Namjoon memutar bola matanya. "Oh ayolah Jeon Jungkook, ada puluhan pekerjaan menantimu dan kau membuang-buang waktumu untuk sekaleng minuman non alcohol? Jangan bercanda." Ia mengedikkan bahunya malas. "Katakan apa yang kau inginkan."

Jungkook terkekeh, meletakkan kaleng minumannya yang tinggal separuh di atas meja. "Seperti biasa, Kim Namjoon sok tahu." Kedua sudut bibirnya terangkat naik. "Tapi yeah, aku membutuhkan bantuanmu." Katanya sambil mengulas senyum manisnya.

"Ew," Namjoon meringis jijik. "Apa-apaan dengan ekspresimu sialan, kau membuatku merinding." Ia kemudian menggeleng cepat. "Dan tidak, aku ada janji kencan malam ini kalau yang kau maksud adalah meretas sesuatu."

"Oh ayolah, bung, kita sudah bekerja sama sejak lama, benar? Hanya instalasi swasta biasa."

Namjoon menggeleng. "Tetap tidak. Pemuda manisku ini orang yang sulit, aku tidak mungkin membatalkan kencan kami sepihak yang bahkan membutuhkan waktu lebih dari seminggu untuknya berkata iya."

Jungkook terdiam. Ia tidak mungkin memaksa Namjoon untuk bergabung dalam pekerjaannya jika pemuda itu memang tidak berkenan. Ia berpikir untuk menghubungi anak buahnya agar segera membatalkannya saat suara Namjoon mengintrupsi.

"Tapi kupikir aku bisa membantumu mencari penggantiku." Namjoon mengangkat kedua alisnya. "Well, masih junior, anak didikku lebih tepatnya. Tetapi kredibilitasnya sebagai hacker tidak bisa dianggap remeh."

"Anak didikmu?"

"Yaps," Namjoon mengangguk. Mengangkat tangannya saat salah seorang bartender lain memanggil namanya dan berteriak agar ia kesana, Namjoon mengangguk, bergumam; sebentar, sebelum atensinya kembali pada Jungkook. "Aku akan menikah, brat. Dan—yeah, impian semua orang kurasa untuk hidup sehat secara baik-baik. Jadi cepat atau lambat aku akan mundur dari dunia hacking dan—oh, Taehyung!"

Namjoon melambai pada seseorang yang baru saja masuk ke dalam bar, Jungkook sontak menoleh, mendapati pemuda dengan kemeja pastel pink dan celana jins hitam ketat mengangguk dan berjalan ke arah mereka.

"Jungkook, ini Taehyung, dan Taehyung, ini Jungkook." Kata Namjoon saat pemuda itu sudah berada di hadapan mereka, kemudian ia menatap Jungkook. "Seseorang yang barusan kuceritakan."

Jungkook mengangguk. Menatap pemuda itu dengan kedua matanya yang memicing. Apa ia salah lihat? Bagaimana seorang hacker bisa terlihat begitu inosen seperti ini?

"Woah kalian membicarakanku?" Pemuda itu tertawa, mendudukkan dirinya di samping Jungkook. "Joon-hyung, Margarita, please?"

"Margarita?" Sahut Jungkook reflek. Ia mengerutkan keningnya, menatap pemuda di sampingnya tak percaya. "Kau terlihat seperti seseorang yang tumbang dengan satu gelas kecil soju."

"Sialan." Taehyung mengerutkan keningnya. "Mau bertaruh siapa yang lebih cepat tumbang dengan Margarita?" Katanya tidak terima.

"Aku bukan penggemar Margarita." Sahut Jungkook malas.

"Woah-woah, sebaiknya kalian segera menyelsaikan urusan kalian karena aku harus kembali." Ujar Namjoon mengintrupsi. Ia mengulurkan satu sloki Margarita untuk Taehyung. "Dan Taehyung, sebaiknya kau tidak mabuk malam ini. Cukup satu gelas oke?"

Taehyung menerima gelasnya malas, kedua alisnya bertaut "Aku tidak merasa ada pekerjaan malam ini yang tidak memperbolehkanku untuk mabuk."

Namjoon menunjuk Jungkook dengan dagunya. "Ada satu pekerjaanmu untukmu."

.

.

"Kupikir kita akan melakukan satu sesi making out sebelum melakukan hal membosankan seperti ini."

Dumb and Dumber 》 jjk+kthWhere stories live. Discover now