Part 1 - Transaksi

305K 5.2K 261
                                    

Disinilah ia berada di hadapan seorang pria yang baru saja membelinya, seolah ia barang yang begitu mudah diperjualbelikan. Tidak henti-hentinya ia menangis, merasa dirinya sangat rendah seperti barang yang mudah diperjual belikan.

"ayo Elya kita pulang dan bersenang-senang". Elya begitulah ia sering dipanggil oleh pria tua mantan atasannya. Pria tua yang bernama Sammy, yang selalu memandangnya dengan mesum. Kini pria tua itu terlihat sumringah seakan baru memenangkan lotre. Sammy sudah mengincar Elya sejak lama.

Sammy menyeret Elya menuju mobilnya, menempatkannya pada kursi penumpang sementara ia sendiri memegang kemudi. Walaupun demikian tidak menghalangi niatnya untuk meraba paha mulus Elya.

"Jangan macam-macam pak tua, menurut perjanjian, kau boleh menyentuhku jika kita sudah terikat perkawinan!" Elya berteriak sambil menangkis tangan kotor yang ingin menyentuhnya.

"Sama saja, toh sebentar lagi kita akan menikah, semua sudah disiapkan".

"aku akan melompat keluar kalau kau berbuat macam-macam!!" ancam Elya tanpa bisa menutupi rasa takutnya.

"tenanglah sayang, aku akan menahan diri untuk saat ini, tapi nanti aku berjanji kau tidak akan bisa keluar dari kamar pengantin kita". Sahutnya, Sammy tertawa terbahak-bahak, bau nafasnya yang mematikan menimbulkan polusi udara di dalam mobil. Elya merosot di kursinya dengan pasrah. Ia memejamkan matanya dan memanggil nama Tuhan berkali-kali berharap akan datang sebuah keajaiban.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sammy heran. Tapi Elya tetap komat-kamit tanpa memperdulikannya. Yang pada akhirnya membuat pria itu mengabaikannya.

Tuhan akan selalu ada untukmu jika kau percaya padanya, gadis itu mendapatkan kesempatannya, ketika sedan mewah yang ia tumpangi berbelok menuju pom bensin. Antrean panjang yang melingkar mengundang kesempatan Elya untuk melarikan diri. Ia mengamati situasi disekitarnya, menghitung detik demi detik, dan ketika mobil berhenti, ia mencakar sang pria tua dan membuka kunci pintu mobil.

"perempuan jalang!!" maki Sammy, wajahnya perih karena cakaran Elya. Secepatnya ia keluar dari mobilnya dan mengejar gadis tangkapannya.

Elya berlari sekuat tenaga, menuju jalan raya, tidak menoleh sedikitpun ke belakang. Bahkan ketika sebuah hammer membunyikan klakson, ia tidak menyadarinya dan tetap berlari. Sampai akhirnya hammer itu hampir menabraknya.

ciiiiittttt!!!

"hey punya mata tidak!!". Teriak pengemudi jeep itu, dia menjulurkan kepalanya. wajahnya tidak terlihat kesal tapi sangat kesal. Elya mengerjap, dibelakangnya terdengar teriakan Sammy, Elya tidak punya pilihan lain selain masuk ke dalam Hammer.

"Tolong saya om, saya dikejar orang gila". Ucapnya memohon mencakupkan kedua tangannya. nafasnya terengah-engah, keringat mengalir di sepanjang wajahnya.

Om???

"Kejahatan apa yang kau lakukan sampai dikejar- kejar orang dan satu lagi saya bukan om Kamu?". Teriak si Pria. Tapi belum sempat ia menjawab Pria tua tadi sudah berdiri di samping mobilnya, dan berteriak ke arah mereka.

"Keluar kau setan kecil!".

Tapi yang diminta keluar bukannya menurut justru memeluk lengan pria muda yang ada disebelahnya dengan erat. "tolong om". Isaknya putus asa. Pria itu menatap Elya dengan kesal, tapi airmata gadis itu meluluhkan hatinya.

"Baiklah, tapi lepaskan lilitan tanganmu Nona, aku akan keluar menghadapi orang yang kau sebut gila itu!"

Elya mengangguk lega dan melepaskan cengkramannya. Sang pria muda keluar dari mobilnya dengan gagah.

"Tu...tuan Revan??". Panggil Sammy kaget ketika melihat pria muda yang sangat amat dikenalnya. Revan Andiano Cruise. Sang CEO muda, pewaris tunggal keluarga Andiano Cruise. Pemuda dengan ketampanan luar biasa tapi juga sangat mematikan. Ia mampu melindas perusahaan yang ia mau hanya dengan menjentikkan jarinya. Walaupun seringkali Cruise Company melakukan hal sebaliknya, seperti yang tengah mereka lakukan pada perusahaan Sammy. Sammy sadar betul itu, Cruise Company adalah nafas kehidupan perusahaannya yang tengah terombang-ambing. dan Sammy tidak boleh gegabah dalam menghadapi Revan.

