Pencuri Marshmallow

180 26 12
                                    

"Gue pasrah sama tes matematika tadi. Dari dulu gue paling gak ngerti sama soal matematika yang dikasih guru itu berbeda setiap pembahasannya. Seperti, kalau lagi belajar kita dikasih soal mudah, pas latihan, kita dikasih soal yang mudah sedikit sulit, lah pas ujian? Bukan susah lagi! It kills me!"

Marsha tidak hentinya mengeluh ketika membahas tes matematika yang baru saja ia jalani.

Lula yang duduk di sampingnya tengah menyetir hanya tertawa mendengar keluh kesah sahabatnya itu.

"Kalau gue mah woles aja, Sha. Udah give up sama matematika. Nilai pas-pas an aja udah lebih dari cukup. Karena gue sendiri emang gak pandai matematika juga sih."

Lula memperlamban laju mobilnya ketika sudah mendekati rumah Marsha. Tetapi, saat itu Lula tidak bisa mengantarkan Marsha tepat di depan rumahnya karena terhalangi mobil yang tidak ia kenal.

"Siapa tuh?" tanya Lula pada Marsha.

"Gak tau sih. Paling tamu nyokap." Marsha sekali lagi melihat mobil itu. "Tapi gue kayak kenal mobil itu deh. Pernah lihat gitu, gak tau kapan atau di mana, yang gue tau gue pernah lihat aja."

"You and your bad memory, Sha," ucap Lula. Ia mengerti betul dengan kepikunan Marsha. "Lo itu harusnya dikasih nama Dory sama nyokap lo. Marsha itu kecakepan namanya jadi gak sinkron sama otak lo."

Marsha berpikir sejenak. "Hubungannya nama gue Marsha diganti sama Dory apa deh Lul?"

Lula memutar bola matanya. Tampak ia mulai kesal dengan ingatan Marsha yang payah. "Seriously, Sha? Baru minggu yang lalu kita nonton Finding Dory."

Kedua tangan Marsha menyatu. "Ah! Finding Dory? Ada apa dengan Finding Dory, Lul?"

Baru saja Lula akan menjawab—dengan emosi—saat itu pula Marsha bersuara. "Gue paham!" Marsha melayangkan tatapan marah pada Lula. "Maksud lo gue lemot kayak ikan Dory? Gitu?"

"Finally you get it, Sha!" Lula mengucap syukur. "Mending lo turun, banyak makan sayur biar lo sehat terus ingatan lo kembali normal," lanjut Lula mengejek Marsha.

Marsha hanya tertawa mendengar omongan Lula. "Iya deh. Kalau gitu gue lanjut masuk, ya. Makasih udah ngantar gue. See you, besties!"

Setelah itu Marsha melambaikan tangan hingga mobil Lula tidak terlihat olehnya.

Kedua kaki Marsha lanjut berjalan mendekati rumahnya. Dilihatnya sekali lagi mobil yang bertengger di depan rumahnya.

Gue yakin gue pernah lihat mobil ini sebelumnya.

Tidak ingin larut dengan rasa penasarannya, akhirnya Marsha memasuki rumahnya.

Biasanya Marsha akan berteriak untuk memberitahu orang di rumahnya bahwa ia sudah pulang. Namun, kali ini berbeda. Teriakannya ia simpan setelah pandangannya melihat cowok duduk di ruang tamu. Dilihatnya cowok itu tengah sibuk dengan ponsel. Penampilan lelaki itu juga menarik dengan hoodie berwarna abu-abu dan striped jeans.

Untuk beberapa saat Marsha terpaku untuk melihat cowok itu. Tiba-tiba Marsha teringat tokoh lelaki bad boy seperti yang ia tonton di serial TV kesukaannya. Beberapa menit ia tidak sadar tengah menatap lelaki itu dengan tersenyum kecil. Namun, kesadarannya kembali begitu saja saat cowok itu menoleh ke arahnya dan mengedipkan mata kirinya.

Marsha terkejut dan ia bersumpah, mungkin ia terlihat konyol saat merespon sikap cowok itu. Tidak ingin memerdulikan sikap cowok itu, Marsha berlalu dengan cepat meninggalkan cowok itu dan bertemu dengan ibunya tengah sibuk berbincang dengan seorang wanita.

MarshmalloveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang