Chapter 1: Flashback

5.6K 308 11
                                    

Malam ini aku duduk di balkon rumahku sambil melihat indahnya malam hari. Malam ini banyak bintang di langit. Entah mengapa, aku jadi memikirkan kejadian yang lalu. Mungkin ini akibat dari aku bertemu dengan kelima cowok itu siang tadi. Berawal dari kejadian 1 minggu yang lalu. Ya.. hari ini awal aku bertemu dengan kelima cowok itu.

Hari ini adalah hari dimana aku mulai memikirkan mantan orang yang penah aku suka, Victor. Dia masalaluku, tetapi entah sampai sekarang, aku masih susah untuk melupakannya. He's like magnet in my life.

Oh, ya, tadi Harry melihatku lama dari tempat duduknya. Ada apakah dengannya? Mungkin, dia menggemari aku? Tetapi tidak mungkin, sih. Dia kan sudah mempunyai Jess, yang jauh lebih sempurna dari aku. But wait, kenapa aku harus memikirkannya? Dia sudah milik orang lain, dan aku tidak boleh memikirkan orang yang sudah punya pacar. Lagian aku tak secantik Jess.

"That is impossible Lily. You ugly, kamu tidak bisa mengalahkan kecantikan Jess. Dan ingat satu hal Lily, kau aneh dan tidak popular." Kata-kata yang selalu terngiang di kepalaku.

Victor dia sudah punya Pinky. Oke, aku akui sakit banget denger victor udah punya yang lain. Yah,, dan dia taken dengan Pinky, mantan sahabatku. Uh,, itu sakit. Yang deket dengan Victor aku, dan yang jadian dengannya Pinky. Aku dapat berita ini dari Jess and the geng.

Air mataku menetes. Tiba-tiba, entah mengapa aku ingin mengubah diri. Aku ingin melupakan Victor, dia masa laluku.

"Aku harus berubah. Lily kau harus bisa Move On. Lupakan dia, cari yang lain." Tekatku kepada diriku sendiri.

Aku sudah lelah mencintai orang lain yang tidak pernah mencintaiku. He never love me, but why he flirting with me? Aku akan bertekad melupakannya mulai besok.

***

Keesokan harinya..

Hari ini hari minggu pagi. Kebiasaanku tiap minggu pagi ada berolah raga. Keringatku telah menetes. Aku putuskan untuk duduk di bangku taman.

Disaat aku menikmati musik dan meminum air botolku, seseorang duduk di sebelahku. Cowok berambut keriting dan tersenyum kepadaku.

"Hey, can i sit next you?" He asked to me.

Aku tersedak minumanku. oh damn, dia Harry. Harry Edward Styles. But wait, ngapain dia disini..

"Pardon?? apa yang kau katakan barusan." Sambil melepas headset ku

"Aku katakan, can I sit next you?" Dia mulai jengkel kepadaku. Nice Job Lily.

"Yeah you can." Aku berpura-pura tidak peduli dan memasang headsetku kembali. Aku memang selalu bersikap begitu kepada member 1 Direction, Popular boys in Columbia University dan seperti group band begitu entahlah apa namanya.

"By the way, ngapain kamu disini?" He ask to me and look at me up and down. I think it's look like a bit pervert.

"It's not your bussines.  Didn't you see what I  do at here? Kau buta atau gimana, apa kau tidak lihat apa yang aku lakukan. Dan lagian itu bukan urusanmu." Jawabku jengkel padanya.

"Ya maaf jika aku mengganggumu, bisakah kau tidak jengkel kepadaku? Harry say.

"Oke I will try but..." Perkataanku terputus saat aku melihat Victor dan Pinky jalan bermesraan melewatiku.

"Harry, please kiss me now. I need your help. Please bantu aku."

"Okay." Harry langsung menciumku dan tanpa banyak bertanya.

Pinky dan Victor berhenti tepat di depanku.

"Hi, Li." Victor menyapaku. Dan aku menginjak kaki Harry untuk berhenti menciumku.

"Mmm Hi Victor. Ehh maaf. Pacar barumu yah Vic?? Have fun with her ya.."

"Is he your boyfriend, Li? Tanyanya kepadaku.

"No, he is not my boyfriend. Just friend with me" Kataku.

"Mmm okay, duluan yah" Victor say dan mereka berjalan melewatiku hingga tidak terlihat lagi.

"Thanks, Harry. You help me, thanks ya.."

Suasana menjadi akwakward setelah Harry menciumku. Aku merasakan pipiku telah memerah. Hufft i'm blushing pikirku dalam hati.

"Your welcome, karena aku telah membantumu. Kau harus membantuku juga. Temui aku di The Cornelia Street Cafe pukul 7 malam. Jangan lupa ya.. kau harus datang." Ujar Harry memastikan.

"Okay, aku akan datang. Tapi aku akan bersama Kayla dan Zoey, jika kamu tidak keberatan."

"Okay no problem. I will bring my friends too and Justin." Harry said.

"Bye Harry, see you later"

"Hey.. Kau mau kemana??" Tanyanya kepadaku.

"Aku buru-buru, maaf Harry. Ibuku barusan texting me, dan menyuruhku cepat pulang. Bye.." Sejujurnya aku berbohong. Aku tak ingin Harry tahu pipiku memerah.

***

Life Changed (Harry Styles)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang