Aku menggeleng. Tiba-tiba Niall menempeleng dahi ku, aku menggeram kesal. Aku berdiri dan berjalan menjauhi mereka berempat, menuju balkon. Sesampainya, aku terdiam dan menatap kosong lalu lintas yang dilajui oleh kendaraan beroda empat, dua dan pejalan kaki.

"Apa dia masih mengingat ku? Apa dia masih mencintai ku? Atau apakah dia sudah mendapatkan lelaki lain?" Seribu pertanyaan mengelilingi otak ku tapi tak ada satu pun yang terjawab.

Aku merogoh kantung celana ku, mengambil gadget dan mengetik namanya lalu menelfonnya. Aku harap dia akan mengangkat. Ini kali pertama aku menghubunginya kembali sejak tiga tahun.

Damn, mengapa nomernya tidak aktif? Apa dia sudah mengganti nomernya?

Aku melihat nama-nama di kontak ku, Julie -Teman dekat Maggie. Aku menelfonnya dan dia mengangkat saat ring ke tiga.

"Hallo," Sapanya.

"Hmm hi Julie,"

"Tomlinson? Ini kau bukan? Oh my god, ada apa kau menelfon ku, Tuan popular?" Ia berteriak, sungguh membuat kuping ku sakit.

"Ya ya ya, aku ingin bertanya tentang..." Aku menggantung kan ucapan ku, belum siap mengatakan namannya.

"Siapa? Biar ku tebak, Maggie bukan?" Dia menebak apa yang ingin ku katakan.

"Ya.. Hmm apa- apa kau tahu dia berada dimana sekarang?"

"Um.. Aku.. Aku tak tahu," Dia berbohong.

"Liar. Ayolah, tinggal katakan saja dia ada dimana?" Aku memaksanya.

"Buat apa kau mencarinya? Bukan kah dulu kau yang selalu mengucapkan 'aku tak ingin melihat mu lagi' padanya? It hurts, Lou,"

Aku memutarkan kedua bola mata ku, "Bagaimana pun juga itu tetap salahnya! Lagi pul-"

"Okay stop! Jangan bentak-bentak di kuping ku," Dia menyerah. "Jika kau ingin bertemu dengannya, cari lah di tempat favorite-nya. Jika kau sudah menemukannya, katakan pada ku." Ucap Julie lagi.

"Tunggu, dimana tempatnya? Dan mengapa aku harus menghubungi mu kembali?"

Tut.

Sial, aku saja tak tahun tempat favorite-nya, lalu bagaimana bisa aku pergi kesana? Ah!

*

Aku mengetuk-ngetuk meja makan dan menatap kosong piring yang sudah terpenuhi makan malam, di depan ku ini. Aku masih memikirkan dimana tempat favorite-nya itu? Mengapa aku bodoh sekali, bisa sampai lupa?

"Hey berisik sekali kau. Habiskan lah dulu makanan mu itu, lalu pikirkan kembali apa yang sedang kau pikirkan," Liam menasihati ku.

Aku memutarkan mata ku, lalu menyantap perlahan hidangan ku.

Sembari makan, aku kembali mencari-cari tempat yang ia sukai di memoriku. Mall? Dia bukan tipe seperti itu. Perpustakaan? Memang ia gemar membaca, tapi tak mungkin. Taman? Taman ap-

"Taman Strawberry! Ya itu pasti tempatnya!" Teriakan ku membuat semua mata langsung tertuju pada ku, mereka memandang dengan tatapan aneh.

"Hey kau ingin pergi kemana, Lou?" Teriak Niall saat aku mengambil jaket dan memasangkan pada tubuh ku.

"Bertemu dengannya," Teriak ku.

BRAK!

Aku membantung pintu apartment dengan sangat keras.

*

Strawberry Park. Aku memasuki taman ini perlahan, menatap ke sekeliling. Ya aku ingat, dulu dia sering mengajak ku kesini. Aku memejamkan mata ku dan kembali mengingat memori di kepala ku. Indah sekali. Tiba-tiba aku teringat...

Lost // louis tomlinsonWhere stories live. Discover now