Hermione bergetar, sungguh. Sekarang seluruh sel-sel sarafnya terasa ikut tak berfungsi dalam keadaan seperti ini. Sama persis dengan pikirannya yang seakan-akan buntu bagai menghantam dinding keras tak berujung, dan hal itu tentu saja sukses menguarkan konkatenasi batin tertekan yang semakin membayang suram di benaknya.

Bellatrix berjongkok, masih tertawa-tawa sinting. Pandangannya bergulir menatap Draco yang mengerang kesakitan akibat mantra Cruciatus salah sasaran miliknya yang alih-alih mengenai Hermione, tetapi justru berakhir pada keponakannya sendiri.

"Sorry, my dear nephew ...." Bellatrix memasang wajah sedih berlebihan setelah menjilat pinggiran bibirnya sendiri. Namun, sepersekian detik berikutnya, raut wajah sedihnya itu berubah drastis.

"Hah!" sentaknya tiba-tiba. "Seharusnya ini tak perlu terjadi padamu, Sweetheart," desisnya lagi dalam nada pelan menusuk setelah melayangkan tamparan pelan ke pipi Draco.

"Tapi ...." Bellatrix memainkan ujung tongkatnya di sekitar wajah keponakannya itu. "KAU MEMBELA SEORANG MUDBLOOD!" Tiba-tiba saja ia berteriak dengan pendaran mata yang semakin menggelap marah. Lengkingan suaranya kontan membahana nyaring di hutan itu, menggema menjadi komposit aura mencekam yang berhasil membuat Hermione semakin mengkeret ketakutan.

"Kau tahu seberapa kotornya darah lumpur yang mengalir dalam nadinya, huh?" Kini pandangan Bellatrix bergerilya memandang Hermione di sebelah Draco. Menyentuh pipi halus gadis itu dengan kuku-kukunya yang panjang dan kotor.

"Coba lihat!" Wanita berambut keriting itu kembali menggoreskan kukunya dengan keras ke pipi Hermione, membuat gadis tersebut meringis kesakitan tatkala darah segar mulai menetes perlahan dari kulit pipinya yang kini sedikit terbuka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Coba lihat!" Wanita berambut keriting itu kembali menggoreskan kukunya dengan keras ke pipi Hermione, membuat gadis tersebut meringis kesakitan tatkala darah segar mulai menetes perlahan dari kulit pipinya yang kini sedikit terbuka. Bellatrix tertawa melengking.

"Lihatlah, Draco," wanita itu berkata jijik, kembali mendesis sebelum kemudian menjilati ujung tongkatnya selama beberapa saat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lihatlah, Draco," wanita itu berkata jijik, kembali mendesis sebelum kemudian menjilati ujung tongkatnya selama beberapa saat. "Betapa kotornya darah gadis mudblood kesayanganmu ini. Inikah yang kau inginkan, eh? Karenanya kah sampai kau dengan bodohnya rela mengorbankan semua kepercayaan yang telah The Dark Lord berikan padamu, hah?!" Ia membentak Draco di akhir kalimatnya. Namun, pemuda itu hanya bergeming. Tubuhnya masih terlalu sakit untuk melakukan aktivitas apa pun bahkan hanya untuk sekadar berbicara saja menurutnya cukup sulit.

The Ending [Sekuel The Letter]Where stories live. Discover now