FL-part4

1.1K 44 0
                                    

Happy Reading!

*****

Prilly terbangun saat cahaya matahari yang masuk disela-sela gorden yang terbuka membuat matanya yang menjadi terganggu karena silau. Perlahan-lahan prilly mengangkat kepalanya dari bantal berusaha untuk duduk. Kepalanya pecah dan tenggorokannya terasa kering. Tiba-tiba dirinya merasa aneh,sejak kapan tempat tidurnya berubah ukuran menjadi lebih besar. Bed covernya berwarna biru laut berubah menjadi warna putih. Dan Sejak kapan dinding kamarnya berubah menjadi warna abu-abu. Perasaan prilly mulai tak tenang dan ketakutan. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam,namun tetap saja tak bisa. Malah kepalanya bertambah sakit. Prt menyingkapkan selimut bermaksud turun ,tetapi kemudian Ia segera menarik selimut itu lagi sampai ke dagu saat melihat dirinya hanya mengenakan kemeja putih yang kebesaran yang hanya menutup tubuhnya sampai setengah paha. Wajah cantiknya mulai terlihat pucat. Kenapa pakaiannya bisa berganti menjadi kemeja. 

“Sudah bangun,sayang?" Sebuah suara bariton membuyarkan lamunan prilly. Ia menoleh kearah datangnya suara. Ali berdiri tak jauh darinya dengan hanya menggunakan handuk putih yang tergantung rendah di pinggangnya. Dan terpampang jelas perut six-pack nya membuat suhu badan prilly naik drastis. Pikiran aneh pun mulai menghinggapi otaknya. Rambutnya yang basah menandakan pria itu baru selesai mandi. 

‘Semalem gue ngapain sama Ali?’ prilly berusaha mengingat-ingat kejadian semalam. 

“Kenapa gue bisa ada disini?" Tanya prilly ragu-ragu. 

Alis Ali terangkat sebelah, "Lho,lo gak inget sama sekali?". Ia berjalan mendekati prilly. Membuat prilly semakin merapatkan selimutnya. 

"Jangan macam-macam, Li. Gue…gue bisa teriak". Ancam prilly.

Ali tertawa pelan, "ngapain harus macam-macam,satu macam ada udah cukup kan sayang? dan satu macam itu udah kita lakuin semalam, "

“Jangan bilang…” 

Ali semakin mendekat kea rah prilly, "Jangan bilang apa? ck..ck..ck padahal semalem lo nafsu banget sama gue. Kenapa malah lupa?"

Prilly mendongak menatap wajah ali dengan raut pucat, "Jangan macam-macam, ali. Gue bisa laporin polisi.” 

“Harusnya gue yang laporin polisi ,nih tanda dari lo semalem". Ali menunjuk tanda merah di dadanya. Membuat prilly sontak terkejut bukan main. 

‘gak,gue gak mungkin ngelakuin itu'. Prilly mengeleng-gelengkan kepalanya berusaha membuang pikiran negative di kepalanya. 

Ali sebisa mungkin menahan tawanya saat melihat raut wajah prilly yang pucat dan ketakutan. Pemandangan yang jarang sekali Ia lihat. 

“Apa perlu gue ingetin?". Tawar Ali semakin mendekati Ify . "Kebetulan gue lagi pengen nih," lanjutnya. 

Prilly menggelang-geleng ketakutan, "Stop! Satu senti lagi lo ngedeket,gue bakal teriak biar satu gedung ini tau". Ancam prilly. Prilly melirik pintu keluar yang tepat berada di sebelah prilly,sementara ali berada di sebelah kanan tempat tidurnya. Ali bergeming tak menghiraukan ucapan prilly. Walaupun perempuan itu berteriak sampai habis,tak aka nada yang mendengarnya karena ruangan ini di desain agar bisa meredam suara. 

"Li, di belakang lo," Teriak prilly tiba-tiba membuat ali sontak menoleh kebelakang, dan prilly segera menggunakan kesempatan itu berlari menuju pintu di sebelah kirinya. 

‘ckrek..ckrek..’ prilly berusaha membuka pintu itu namun tidak bisa. 

‘Kenapa gak bisa dibuka sih?' Batin prilly kesal. 

Sedetik kemudian Ia merasakan ada seseorang sudah berdiri di belakangnya. 

"Kenapa sayang? gak bisa di buka? mau gue tolongin?" Bisik ali lembut di telinga prilly. Nafas segarnya sampai tercium. Membuat tengkuk prilly merinding. Ali merengkuh pundak kecil di depannya itu dan memutar tubuhnya hingga menghadap dirinya. 

FOREVER LOVE♥Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang