Part 1 - Manusia Sempurna

4.2K 375 72
                                    


Suasana pagi ini begitu cerah. Gadis cantik berumur dua puluh delapan tahun ini selalu merapikan tempat tidurnya sebelum ia pergi ke kamar mandi. Melakukan rutinitas dengan teratur adalah prinsipnya, hal-hal yang tidak berjalan sesuai aturan akan membuatnya merasa geram. Disiplin dan prinsip adalah prioritas dalam hidupnya.

Perabot yang cenderung berwarna senada menandakan bahwa gadis ini memiliki gaya hidup yang terbilang simple. Putih, abu-abu dan hitam adalah warna favoritnya. Tidak ada yang lebih baik dari itu menurutnya.

Ia memutuskan berdiri dihadapan cermin dahulu sebelum masuk kekamar mandi. Ia melihat dirinya begitu cantik disana, setidaknya itulah yang ia dengar dari mulut semua orang selama hidupnya. Alis yang sudah rapi sejak lahir, warna kulit yang putih bersih, rambut kecoklatan yang tergerai indah dan tubuh yang proporsional membuatnya menonjol dari gadis kebanyakan.

Sayangnya tidak ada satupun orang yang bisa membuatnya memiliki alasan untuk menerima tawaran sebagai Idol maupun aktris. Mereka terlalu palsu, pikirnya. "Gadis yang bermulut tajam sepertiku akan menghancurkan semua orang. Jika aku uncul di TV maka aku akan menyebabkan kekacauan," kalimat itulah yang menjadi andalannya saat ada orang yang menawarinya sebagai artis asuhannya. Setidaknya sekitar dua puluh atau bahkan lebih orang yang dibuat kecewa dengan perkataanya itu. Saat sudah puas mengamati kecantikannya sendiri, ia memutuskan untuk masuk ke kamar mandi.

-------------------------------------------------------------------------------------

"Dimana cucuku?" tanya nenek yang bernama Yoon Yeo Jung ini.

"Dia pasti sedang bersiap ibu," jawab Sung Ryung sembari memasukan worte kedalam sayur yang ia masak. "Dia adalah gadis pekerja keras, dia tidak mungkin bangun kesiangan."

"Tentu saja, dia kan cucuku. Kalau bukan karena dia, kita tidak mungkin bisa menikmati fasilitas mewah seperti ini kan. Dia membukakan toko pakaian untukmu dan itu hasil dari kerja kerasnya selama ini kan?"

"Kau benar ibu," jawab wanita itu yang masih berkutat dengan sayur buatannya.

"Ayahmu memang tidak meninggalkan banyak harta untuk kita, tapi aku sangat bersyukur setidaknya masih ada Yoona yang sangat pandai dalam mengelola bisnis dan juga pekerjaannya. Meskipun dia tidak dibesarkan oleh sosok ayah, tapi aku rasa Yoona tidak membutuhkan itu semua untuk menjadi gadis yang tangguh."

"Kau benar ibu," mata wanita itu sedikit berair.

"Selamat pagi!" Yoona datang menghampiri dan mencium pipi neneknya. Kemudian beralih ke ibunya dan menciumnya juga.

"Apa menu pagi ini?" tanya Yoona dengan penuh semangat.

"Sayur wortel dan daging kesukaanmu," jawab ibu dengan penuh rasa kasih sayang.

"Ibu memang ibu terbaik! Aku pasti bisa menyelesaikan pekerjaanku dengan penuh semangat hari ini!"

"Yoona, jangan terlalu giat bekerja. Kau seorang wanita, setidaknya luangkan waktu untuk pergi kesalon atau semacamnya," jawab nenek yang sedikit khawatir kepada Yoona.

Iya memang. Yoona bekerja seperti tidak pernah merasa lelah. "Nenek, itu tidak perlu. AKu sudah cantik sejak lahir, jadi aku tidak memerlukan hal seperti itu." Sebenarnya Yoona merasakan maksud lain dari pembicaraan neneknya. Bukannya takut, hanya saja ia menyimpan tenaganya untuk pekerjaan yang sudah menantinya saja. Yoona memasukkan suapan pertmanya dimulutnya sebagai tanda bahwa ia ingin mengakhiri obrolan basa-basi ini.

"Baiklah," nenek mengabaikan isyarat yang diberikan oleh Yoona. "Bagaimana jika kau mencoba berpikir soal laki-laki?"

"Ibu!" Sung Ryung menggelengkan kepalanya pada ibunya. "Ibu makan ini saja," wanita itu meletakkan daging diatas mangkuk berisi nasi milik ibunya.

The Temple of God, ErosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang