Part 20

738 35 7
                                    


20

​Rena baru saja berbelanja susu dan popok untuk Akira. Alex sedan menjaga Akira di rumah. Dia sudah mencari susu yang cocok Akira di beberapa toko, tapi susu yang ia cari tidak kunjung ketemu. Baru di sini dia mendapatkannya. Untung saja dia tidak menuruti saran Alex untuk menyuruh Nia yang membeli susu. Nia sudah bekerja seharian, tak tega Rena memintanya keluyuran malam-malam seperti ini.

​Rena menunggu-nunggu taksi yang tidak kunjung lewat. Apa dia harus naik bus saja? Akhirnya Rena memutuskan berjalan, walau jarak ke rumahnya cukup jauh. Dia pikir-pikir lumayan bisa mengurangi timbangan.

Rena tidak memedulikan sekelilingnya. Tidak menyadari bahwa orang yang ditunggunya selama ini berlari melintasi jalan dengan susah payah dan sekarang berjalan di belakangnya.

Sebuah bus berhenti di depan Rena, bersama orang-orang yang juga menanti bus, Rena merasa lega dan langsung naik. Dante ikut naik lewat pintu belakang. Rena duduk di bangku ke tiga dari depan. Sementara, Dante memilih duduk di bangku paling belakang. Ketika bus mulai berjalan, Rena hanya memperhatikan jalanan lewat jendela bus. Sementara, Dante hanya memandangi Rena tanpa sekali pun berpaling ke arah lain.

​Dante tak kehilangan perasaannya pada Rena. Ada kalanya Dante berpikir jika rasa cintanya pada Rena sudah seperti udara dan air baginya. Sesuatu yang dia selalu butuhkan. Dia merasa terlahir untuk mencintai Rena. Dante juga tak pernah punya kesempatan untuk memercayai siapa pun. Hanya Alex orang dia sayang selayaknya saudara dan hanya dia yang Alex percaya. Sekarang kedua orang itu telah menikah. Dante seperti kehilangan segalanya. Dia tak tahu harus bagaimana, dia merasa hanya sendiri di dunia ini.

​Bus kemudian berhenti.

​Rena turun dan Dante mengikutinya dari belakang.

Banyak pedagang berjualan di sisi jalan. Hebatnya pedagang-pedagang itu berjejer rapi dan tidak membuat jalanan menjadi macet. Ditambah lampion-lampion yang di pasang tinggi-tinggi membuat suasana malam itu menjadi ramai dengan orang-orang berlalu lalang. Mirip sekali dengan pasar malam. Kebanyakan adalah anak muda-mudi yang saling memadu kasih. Bergandengan tangan dengan mesra, yang wanita bersandar di bahu sang pria. Rena terus berjalan melewati mereka  dan berhenti ketika melihat ada seseorang yang sudah menantinya di depan sana.

​Alex tersenyum kepada Rena.

​"Aku khawatir padamu," katanya.

​Rena terkejut bercampur senang.

​Dante berhenti dan secara refleks mundur perlahan-lahan. Berharap orang-orang yang berlalu-lalang bisa menutupi dirinya dari kedua orang itu. Dante memperhatikan keduanya. Alex tampak lebih tua sekarang. Gurat-gurat kedewasaan terlihat jelas dari wajahnya. Rambutnya dipotong pendek rapi. Dia mengenakan celana hitam, baju putih, jaket berwarna biru dan syal. Rena menyerahkan belanjaannya pada Alex dan menggandeng lengan Alex.

Dante tersenyum dari kejauhan. Air matanya menetes tanpa henti. Dia merasakan hatinya tersayat tanpa belas kasihan. Melihat Rena dan Alex yang bahagia, Dante juga bahagia melihatnya. Dante tak tahu harus merasa bagaimana dan akhirnya melakukan keduanya secara bersamaan. Dia tersenyum, sekaligus menangis dengan takdir yang sudah terjadi padanya.

​"Terima kasih Tuhan. Terima kasih Engkau telah membuat mereka bahagia."

Seketika hujan turun dengan begitu derasnya. Membuat orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Dilihatnya Rena berpegangan erat dengan Alex masuk ke dalam rumah mereka. Dante berbalik dan membiarkan hujan membasahinya. Menutupi air matanya yang berjatuhan.

​Sepanjang perjalanan dari Jepang dia bertanya-tanya akan apa yang harus ia lakukan. Sekarang jawaban itu terpampang jelas di matanya. Ternyata dia tidak perlu melakukan apa-apa, kecuali menghilang dan tidak menganggu kebahagian mereka. Karena keberadaannya sekarang, hanya akan merusak orang-orang yang dicintainya.

Don't Say GoodbyeOù les histoires vivent. Découvrez maintenant