"Tuan sammy??" Tatap Revan tidak percaya. Sammy memang dikenal sebagai pria hidung belang. Tapi benar-benar tidak menyangka, ia akan mengejar seorang gadis kecil yang lebih cocok menjadi cucunya.

"Maafkan menganggu ketenangan anda sir, tapi biarkan saya membawa gadis itu, dia adalah milik saya."

"Milik anda?" Revan mengernyit, meminta penjelasan lebih lanjut.

"Perempuan itu calon istri saya, kami akan segera menikah".

"Bohong!". Teriak gadis yang sedang mereka bicarakan. Entah kapan dia sudah berada di belakang punggung Revan.

"heh aku sudah membelimu gadis kecil, jadi kau adalah milikku, cepat kemari, jangan membuat Tuan Revan membuang-buang waktunya karena kekonyolanmu itu".

"tidak akan! Aku tidak akan pergi denganmu!". Sahut si gadis sambil memeluk lengan Revan dengan kuat seakan tidak mau dilepaskan.

"Anda membelinya??" ucap Revan tidak percaya, dia menatap Elya, gadis itu mengkerut lalu menunduk.

"tidak seperti yang anda pikirkan sir, sebetulnya aku membantunya, dan sebagai imbalannya dia bersedia menikah denganku." Sammy tersenyum licik, semakin memperlihatkan wajahnya yang tidak sedap dipandang.

"Aku tidak bersedia, dia memaksaku!" Teriak Elya ketakutan. Berharap Revan tidak mempercayai pria gila ini.

"Berapa anda membeli gadis ini?" Tanya Revan kemudian.

"Maksud anda?"

"aku tanya berapa yang kau keluarkan untuk membeli gadis ini!" hardik Revan tidak sabar.

"Lima ratus.. Lima Ratus juta sir." Sammy menelan ludahnya.

"Aku akan membayar dua kali lipat dan gadis ini jadi milikku!" ucap Revan bagai petir disiang bolong, Sammy tidak bisa menutupi kagetnya, sedangkan Elya hampir pingsan mengetahui dirinya bagai barang lelangan.

"anda mau membelinya Tuan??" Tanya Sammy masih tidak percaya

"Iya, aku akan membelinya!"

Revan mengeluarkan buku cek yang ada di dibalik jasnya yang mahal, dan menuliskan cek sebesar 1 Milyar.

"Jadi Gadis ini sekarang milikku". Revan menyerahkan cek itu pada Sammy.

"tapi.. saya tidak bermaksud menjualnya sir, saya akan menjadikannya istri saya yang ketiga." Air liur Sammy sudah menetes mengharapkan Elya, jadi tidak peduli sebesar apapun Revan membayar, Sammy tetap menginginkan Elya.

"Aku tidak peduli kau sudah menerima ceknya, jadi gadis ini milikku."

Revan menarik Elya dan membawanya ke dalam mobilnya. Melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Sammy yang memanggil-manggilnya dibelakang.

Revan menatap tajam gadis yang duduk disebelahnya. Matanya yang sayu dengan bola mata coklat membuat siapapun yang melihatnya menjadi damai. Sangat cantik walaupun tidak dipungkiri ia terlihat rapuh... dan juga seksi. Pakaian yang dikenakannya memperlihatkan lekukan tubuhnya yang indah. Revan menyesali keputusannya yang begitu ceroboh membeli seorang gadis, yang akan menjadi godaan terberat hidupnya.

Sedangkan Elya mengkerut menerima tatapan Revan. sorot mata Revan begitu dingin, aura yang dikeluarkan Revan benar-benar aura pria jantan. Walaupun demikian Elya tidak akan pernah bosan memandangnya, Revan begitu tampan bagai malaikat bentuk wajahnya tegas ditunjang postur tubuhnya yang tegap dan tinggi. Apalagi dadanya yang bidang mengundang Elya untuk tenggelam dalam kehangatannya. Elya menelan ludah, untuk pertama kalinya ada pria yang membangkitkan hasratnya.

"siapa namamu?'. Tanya Revan memecah keheningan diantara mereka berdua.

"El...elya... ". Sahutnya gugup.

"dimana kau tinggal?"

Elya menggelengkan kepalanya "Aku tidak punya tempat tinggal."

"lalu aku harus mengantarmu kemana?"

"Aku tidak tahu." sahut Elya putus asa.

"Well, kalau begitu, kau akan tinggal denganku."

Revan menekan sebuah no telpon pada ponselnya mengatakan bahwa hari ini dia tidak ke kantor. Revan membawa gadis yang bernama Elya itu ke apartemennya, entah apa yang ada di dalam pikirannya.

Wanita 1 MilyarkuWhere stories live. Discover now