Setelah beberapa menit kemudian terlihat Shania keluar dari gereja, tandanya telah usai misa dihari minggu. Shania segera masuk kedalam mobil, yang sudah terlihat pak Agus menunggu di bangku kemudinya.

"Eh non Shania. Sudah selesai?" Tanya pak agus, Shania mengangguk.

"Kita mau kemana lagi non? Atau mau pulang saja?" Tawar pak agus.

Shania tampak berfikir sejenak. "Kita ke G******A aja pak. Mau cari novel" Pak Agus mengangguk mantap."Siap!"

Mobil yang ditumpangi Shania pun mulai menancap gas sedang, menuju toko buku yang dituju Shania. Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai ke toko buku tersebut, kini mobil Shania pun sudah terparkir rapi.

****

"Boby sering merutuki dirinya sendiri, ngebego-begoin dirinya sendiri, nyalahin dirinya sendiri. Apalagi kalo soal Shania, Adek gue udah dibikin cinta mati sama Shania deh. Tuh anak mulai gila karena cinta"Jelas Dhika.

"Nah jadi gitu ceritanya! Gimana?" Sambung Dhika menatap temannya satu-persatu.

"Hmm... kasihan juga gue liat si Boby dicuekin terus sama adek gue" Kata Andelo.

"Kita harus bantuin adek lo baikan lagi sama Shania deh" Sahut lelaki berbadan kekar dan tinggi.

"Haruslah Nob!" kini keempatnya mulai berfikir."Nah gue punya ide?!" hentakkan kaki Stella membuat ketiga temannya terlonjak kaget.

"Ah. Stella! Lo bisa biasa aja nggak sih? Jangan bikin gue punya riwayat penyakit jantung cuma gara-gara suara kaki lo" Sentak Nobi.

"Ehehe. Sorry sorry... masa calon dokter punya riwayat penyakit jantung! yaudah mau tau ide gue nggak?" Tanya Stella, seraya sambil menaik turun kan satu alisnya.

Semua tampak serius dalam hal atau rencana mereka membuat Boby dan Shania kembali membaik lagi, bahkan mereka semua mempunyai rencana membantu Boby untuk menyatukan cinta mereka berdua, Boby dan Shania.

"Nah! gimana ide gue?" semua tampak menatap satu sama lain. "Tapi kalo gagal gimana?" Andelo tampak ragu.

"Ya ampun, Andrew... Positif thinking dong" Ucap Stella.

"Iyadeh. Terserah kalian aja, tapi kayaknya jangan dalam waktu dekat ini. Kan kalian liat sendiri gimana kondisi adek gue saat ini, Dia benar-benar kehilangan Reyhan banget" Jelas Andelo, ketiga temannya pun hanya menyetujui ucapan Andelo.

****

Bruk

Tubuh Shania tanpa disengaja menabrak seseorang yang ada dihadapannya. Shania segera membereskan novel-novelnya yang terjatuh dan memasukkannya kedalam kantong plastik, hingga tidak sengaja tangan lelaki tersebut dan tangan Shania saling bersentuhan.

Mereka berdua sama-sama belum menyadari, pada akhirnya kedua mata mereka terkunci saling bertatapan. Shania tersadar setelah mengetahui, bahwa di hadapannya kini adalah Boby.

Ia segera berdiri lalu sedikit menunduk. "Maaf" satu kata yang terucap dari bibir Shania.

Belum sempat Shania beranjak pergi. Dengan cekatan Boby menarik tubuh Shania kedalam dekapannya, untuk menghentikan langkah Shania. Shania masih diam membisu. Beberapa detik kemudian Shania mulai memberontak, disaat itu pula Tangan Boby menangkup kedua pipi Shania.

"Shan. Tatap mata aku please..." Boby memohon.

"Maaf. Aku buru-buru" Jawab Shania yang mulai melepaskan kedua tangan Boby dari pipinya.

Saat Shania ingin melangkah pergi, saat itu giliran tangan kanan Boby yang menahan pergelangan tangan Shania.

"Aku enggak akan melepaskan genggaman ini Shan. Sampai kamu mau cerita sama aku, salah aku apa? Ngomong Shan ngomong..." Ucap Boby penuh penekanan.

"Bob tolong lepasin..."

Shania masih berusaha mencoba melepaskan genggaman Boby, tanpa menatap Boby. Tapi apa daya, tenaga Boby lebih kuat darinya.

"Bob sakit...tolong lepasin Bob" keluh Shania. Yaps! Akhirnya Boby melepaskan genggamannya.

Shania segera meninggalkan Boby, tapi disaat itu juga...

"SHANIA AKU KANGEN KAMU! AKU CINTA KAMU!" Boby berteriak seperti orang gila, membuat langkah Shania terhenti. Untung saja saat ini mereka berdua berada di area parkir, jadi terlihat sepi.

"Shan. Aku kangen kamu yang dulu, aku kangen kita sama-sama lagi, main ke panti barengan lagi" Shania masih mematung di tempat ia berdiri, tanpa menoleh kearah Boby.

"Aku pengen Shania yang dulu. Shania yang ceria, Shania yang ramah sama semua orang, dan satu lagi senyuman kamu shan, aku kangen senyuman kamu. Aku cuma pengen dengerin penjelasan dari kamu, aku salah apa?"

Shania masih diam membisu. Kepalanya bergerak sedikit menoleh kesamping, agar dapat mendengar setiap kata yang terlontar dari mulut Boby.

"Cinta aku itu hanya kamu, hati aku juga hanya untuk kamu Shan. Elaine hanya sahabat aku, jadi jangan pernah menyakiti diri kamu sendiri, merelakan hati aku untuk Elaine. Tapi semua itu gak akan pernah terjadi, sekali pun kamu memaksa! Hati aku cuma ada nama kamu, butuh kasih sayang kamu, dan seorang Boby Chaessar hanya butuh seorang Shania Junianatha"

"I want to, do you ever been in my side and makes me smile always. I miss you more Shania" Ucap Boby. Bulir air bening lolos terjatuh dipipi Shania tanpa sepengetahuan Boby.

Lagi-lagi Shania mengacuhkan Boby, ia berjalan meninggalkan Boby. Boby menatap punggung indah milik Shania yang semakin menghilang dihadapannya.

.
.
.
Never underestimate yourself. When you are unhappy with your life, fix what's wrong, and keep stepping.

Aduh!!! Authornya kok baper ya liat Boby meluk Caniya! Padahal Authornya juga mau 😳 ehehe.
Fyi. Untuk yang Crazy Love author belum bisa update, gomenasai 🙏🙏🙏

TBC



Septiana

What Can I Do For Someone?Where stories live. Discover now