sajak untuk senja

3 0 0
                                    

Saat sebagian besar teman-teman kita berasal dari keluarga yang terdidik dan juga agamis, mungkin kita bukanlah anak yang lahir dari keluarga yang demikian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat sebagian besar teman-teman kita berasal dari keluarga yang terdidik dan juga agamis, mungkin kita bukanlah anak yang lahir dari keluarga yang demikian. Kita tinggal disudut negeri ini, sewaktu kecil berlarian tiap menjelang magrib untuk pergi ke langgar, untuk mengaji.
Sebagian besar dari kita mungkin baru belajar dan benar-benar memahami agama islam setelah berada di sekolah tinggi. Kita bisa mendapat akses dakwah yang lebih komprehensif dan kekinian. Kita tahu bahwa ini boleh dan itu tidak, kita tahu bahwa ini dan itu hukumnya begini dan begitu.
Dengan segala pengetahuan baru yang kita dapatkan, kita begitu bersemangat untuk menjadi hamba yang taat. Dan kita pun turut bersemangat mengajak teman-teman kita untuk merasakan hijrah seperti yang kita rasakan.
Namun, sekembalinya kita di rumah, orang-orang terdekat kita, yang paling kita sayangi, tidak mendapatkan kenikmatan dakwah seperti yang kita rasakan. Mereka tetap berkutat dengan kesehariannya berjuang mencari nafkah untuk membiayai sekolahmu hari ini.
Uang yang kamu gunakan untuk membeli kerudung panjang, perjalanan dari kosan ke tempat mengaji, biaya makanmu, sekolahmu, dan seluruhnya. Mereka berjuang untuk menghidupimu.
Sekalipun pengetahuan agama mereka mungkin tidak sebanyak dan kekinian sepertimu, mereka adalah orang yang paling pertama melahirkanmu, mengenalmu, juga merawatmu. Selebar apapun kerudung yang kamu pakai, sebanyak apapun hafalan yang kamu miliki. Kamu tidak bisa menolak bahwa orang-orang terdekatmu adalah orang-orang yang paling berjasa diantar sekian puluh teman pengajian dan guru mengajimu.
Di rumah, mungkin ada pertentangan pemahaman antara kamu dan mereka, setiap kali pulang ke rumah, ditanya pacarnya mana, atau mengapa kerudungmu semakin lebar saja dan kenapa pakaianmu terlalu ribet. Kamu tidak berkutik dan sebaiknya kusarankan untuk lebih banyak senyum dan pelukan.
Kehadiranmu sebagai anak itu lebih menentramkan. Jangan kamu hakimi mereka karena mungkin mereka tidak mengerti agama sebagaimana yang kamu kenal, mungkin kerudungnya hanya dipakai ketika pengajian dan melayat, mungkin bacaannya belum sebaik milikmu, tapi tetap saja, mereka adalah yang paling banyak kasih sayangnya untumu.
Aku pun demikian dan untuk itu aku berdoa semoga Allah menyelamatkan mereka, sebab ketidakmertian itu, sebab mereka adalah orang terbaik yang aku miliki, orang yang membuatmu bisa tegap sejauh ini. Juga mengampuniku yang terasa begitu berat menyampaikan agama kepada orang-orang yang terdekat.
Sekaligus berjanji bahwa di kehidupan yang akan datang, di keluarga yang akan aku bangun nanti semuanya akan di perbaiki dan di mulai dengan cara-cara yang baru.

Kurniawan gunadi

Part 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang