2

574 17 2
                                    

Hari ini adalah pagi yang cerah..
Matahari seperti tersenyum padaku dari ufuk timur..
Seperti menyemangatiku untuk mengawali hari ini..

Akupun bangun dari tempat tidur dan langsung menyiapkan baju seragam ku. Tak lupa aku menyiapkan perlatan baju ku, maksudku seperti dasi, ikat pinggang, pin sekolah dan tak lupa topi!.
Lalu aku menuju kamar mandi, dan melakukan rutinitasku seperti biasa.

Kini, aku sedang berada di depan gerbang sekolah. Mamaku selalu mengantar jemputku. Selalu. Aku anak mami? Oh tentu bukan.. Aku bukan anak mandiri yang bisa berangkat sekolah sendiri juga.
Aku hanya anak normal, mama ku yang selalu ingin mengantarkan aku.

Saat aku berjalan menuju ke kelas.. Tiba tiba dari kejauhan aku melihat Nopal. Ah shit! Kenapa ada orang itu?!
Jantungku berdebar tidak karuan..
Beginilah aku, bertemu dengan orang yang baru saja aku kenal, aku pasti akan deg degan..
Sesantai mungkin aku berjalan didepannya..

Tiba tiba, ada yang memanggilku, "Chel" ucapnya. Refleks, akupun membalikan badan lalu tersenyum,
"nanti malem lanjut ya" ucapnya tersenyum sambil menatap wajah ku.
Blush
Lalu aku hanya menjawabnya dengan tersenyum. Tersenyum paksa.
Ya ampunn wajahku kini memerah..
Kenapa ini? Kurasa aku tidak pernah seperti ini sebelumnya.
Kalau bukan karena mantan sahabatku, aku tidak pernah se salting ini.

Akupun melanjutkan perjalananku menuju ke kelas. Dan memulai pelajaran seperti biasanya.

Malam ini, seperti yang dibilang olehnya, dia mengechatku.
Nopal Abimanyu
PING!!!

Michelle Safna. A.
Yaa?

Nopal Abimanyu
TOD lagi?
............

Dan ya, kami pun mengobrol dengan asyik hingga lupa waktu.. Selalu..

^^^^^^^^^^^

Entah sudah berapa lama kami selalu seperti ini setiap malam..
Tapi yang jelas, aku senang..
Sangat senang lebih tepatnya.
Hatiku yang dulu sepi, kini berganti menjadi ramai. Rasa ini, seperti rasaku pada mantan sahabatku.
Apakah?? Entahlah..

Seminggu sudah kami seperti ini. Kemarin malam, dia menyatakan rasanya padaku. Senang? Tentu.
Tapi, hatiku berkata lain, aku lebih mementingkan sekolahku daripada dia. Menyesal? Tidak, atau.. Belum?

Sejak saat aku menolaknya, dia makin menjauh. Dan kini, kami tidak pernah mengobrol satu kata pun. Ya, tidak pernah satu katapun.
Hampa? TENTU! Hatiku hampa lagi. Hampa lagi, lagi, dan lagi..
Hari hariku kini tidak secerah seminggu lalu..
Aku hanya dapat melihat dia dari kejauhan.

Hari hari mulai kulalui seperti biasanya..
Akupun mulai melupakannya.

Ku hanya memperhatikannya dari jauh, melihatnya tersenyum, tertawa bersama teman temannya di depan kelasnya. Ku hanya melihatnya sambil tersenyum. Ikut bahagia. Aku "belum" tau apa rasanya cinta, karena itulah aku menolaknya. Jujur, aku belum pernah pacaran dengan serius. Pernah pacaran sih, tapi hanya sekali itupun hanya 11 jam dan terpaksa kuterima karena paksaan dari kedua temanku. 

"Cinta memang tidak bisa dipaksakan". Dia bukan tipeku. Sama sekali bukan. Maka itu, aku tidak bisa membuka hatiku untuknya. Banyak cowok yang sudah menyatakan cintanya, banyak sekali. Bahkan, dikelasku dulu saja ada lebih dari 7 orang laki laki yang ketahuan suka padaku. 3 diantaranya malah blak blakan soal itu. Huft!

Lama kelamaan, aku mulai kecanduan memperhatikannya, menstalk tentang dirinya, hingga menyelidiki sekolahnya dulu, nilai nilainya. Aku menjadi gila karenanya. 

Sering kuukir namanya di kertas, pasir bahkan kuukir dimeja. Inisialnya. 

Hmm.. 

Waktu memang selalu berjalan sangat cepat bukan? Kini, aku sudah tidak peduli lagi dengannya. Biarlah dia ingin balas dendam padaku, biarlah jika dia ingin apapun sesukanya. Yang kutahu, aku tidak peduli lagi padanya sekarang. Bodo amat.

He.Where stories live. Discover now