Di belakangnya Taehyung memberengut, ia menepuk lengan kekasihnya kesal. "Selalu seenaknya."

"Bukan seenaknya, hyung." gumam Jungkook kalem. Ia berbelok menuju minimarket duapuluh empat jam yang membuat kedua mata Taehyung melebar dan reflek menepuk lengan kekasihnya lagi. "Apa yang kau lakukan?"

"Membeli minum. Kau tidak haus?"

"Bodoh, setidaknya turunkan aku dulu karena ini memalukan!"

"Ssstttt..." Desis Jungkook separuh berbisik sambil membuka lemari es, ia mengambil dua kaleng soda dan sebotol air putih dari dalam sana dengan sebelah tangannya sedang sebelah tangannya yang lain tetap menyanggah tubuh Taehyung agar tidak merosot. "Kalau kau semakin tidak bisa diam, itu akan membuatmu menjadi pusat perhatian."

Jungkook meletakkan semua barang belanjaannya di atas meja kasir. "Keberatan untuk mengambilkan dompetku di saku belakang sebelah kanan?"

Taehyung mendengus. Ia meraba-raba celana training yang tengah dikenakan Jungkook sampai akhirnya menemukannya dan menyerahkan dompet kulit itu ke pemiliknya.

Jungkook mengambil beberapa lembar ribu won dari sana dan memberikannya pada petugas kasir. Ia memasukkan dompetnya ke dalam kantung belanjaan itu kemudian berjalan keluar.

"Wow hyung, yang tadi itu, nakal sekali."

Taehyung mengeratkan pelukannya pada leher Jungkook, "Huh?"

"Kau meraba-rabaku tadi."

"Hei, aku hanya ingin mengambil dompetmu kurasa."

Jungkook terkekeh. "Benarkah?"

"Iya!" Taehyung menepuk sisi kepala Jungkook. "Jangan berpikir yang tidak-tidak, bodoh!"

Jungkook tertawa tanpa suara. Ia membenarkan posisi Taehyung dalam gendongannya.

"Ngomong-ngomong sudah lama sekali sejak terakhir kali aku menggendongmu."

Taehyung mengerjap. "Tentu saja, aku sudah duapuluh tahun, bodoh. Aku bukan bocah lagi." Jawab Taehyung lirih. Ada nada sendu yang terselip di sana. Kemudian keduanya terdiam. Masih berjalan sambil sesekali memejamkan mata saat angin yang berhembus lembut menerbangkan beberapa helai rambut mereka.

"Padahal," Jungkook membuka suara, pelan, nyaris berbisik. "dulu kau selalu memanggil namaku, membuka tanganmu, dan merengek agar aku menggendongmu."

"Hei," ujar Taehyung lembut. "Kau merindukannya? Bukankah sekarang kau tengah menggendongku?"

Jungkook mengangguk. Membuka pintu kaca gedung apartemen mereka yang segera disapa oleh resepsionis yang sudah sangat mengenal mereka.

"Bermain skateboard lagi?"

Jungkook tersenyum dan mengangguk. Di belakangnya Taehyung hanya meringis dan menenggelamkan wajahnya di bahu lebar Jungkook, ia malu sekali dengan posisinya dan Jungkook sekarang.

Mereka sedang menunggu lift turun saat Jungkook kembali membuka suara, "Berhenti bersikap dewasa." lift di hadapan mereka terbuka dan Jungkook melangkah masuk. "Itu oke jika kau bermanja-manja padaku hyung. Cukup katakan padaku."

Jungkook menatap pantulan wajah Taehyung di kaca lift saat Taehyung juga tengah menatap pantulan wajahnya. "Karena aku merindukan Taetaeku yang manja."

"Itu oke?" Bisik Taehyung lirih.

Jungkook mengangguk.

"Kupikir kau lebih menyukaiku yang bisa melakukan semua hal seorang diri."

"Ada kalanya aku juga ingin merasa dibutuhkan hyung." Jungkook menghela napas. "Akhir-akhir ini kau selalu melakukan semua hal seorang diri," Jungkook mengusap lengan Taehyung yang melingkar di lehernya, "hanya biarkan aku membantumu. Kita lakukan semuanya bersama-sama."

Mereka lalu terdiam sesaat, meresapi pembicaraan masing-masing. Taehyung meraih jemari Jungkook yang mengusapnya dan menggenggamnya lembut. "Baik. Maafkan aku."

Jeda sebentar, suara ting yang menandakan pintu lift terbuka terdengar nyaring dan Jungkook melangkah keluar.

"Dan, kau harus bertanggung jawab soal meraba-rabaku tadi. Pulang dari rumah sakit kita akan menyelsaikan urusan itu—"

Belum selesai dengan perkataannya, ucapan Jungkook terputus saat Taehyung membekap mulutnya dengan kedua tangannya.

"Dasar mesum!"

.

.

.

End~

.

.

.

a/n:

Ini sebenernya ngga mau bikin ginian, tapi karena ngerumpi(?) sama 'kakak yang hobi nistain jeka' masalah tae yg suka minta gendong sana-sini sampe subuh....done, tiba2 jd gitu aja *terus ngilang*

Iya tau, absurd kan. Bikinnya sambil gigit bantal ini (sebenernya mau bikin yg fluffy tp saya ngga jago bikin fluffy TAT)

Mind to voment?

Dumb and Dumber 》 jjk+kthWhere stories live. Discover now