Bagian Satu

1K 36 2
                                    

Tubuh tegap itu berada di atas panggung kecil sebuah kafe. Semua pengunjung kafe itu menaruh perhatian kearah depan sana. Lelaki yang berada disana menghela napas sejenak sebelum memulai segalanya. Lirikan mata dari sang pemilik kafe akhirnya membuat lelaki itu memulai sebuah pertunjukkan. Meriah tepuk tangan menjadi pembuka lelaki itu melancarkan aksinya.

Sebagai pemeriah suasana, lelaki itu melambaikan tangan dengan senyuman tipis di wajahnya. 

"Selamat malam semua!  Kenalkan nama gue Faisal. Asli dari Depok."Kata lelaki itu dengan memeriahkan suasana.

Aku terduduk memperhatikannya. Mengambil beberapa moment yang mungkin bisa ia unggah di sosial media miliknya sendiri. Tidak henti-hentinya orang-orang yang berada di kafe ini bersorak riuh. Mereka merasa senang ada hiburan seperti ini, terlebih lagi dihadiri oleh seseorang yang cukup dikenal. 

"Kemarin, gue jalan-jalan ke Monas. Pikir gue disana banyak cewek cakep yang bisa gue jadiin mainan berbie. Gue jalan kan tuh dari bawah pohon dengan wajah memukau. Jalan sampe tengah lapangan yang panas."ucapnya dengan antusias.

Tidak hanya aku, orang-orang lain pun mendengar kisahnya dengan penasaran dan serius. 

"Mata gue menyipit. Ada cewek cakep lagi sendirian disana. Berhubung gue itu orang nya sok-sokan cari perhatian, gue jalan di depan dia. Pas banget jarak 0° tiba-tiba gue buang muka."kata Faisal dengan tertahan.

Mulai ada orang yang senyum mendengar hal itu.

"Dari jauh sih cakep, bohai, seksi, pas dideketin dia pake baju Anak Jalanan. Udah gitu gambarnya si Boy ngelewein gue lagi. Gue kan emosian,  yaudah karena khilap gue tampol aja doi. Bukan dapet cewek gue malah dapet amukan warga karena kasus pelecehan seksual. Mending gue fokus nya ke itunya, jadi nggak rugi banget lah ini gue malah fokusnya ke Boy yang sok kegantengan."

Tawa mulai menggelegar. Tidak hanya aku yang tertawa. Pengunjung yang melihatnya pun tertawa tidak tertahankan. Faisal selalu bisa membuat orang -orang merasakan hiburan ditengah kejenuhannya. Karena itu, aku jatuh hati kepadanya berkali-kali tanpa ia sadari. 

Faisal melanjutkan kisah yang sengaja ia persiapkan untuk acara  siang ini. Sekali dua kali, lelaki itu tidak pernah gagal ketika berakhir. Selalu berakhir dengan bagus.

"Gue Faisal,  sekian."Katanya diakhir pertunjukannya itu. 

Faisal terduduk di sebelahku. Ia menyapa teman-teman nya yang lain. Kadang disaat seperti inilah yang aku nantikan. Bisa melihat wajah kepuasan dari Faisal. Seseorang yang aku kenal sejak setahun yang lalu tanpa sengaja. Hingga saat ini, lelaki itu masih berarti di dalam perjalanan kisahku. Terutama tentang cinta.

"Sal, pacar lo si Nita candid lo banyak banget. Katanya dia mau upload foto lo di instagram. Dia mau minjem hape."Kata lelaki berkacamata yang tidak lain adalah teman satu klub Faisal. 

Faisah menoleh sekilas. Tidak lama lelaki itu menghampiri orang-orang yang mengajaknya untuk berfoto. Ya, pemandangan itu sering kali aku temui ketika kami jalan bersama. Terutama disaat aku menjadi tukang foto keliling dadakan. Rasanya aku ingin pergi dan pura-pura ngambek dengan Faisal. 

"Nit, biasa cowok lo banyak yang godain. Nanti dia juga kemari kok. Oh iya, tadi bahan yang dia bawa itu fiksi."Ucap Adit dengan tertawa usil.

