Chapter 1

94.7K 4.6K 277
                                    


Jarum jam sudah menunjuk pukul dua dini hari saat Michael Jonathan Frederick masuk ke apartemennya. Sudah dua malam ia tidak pulang. Tugasnya sebagai seorang dokter memang mengharuskan untuk lebih sering stand by di rumah sakit daripada di rumah. Dan sejak dua hari kemarin entah mengapa rumah sakit seolah kebanjiran pasien.

Namun bagi Mike -begitu ia biasa dipanggil-, tidur di rumah sakit selama satu minggu pun tidak akan menjadi masalah. Dia tidak memiliki siapapun yang menunggunya di rumah. Tetapi bagi pengantin baru seperti Andra, sahabatnya, tentulah ini menjadi problem tersendiri. Apalagi Noura -istrinya- tinggal di rumah sendirian.

Mike menyalakan mesin penjawab telepon dan menemukan beberapa pesan yang ditinggalkan untuknya. Salah satunya dari ibunya di Finlandia yang meminta untuk mengambil cuti dan pulang.

Ia memang tidak jadi pindah tugas ke Finlandia. Andra memintanya dan Gab untuk tetap bekerja di Görlitz. Dan kebetulan memang ia belum mendapat pekerjaan lain di Finlandia, jadi ia terima saja tawaran Andra. Lagipula memang jauh di sudut hatinya, Mike tidak pernah ingin berlama-lama tinggal di Finlandia lagi. Finlandia membawa kenangan pahit baginya.

Sama seperti Andra, ia juga pernah kehilangan. Bukan kekasih, bukan. Tapi gadis juga separuh jiwanya, separuh napasnya.

Gadis itu Erika, adik kembarnya. Mike dan Erika selalu bersama-sama sejak kecil. Mereka selalu berbagi apa saja. Kepergian Erika menimbulkan lubang besar di dada Mike.

Butuh waktu bertahun-tahun baginya hingga ia sampai di titik yang bernama ikhlas. Bahwa ini yang terbaik untuk Erika.

Mike kehilangannya sepuluh tahun lalu. Adiknya itu pergi di tangan ayah mereka sendiri. Ya, ayah menembaknya dengan tangan pria itu sendiri. Lelaki brengsek itu merenggut adik tercintanya

Sesak itu kembali muncul. Mike menarik napas panjang dan pergi ke dapur. Bayangan tentang kepergian Erika selalu membuatnya bersedih hingga saat ini.

Oke, dia memang sudah mengikhlaskan kepergiannya, tapi tetap saja ada saat dimana Mike merindukan Erika. Walaupun ia tahu bahwa Erika melihat dari atas sana, tetapi tetap saja rasanya berbeda. Mike tidak bisa memeluknya dan mengatakan bahwa ia menyayanginya.

Dulu, biarpun mereka berdua dekat, Mike tidak pernah mengatakan pada Erika bahwa ia menyayanginya. Keluarga mereka bukan keluarga harmonis yang selalu berkata 'I love you' setiap saat. Orang tua mereka tidak pernah memberi contoh, karena itulah Mike tidak terbiasa mengucapkannya. Baginya yang penting ia melindungi Erika, ia selalu ada untuk gadis itu, walau kenyataannya Mike tak bisa melindungi Erika dari ayah mereks sendiri.

Lagi, Mike menarik napas panjang dan menghalau pergi bayangan itu. Erika masih begitu muda dan penuh cita-cita. Mereka bahkan baru akan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi saat peristiwa buruk itu terjadi. Semua cita-cita Erika harus musnah dan terkubur bersama raganya yang tak lagi bernyawa. Ironisnya, ibu mereka bahkan masih membela lelaki brengsek itu. Ibu mereka dibutakan oleh cintanya pada lelaki itu.

Dan Mike, ia hampir kehilangan semangat hidupnya karena kepergian Erika. Sejak kecil, mereka saling memiliki karena ketidakpedulian orang tua mereka. Mom dengan cinta butanya, dan lelaki yang tak pantas disebut ayah itu dengan kegilaannya. Tidak ada yang memperhatikan mereka selayaknya orang tua memperhatikan anaknya. Mereka punya orang tua tapi juga seolah tidak seperti memilikinya.

Mike dan Erika saling menguatkan, dan saat gadis itu pergi, ia timpang. Apa ini adil untuknya? Hanya Erika yang ia miliki dan Tuhan mengambilnya.

Lagi-lagi Mike mengembuskan napas berat. Setiap kali ibunya menelpon, ia akan selalu seperti ini.
Ia masuk ke kamar dan lurus terus ke kamar mandi. Ia butuh mandi, jika tidak, bayangan itu akan selalu menghantuinya. Tidak peduli ini dini hari.

My Doctor, My Guardian AngelWhere stories live. Discover now