But if I
Really want a change
Then I must admit
That I'm the one to blame

Adelle kembali ke masa itu. Pikirannya melayang ke satu masa lalu di hidupnya. Dirinyalah yang patut disalahkan. Dialah satu-satunya orang yang pantas dihukum. Tapi kenapa ia tidak?

Oh, anything is better than this
I know
Anything is better

Apa segalanya menjadi lebih baik sekarang?
Untuknya?
Untuk keluarganya?

Pikirannya kembali ke masa kini saat ia mendengar kembali tepuk tangan itu. Ia membuka mata dan kembali bersitatap dengan mata itu. Dan Adelle yakin, mulai malam ini, mata itu akan mengganggu tidurnya.

*****

Mike merengut sebal pada Gabriel yang berlari dengan cepat ke bagian belakang cafe. Dibandingkan dirinya dan Andra, Gab memang lebih akrab dengan Karl. Itu karena Gab jauh lebih sering nongkrong di cafe daripada di rumah sakit sehingga dia lebih mengenal Karl daripada mereja berdua. Hah, dokter macam apa dia itu!

"Ada apa, Mike?"

Ia mengerutkan alis pada Andra. "Ada apa, apa maksudmu?" Tanyanya tak mengerti.

Andra terkekeh dan menyesap minumannya. "Kau tampak terganggu saat Gab bilang ingin mengenal penyanyi itu."

Sial! Ia lupa akan jelinya Andra. Bahkan hanya dengan satu pengamatan kecil, pria itu akan tahu.

"Tidak," Mike menjawab gugup seraya meminum sodanya.

Andra terkekeh. "Kau naksir penyanyi muda itu juga?"

"Tidak!" Ia berteriak dengan cepat.

Apa-apaan sih Andra ini? Tidak ada kata cinta dalam kamusnya. Cinta itu hanya satu hal bullshit yang membuat orang bertindak dengan bodoh. Satu hal yang bisa membuat orang kehilangan akal sehatnya. Seperti ibunya.

"Lalu kenapa kau seperti kebakaran jenggot begitu melihat Gab mendapat mangsa baru? Kita kan sudah hapal tingkah Gabriel, Mike."

"Aku... hanya ..."

Ia menggeleng dan kembali meminum sodanya. Andra benar. Ini bukan urusannya. Hanya karena gadis itu mirip Erika, bukan berarti Mike harus peduli. Bukan urusannya sama sekali.

"Sial!" Gab datang dengan bersungut-sungut. "Masa Karl melarangku berkenalan dengan si keriting tadi!" Gerutunya kesal sambil menyesap margaritanya.

Diam-diam Mike menarik napas lega. Okey, ia sudah bilang ia tidak akan peduli. Ia hanya ... lega mungkin?

Andra tertawa. "Karl tahu sepak terjangmu dengan wanita, sobat. Dia hanya melindungi pekerjanya."

"Tapi aku ..."

Mike tidak lagi mendengar apa yang Gab ucapkan karena matanya kembali tersihir oleh gadis kecil itu.

Gadis itu kembali berdiri di atas panggung. Wajahnya sedikit memucat saat mereka bersitatap. Dia tersenyum gugup pada temannya dan kemudian memejamkan mata. Dan Miks semakin tak bisa berpaling saat suara indah itu kembali mengalun.

Ya Tuhan, suaranya adalah benar-benar untaian nyanyian bidadari. Mike jarang mendengarkan musik, ia tidak tahu siapa penyanyi yang sedang hits saat ini, tapi ia jelas bisa membedakan mana suara yang indah dan mana suara yang tidak. Dan suara yang sedang terdengar sekarang lebih dari indah.

Mata gadis itu terbuka begitu dia selesai menyanyi dan mereka kembali bersitatap dalam diam. Dan Mike tahu, ia tak akan pernah bisa berpaling lagi dari mata itu.

.....

Esok paginya, Mike  melompat dari kasur dan sembarangan meraih baju. Ia kesiangan! Sial!
Ia tidak pernah bangun kesiangan sebelumnya. Padahal ia ada jadwal operasi satu jam lagi!

My Doctor, My Guardian AngelWhere stories live. Discover now