Lisa berdiri dan memesan makanan serta minuman.

"Kamu kuliah apa kerja?" Tanya Lisa.

"Kuliah"

"Jurusan?"

"TI"

"Semester?"

"4"

"Wah.. Kita sama. Kalo aku juga kuliah semester 4 tapi jurusan Ekonomi Bisnis" ucap Lisa berbinar.

"Ga nanya"

"Astaga, Jen. Kok kamu jahat sih ngomongnya" ucap Lisa sedih.

"Lebay"

"Rumahmu dimana?"

"Ditinggal"

"Iya juga. Posisinya?"

"Daratan"

"Hadeh.. Sering kesini?"

"Ga juga"

"Maen game apa?"

"Bukan urusanmu"

"Siapa tau kita bisa tanding"

"Gamau"

"Ini novelmu?"

"Iya"

"Aku baca ya"

"Hmm"

Merasa tidak menarik, Lisa menaruh kembali novel Jennie.

Makanan dan minuman datang. Lisa menikmatinya sambil memainkan hpnya.

"Kok diem?" Tanya Jennir menatap Lisa. "Kamunya ga suka aku ngomong" ucap Lisa menatap sayu ke arah Jennie.

"Aku mau pergi. Ada urusan. Minta ID Line kamu" ucap Jennie memberikan hpnya pada Lisa.

Lisa menatap Jennie tidak percaya, akhirnya ia mengetik dan mereka saling berteman.

"Aku pergi dulu" ucap Jennie dan dijawab anggukan oleh Lisa.

Satu minggu berlalu.

"Hoy.. Gimana lo? Gw sibuk banget nih, ga sempet ketemu sama lo" ucap Rose duduk di samping Lisa di kantin kampus.

"Gw gajadi ketemuan. Gw ga suka. Tapi...."

"Tapi apa?"

"Tapi gw dapet kenalan sama cewe cantik. Nih" ucap Nae memperlihatkan poto profile Line Jennie.

"Gileee.. Ini sih cakep, Sa. Kejer lah" ucap Rose. "Pasti. Lo ga liat, gw lagi gencar nih" ucap Lisa dan dijawab anggukan oleh Rose.

Satu bulan berlalu, Jennie mulai membuka diri. Mereka juga sering jalan bersama untuk makan, nonton atau hangout.

"Jen.."

"Hmm.."

"Kamu mah.. Masih dingin aja"

"Ujan"

"Ih.. Bukan. Sikapmu"

"Cantik"

"Bodo amat, Jen"

"Jen.." Panggil Lisa lagi.

"Apa?"

"Makan yuk"

"Belum laper"

"Jen.."

"Yuk" ajak Jennie berjalan menuju tempat makan.

Begitulah keadaan mereka, meski sudah dekat, Jennie tetap bersikap dingin.

Bulan selanjutnya, Lisa mengutarakan perasaannya dan Jennie menerimanya.

"Jen.. Aku mencintaimu. Maukah kamu menjadi kekasihku?" Tanya Lisa. Saat ini mereka sedang berada di pinggir pantai.

"Ya, aku mau" jawab Jennie santai.

"Kok langsung mau?" Tanya Lisa heran.

"Jarang ada yang bertahan dengan sifat dan sikapku" jawab Jennie menatap Lisa.

Lisa tersenyum dan menatap Jennie.
Sejak hari itu, mereka resmi menjadi sepasang kekasih.

Hari-hari mereka lalui dengan bersama-sama. Chat tidak pernah kosong dalam hari-hari keduanya.

Hari ini, setelah menjalin hubungan selama tiga bulan, mereka berencana untuk jalan bersama ke cafe.

Di cafe tempat awal mereka bertemu.
"Jen.. Kamu inget kan gimana awal kita ketemu?" Tanya Lisa.

"Iya. Kamu ngeselin" jawab Jennie terkekeh mengingatnya. "Hih.. Ada juga kamu yang jahara" ucap Lisa dan mendapat pelukan dari Jennie.

"Kok bisa kamu duduk di depanku?" Tanya Jennie yang sudah menyesap minumannya.

Lisa menceritakan apa yang terjadi. Dari aplikasi Tinder, ketemuan, tidak sesuai dan bertemu Jennie.

"Kamu jahat" respon Jennie pertama kali. "Dia mantannya temanku. Wanita superposesif cenderung anarkis. Aku ga suka" ucap Lisa.

Jennie menganggukkan kepalanya.

"Tapi aku bersyukur karena itu aku bisa bertemu kamu" ucap Lisa mengecup pipi Jennie.

"Kamu segitu frustasinya sampe pake Tinder?" Tanya Jennie menatap Lisa heran.

"Hahaha ga gitu sih. Sarannya Rose nih" ucap Lisa lalu mereka tertawa bersama menikmati hari indah mereka.

SOMEBODYWhere stories live. Discover now