Aku menahan rasa senyumku. Membayangkan bagaimana jika hal itu terjadi dengan sesungguhnya. Membayangkan wajah Faisal bingung dan heran. Itu sungguh menggemaskan. 

Adit kemudian tidak berhenti memanggil Faisak agar bergabung dengan aku dan lainnya. "Sal!  Sini bentar, sibuk-sibuk amat sih."

Faisal kemudian menghampiri kami dengan wajah khasnya. "Bentar gue balesin komen instagram dulu. Hari ini materi gue bener-bener pecah!"

Aku hanya menatapnya dengan diam.Kali ini untuk kesekian kalinya, lelaki itu sibuk dengan urusan pekerjaan nya yang lain. Mengabaikan teman-teman nya yang ingin sekali lelaki itu berkumpul dengan mereka.

"Sal, mau aku ambilkan minum?"Tawarku ketika melihat beberapa peluh yang menetes.

Faisal menjawab tawarku tanpa menoleh kearahku. "Nanti gue bisa ambil sendiri."

Aku hanya mengangguk. Mengikuti segala yang ia perintah. Namanya Faisal Nugraha, dia dikenal sebagai seorang yang cukup pendiam. Kadang dia bertingkah begitu manis, kadang juga bertingkah sebaliknya. Faisal begitu pekerja keras. Tak heran jika ia sering kali memenangkan perlombaan bidang yang ia tekuni. Di dukung dengan wajah yang cukup tampan, tidak heran juga banyak yang mengidolakan dirinya.

"Sal,  besok aku ada kunjungan ke kampus di daerah Jakarta Barat."Ucapku yang kini memulai kembali pembicaraan kepada dirinya.

"Terus kenapa?"katanya dengan nada dingin.

"Aku cuman kabarin kamu hehe"kataku dengan singkat. 

Ada aura kekecewakan yang aku rasakan. Tidak hanya kali ini, berkali-kali dia mengecewakan hatiku. Lelaki yang dikenal suka membuat orang tertawa terkadang membuat rasa sakit yang begitu dalam. Kecewa. Aku tidakpernah berpikiran untuk membencinya. Sekalipun ia mematahkan sakitku dan menaruh luka yang tidak pernah aku rasakan, aku sudah tau itu resikonya.

"Nit,  besok gue anterin. Anak hukum juga pada kesana kok, "kata Adit yang membuatku menoleh. Senyuman terukir di wajahnya.

Aku menaikan alisku. "Anak hukum juga kesana? Bukannya ada acara di kampus juga?"

"Tenang aja, gue akan nganterin lo. Lagian Si Faisal juga sibuk dengan urusannya. Iya kan,  Sal? "

Faisal mengangguk pelan.  "Biarin aja dia kesana sendiri. Lo nggak usah repot-repot."

Kemudian terdengar suara tawa kecil. "Sal, lagian kita satu arah. Bener kan Nit?"

Aku mengangguk singkat. "Terserah sih,"

Di dalam mata hitam aku melihat aura kecemburuan yang begitu besar. Tanpa sadar aku tersenyum singkat. Ada rasa senang melihat mata hitam itu. Faisal setidaknya masih merasa takut kehilanganku. Dia masih memperhatikan diriku meski kadang sikapnya begitu acuh. Kata orang, melalui mata kita bisa melihat isi hati mereka. Aku melihatnya, setidaknya ada harapan untuk tetap mempertahankan segalanya. Membiarkan diri ini jatuh ke dalam pelukan Faisal meski kadang luka -luka hadir menghampiri.

"Nit, lo balik aja duluan. Gue masih ada urusan."kata Faisal dengan singkat.

Aku mengangguk mengerti. Walau hanya sebentar aku bisa berbicara dengannya. Setidaknya itu lebih baik dibandingkan tidak sama sekali. 

Tuhan,  aku benar-benar mencintai nya.









Akan dibuat hingga 5 bagian.
Stay tune!  Hehe

Stand Up Comedy [3/3 selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang