My Werewolf Boy

Chapter 1

This is my first fantasy novel.
Don't copy without permission.

Mengandung unsur 17+
sebagian chapter ada yang di Privat! (follow author terlebih dahulu)

Semoga kalian menikmati ceritanya.
happy reading! :)

======

"Jane, kau sudah siap?" Terdengar suara Bill dari bawah tangga.
"Hampir, tunggu sebentar!" Jawab seorang gadis dengan setengah berteriak dari kamar.
tanganya sibuk memasukkan beberapa baju ke koper dan sesekali menyingkirkan helaian rambut pirangnya yang menutupi wajah.

Hari kepindahan.
yup, tepat hari ini Jane akan di bawa ke Malvis, sebuah kota kecil yang terletak paling selatan di negaranya.
bukan tanpa alasan tentu saja -Bill sang ayah- memindahkan dirinya kesana.
karena disana Jane akan tinggal menemani sang ibu dan neneknya yang sudah tua sekaligus melanjutkan SMA-nya disana.
Bill merasa tugasnya sebagai seorang polisi terlalu sibuk dan terkadang berpatroli malam hingga sering meninggalkan anak gadis semata wayangnya di rumah seorang diri.

Jane memasukan baju terakhir ke koper dan langsung menyeretnya keluar kamar.
lantas menghampiri sang ayah yang hampir kebosanan menunggu.
"Anak gadis. mereka selalu lama saat bersiap-siap.." Ujar Bill memutar matanya lalu berjalan menuju pintu.
"Maaf,yah." Jane menyerigai lalu mengekor ayahnya ke mobil.
"Ada yang tertinggal?" Tanya Bill begitu mereka siap berangkat.
Jane menggeleng. "Aku rasa tidak."

Mobil sedan tua itu akhirnya melaju, melintasi aspal kota yang membelah hutan pinus.
tak berapa lama kemudian mereka melewati papan tulisan, 'Selamat Jalan.' Tanda mereka telah meninggalkan kota Austin.

"Aku yakin kau akan betah tinggal dengan ibumu. Malvis benar-benar kota yang tenang," ujar Bill masih menatap jalan.
Jane terdiam. apakah benar begitu?
maksud Jane, semenjak orangtuanya bercerai saat ia kecil, ia hanya mengunjungi ibunya pada saat natal dan menginap sehari-dua hari.
tapi ia belum yakin apakah Malvis memang kota yang menyenangkan untuk ditinggali.

"Oke, tapi ayah harus sering mengunjungiku." Ucap Jane.
Bill tersenyum dan mengangguk.

Empat jam kemudian, pukul setengah enam sore, mereka telah sampai di Malvis.
kota ini memang hanya berpenduduk kurang dari seribu orang.
sebagian wilayahnya terdiri dari pegunungan dan hutan, namun indah.

Tahu-tahu, -entah kebetulan atau tidak- sang ibu sudah di luar pintu dengan jaket tebal menyambut kedatangan putrinya.
"Akhirnya kalian sampai! Syukurlah.." Amy, wanita berusia pertengahan empat puluh yang masih sangat cantik itu memeluk Jane.
"Apa kau lapar?" Amy melepas pelukanya dan memandang Jane khawatir.
"Belum terlalu,kurasa." Jane tersenyum.
"Walau begitu harus tetap makan." Amy melempar pandanganya pada Bill yang tengah sibuk menurunkan barang bawaan Jane dari bagasi.
"Apa kau juga lapar? ayo, mampirlah untuk makan malam."

***
"Well, ini kamarmu sayang!" Amy membuka sebuah pintu di lantai atas.
dan tampaklah sebuah kamar bernuanasa hangat dan beberapa boneka di dalamnya.
"Ibu lupa putri ibu kini telah dewasa. bukan lagi anak-anak." Amy terkekeh.
"Tidak apa-apa bu," Jane tak keberatan meski kamarnya masih ada sentuhan kekanak-kanakan dengan boneka dan sprei tokoh kartun Winnie The Pooh yang menjadi favoritnya saat kecil.
"Istirahatlah, besok kau bisa berjalan-jalan untuk mengenal kota ini,"

Sepeninggal Amy, Jane membanting tubuhnya di atas kasur.
lalu tiba-tiba perhatianya tertuju pada jendela.
ia menyibak tirai putih dan melihat sebuah pemandangan danau dan hutan cemara yang di timpa cahaya bulan.

Brrr... tubuhnya mengigil saat membuka jendela dan angin malam langsung menyapu wajah cantiknya.

Tanpa ia sadari ada sepasang mata tajam yang memperhatikanya diantara pohon cemara.

Sepasang mata itu menatap ke arah Jane, lalu pergi ketika sebuah suara lolongan terdengar di kejauhan.

=====

Part pertama akhirnya debut 😁
Sorry kalau terlalu singkat karena ini juga baru part pembukaan.

Bagi yang suka cerita ini tolong apresiasi kalian dengan bintang dan komentarnya ya! ^_^

Gamsahamida Yeorobun 🙏
See you again!