.

.

Jungkook begitu tergesa-gesa saat membuka pintu dorm. Duapuluh menit yang lalu Seokjin mengiriminya pesan tentang Taehyung yang sudah berada di dorm. Jungkook begitu khawatir karena kekasihnya itu menghilang secara tiba-tiba setelah semua member sepakat pergi ke restoran terdekat untuk merayakan kesuksesan album kedua mereka; Seokjin tidak ikut karena pemuda itu memiliki urusan lain dan harus segera kembali ke dorm.

Jungkook mengetuk pintu itu lembut. Memutuskan untuk membukanya saat tak kunjung terdengar balasan. Begitu pintu terbuka, ia mendapati Taehyung sedang terduduk di pinggir ranjang; menatap lurus padanya.

"Hyung—"

"Brengsek."

Jungkook mengerjap; separuh tak percaya. Ia berjalan mendekat pada Taehyung. "Kau marah?"

"Kau brengsek. Kenapa aku harus jatuh padamu?" Suara Taehyung terdengar tenang. Tapi siapapun bahkan bisa mendengar nada menyedihkan yang terucap dari bibirnya.

"Kau marah." Kata Jungkook akhirnya, ia tersenyum tipis. "Aku dan Saeron tidak ada apa-apa, aku bersumpah. Itu semua hanya script Taehyung, kau tahu itu dengan jelas."

"Aku tahu. Tapi kau tetap brengsek." Taehyung menarik napas. "Aku ingin membencimu, tapi kau menarikku lagi, aku ingin membunuhmu tapi kematianmu adalah mimpi terburukku. Lalu aku harus apa? Seokjin-hyung menceramahiku banyak sekali tadi, mengatakan padaku kalau aku harus mengatakannya padamu, bodoh. Tapi aku bahkan tidak tahu apa yang harus kukatakan padamu." Taehyung terengah, mengambil jeda dengan menarik napas kasar. "Katakan brengsek, apa yang harus kulakukan?"

Jungkook tertegun; tidak menyangka Taehyung akan mengatakannya. Terjebak hening dalam beberapa detik, Jungkook menarik kepala Taehyung; menekannya lembut di dadanya memberi ketenangan. "Benar kata Jin-hyung, kau tahu aku ini bodoh—juga brengsek seperti katamu. Aku tidak akan mengerti jika kau tidak mengatakannya dengan jelas."

Jungkook melepas pelukannya perlahan. Bertumpuh dengan kedua lututnya di hadapan Taehyung yang masih menolak menatapnya. Ia meraih tangan Taehyung lembut dan menggenggamnya dengan satu tangannya yang bebas. Satu tangannya yang lain meraih pipi pemuda itu untuk menatapnya. "Aku mencintaimu bodoh. Aku memang bodoh karena tidak bisa bersikap romantis sepertimu yang memberikan sepasang cincin couple di hari ulang tahunku, aku memang bukan si romantis yang selalu mengatakan kata cinta semudah itu, bukan juga si cheesy yang memberimu se-ikat mawar, tapi aku benar-benar mencintaimu, hyung."

Jungkook membenturkan kening mereka. Menggusalkan lembut keningnya pada kening Taehyung, "Kalau bagimu rasa cintaku perlu diwujudkan dengan se-ikat mawar seperti yang kuberi pada Saeron tadi," Jeda sebentar, Jungkook menatap kedua mata Taehyung dalam. "aku akan memberikanmu seribu ikat mawar besok, peluk mereka sepuasnya agar kau tahu jika aku benar-benar mencintaimu."

Detik selanjutnya, Taehyung meraih tubuh Jungkook, mendekapnya erat dan menenggelamkan kepalanya di sana. "Aku juga mencintaimu, brengsek." bisiknya lirih.

Jungkook terkekeh, mengeratkan mengeratkan pelukan mereka dan menenggelamkan wajahnya di surai blonde milik kekasihnya.

Mereka terjebak keheningan dalam beberapa menit, sampai Jungkook menepuk punggung Taehyung yang masih tidak ingin melepaskannya dengan lembut. "Hei, tidak ingin mandi?"

Taehyung melepaskan pelukan mereka. Merunduk malu karena sikap manjanya barusan. "O-oke."

"Lain kali," Jungkook mendekatkan bibirnya pada bibir Taehyung; mengecupnya sayang. "kalau ngambek, jangan di backstage, oke? Hyungdeul mengirim banyak sekali foto cemberutmu padaku saat aku sedang siaran live dengan Hoseok-hyung."

Jungkook cepat-cepat bediri, setengah berlari ke arah pintu saat Taehyung melempar bantal ke arahnya, ia dengan mudah menangkisnya. Melemparkan wink pada Taehyung dan berujar dengan nada mengejek, "Aku punya belasan foto cemberutmu, hyung. Perlu kuunggah di SNS?"

Taehyung membulatkan matanya. "Berani kau melakukan itu, aku tidak akan mau bicara padamu lagi Jungkook-ah,"

"Yakin?" Satu alis Jungkook terangkat naik. "kau yakin bisa tahan?"

"Aku membencimuuuuuu!"

Jungkook tertawa. "Aku juga mencintaimu, kekasihku sayang."

Sebelum bantal kedua melayang ke arahnya, Jungkook beranjak keluar dan menutup pintu kamarnya cepat. Setengah berteriak saat mengatakan,

"Jangan kunci pintunya oke? Aku akan menginap di kamarmu malam ini."

.

.

.

End~

.

.

.

a/n:

Abis mellow lngsng cheesy, jatuhnya ngga jelas ya? Wkwk :D

Udh lunas berarti utangku ya dek? :p @kamickey ini udh sesuai sama prompt kamu ngga? (maaf kalo ngga sesuai harapan ehehehe)

Jangan lupa injak kolom vote dan komen kalo kalian suka yaaa~~ XOXO

Dumb and Dumber 》 jjk+kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang