ataupun penikmat wanita dalam semalam. Ia pantang melakukan itu.

Sehun memukul kepala Jinyoung dengan cukup keras, ia harus memperbaiki otak konslet sahabatnya ini. Dia tak mau mendapat teman gila dengan otak miring.

"Sudahlah,daripada kau menggunakan otakmu untuk berfikiran aneh-aneh dengan fantasi liarmu, bukankah kau lebih baik fikirkan tugas-tugasmu yang menumpuk?" Sehun memberi ceramah kurang tepat, tak sadar bahwa dirinya sendiri sama saja dengannya.

"Tuan Oh, kenapa tidak berkaca terlebih dahulu? Kau harusnya mengurusi dirimu dengan benar dulu. Kalau kau sudah benar, barulah kau bisa menceramahiku dengan memberi petuah-petuahmu" Jinyoung berbicara panjang lebar kepada sahabat tampannya yang sebenarnya pintar tapi malas dengan mengelus-elus punggungnya dan menepuknya pelan. Ia tak mau menggunakan pukulan karena pasti Sehun membalasnya dua kali lebih kejam, entah itu teman ataupun lawan.

"Hm..aku akan mengerjakannya..."

Jinyoung terkejut. "Benarkah?!"

"Suatu saat" jawab Sehun dengan mudah

"Cih..dasar pembohong, pemalas"

"Berkacalah pada dirimu juga Park?!"

"Aku tampan kalau kau mau tau Oh!!"

.
.
.
.
.
.
.

Yoona membereskan seluruh pekerjaannya sebagai dokter untuk yang terakhir kalinya-untuk sementara waktu- dengan mulut yang tak henti menggerutu. Seluruh pasiennya yang datang untuk berobat hanya mengerutkan keningnya, bingung dengan kondisi kesehatan dokternya. Takut salah memberi resep mungkin ada. Tapi mereka berusaha memakluminya walau agak sulit.

Why Must Me? (END)Where stories live. Discover now