APAKAH KEMISKINAN DAN KEKAYAAN BISA MERUSAK KESEHATAN JIWA?

11.5K 375 42
                                    

Kemiskinan dan kebosanan, membuat gangguan intelektual dan jenis gangguan kejiwaan lainnya semakin parah dan sulit diatasi. Kemiskinan membuat segala jenis pilihan untuk meredakan tekanan dan depresi semakin sempit dan terbatas. Semakin miskin seseorang, jika dia hidup dalam dunia yang mana ia masih menginginkan cukup banyak hal. Akan semakin mudah terjatuh dalam kemarahan, perasaan tak berguna, dan tekanan yang bertubi-tubi seolah tanpa jalan keluar sama sekali. Kemiskinan membuat seorang tak punya pilihan laim untuk bersenang-senang kecuali sangat terbatas. Tak mampu memilih terapis sesuka hati dia dan yang sesuai. Tak punya banyak kesempatan untuk mengembangkan diri menurut hobi dan apa yang benar-benar ia butuhkan. Dan waktu untuk memulihkan diri sangat susah terwujud.

Seseorang yang miskin, atau tak memiliki banyak uang kecuali hanya sekedar makan dan membayar tempat tinggal. Akan terlilit dalam lingkaran yang bagai tak terputus. Tak ada waktu yang cukup lama disediakan untuk menyendiri. Tak mudah terbebas dari pekerjaan. Tak sanggup menghindari beban mencari uang setiap harinya guna memenuhi kebutuhan hidup paling dasar. Dan karena semua itu berlingkup sosial. Maka, seorang yang memiliki gangguan kejiwaan yang miskin secara ekonomi. Kehidupannya akan mudah kacau dan terjebak dalam dilema. Di lain sisi harus bekerja dan mencari uang. Di sisi lainnya, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terbebas dari tekanan sosial; pertemanan. Keluarga. Lingkungan kerja dan pekerjaan itu sendiri. Semua itu nyaris mustahil dipenuhi karena miskin. Untuk makan, membayar biaya hidup rumah tangga atau tempat tinggal dan membiayai pengobatan, terapi, dan memulihkan diri, butuh uang tak sedikit. Itu berarti, bekerja atau mencari uang bagaikan keharusan yang nyaris tak menyelesaikan apa-apa. Kecuali, dirinya memiliki terapis yang luar biasa dan tingkat masalah yang ia hadapi tak terlalu besar.

Apa jadinya, jika gangguan jiwa, kemiskinan, ditambah dengan kebosanan terhadap apa pun?

Kemiskinan merenggut kesempatan hidup penderita gangguan jiwa lebih dalam dan sangat merusak. Bukan berarti kemiskinan membuat seseorang tak bisa melakukan apa pun dan menjadi bahagia. Banyak orang yang awalnya miskin secara ekonomi, karena usaha kerasnya atau keberuntungan, menjadi orang kaya baru dan sosok berpengaruh di masyarakat. Kemiskinan yang paling bermasalah adalah kemiskinan ekstrim atau yang sangat kompleks. Semisal, miskin ditambah mengidap gangguan jiwa, sakit fisik, memiliki keluarga tak mendukung, rentan secara sosial atau buruk di mata publik, tak memiliki penyokong yang stabil, tak mampu atau tak banyak memiliki kelebihan untuk mengatasi diri sendiri, bodoh, atau malah terlalu sibuk memikirkan segala sesuatu: salah satunya gangguan intelektual. Ditambah masalah-masalah lainnya.

Jadi bagaimana mengatasi seorang pengidap gangguan jiwa tipe kompleks? Sebelum ke arah itu, aku akan membahas masalah gangguan jiwa eksistensial yang bertumpu pada kebosanan hidup. Dan kekayaan atau harta yang tak berguna di tengah permasalahan yang lebih diarahkan kepada masalah makna kehidupan. Hal ini, tentunya sangat berat dan sama bermasalahnya dengan kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan dengan masalah pencarian memiliki kadar yang sangat rumit untuk diselesaikan. Begitu juga ketika seseorang berada dipuncak kejayaan atau kesejahteraan tapi seolah semua hampa dan nyaris tak berarti dan menarik lagi. Ini adalah masalah serius yang susah dicari jawabannya secara tepat dan penuh dengan kesepakatan.

Harus kita akui, kekayaan, uang yang berlimpah atau sangat kecukupan dan terkadang kemewahan, bisa menghadirkan kebahagiaan. Atau paling tidak, beberapa atau sedikit kesenangan dari pada hidup dalam kemiskinan. Dan orang yang kaya raya atau cukup kaya, memiliki lebih banyak pilihan untuk menghibur diri dan keluar dari tekanan-tekanan kehidupan. Dan kekayaan juga berfungsi sebagai alat atau sarana untuk keluar dari rutinitas yang menjemukan. Menekan potensi yang mengarah pada masalah gangguan kejiwaan dan kejahatan sosial secara terang-terangan.

Bagi penderita gangguan jiwa atau intelektual yang memiliki keluarga yang berada, berkecukupan atau konglomerat. Atau bahkan dirinya sendiri yang berada di posisi itu. Memiliki banyak hal yang tak dimiliki oleh orang-orang miskin. Biaya kesehatan yang mahal. Biaya pendidikan yang kian melambung. Kebutuhan hidup dari makan hingga transportasi yang terus naik. Segala akses ke tempat-tempat yang memudahkan untuk menjalani kehidupan. Terbuka lebar bagi mereka yang memiliki kekayaan. Dan semua itu, momok besar bagi kaum miskin. Tekanan yang terus menerus bagi mereka yang miskin. Bagi orang yang memiliki kekayaan, masalah itu, atau lebih tepatnya kebutuhan-kebutuhan itu dihalangi menjadi sesuatu atau potensi yang menekan karena kekayaan yang dimiliki. Kekayaan seharusnya membantu seseorang lebih aktif, energik, penuh daya hidup, dan bisa melakukan banyak hal yang disukai dan semestinya membantu meredam masalah kejiwaan berat. Terlebih yang susah diatasi.

PSIKOLOGI, PSIKOTERAPI, DAN MASALAH LAINNYAWhere stories live. Discover now