"Sudahlah lupakan. Lebih baik kita makan" sahut Taehyung cepat.

"Dan temani aku jalan - jalan setelah ini" sambungnya.

"Nde? "

--MyPain,ItsHurt--

Cinta,
Dia tumbuh tanpa sebuah pilihan. Namun banyak pilihan ketika kita salah mendefinisikannya.

Jungkook masih belum berubah menjadi dirinya yang dulu. Begitu dingin dan ketus. Tak memiliki banyak teman dan lebih memiliki banyak musuh yang tidak suka dengan sifat sombongnya itu. Dia terus seperti itu, seolah tak memerlukan orang lain untuk masuk lebih dalam ke kehidupannya yang sudah dia kunci rapat-rapat hampir satu tahun ini. Semenjak sebuah kenyataan yang membuatnya seperti ini. Kenyataan yang dengan sadisnya memporak-porandakan hidupnya yang terlihat begitu bahagia.

KJ Corporation Director's Room

Taehyung tengah sibuk berkutat dengan tumpukan dokumen yang harus dia periksa. Sesekali keningnya terlihat berkerut ketika membaca laporan yang tak sesuai dengan pemikirannya. Menjadi pewaris tunggal sebuah perusahaan besar di Korea Selatan membuatnya harus menerima kenyataan bahwa dia tak bisa bebas menikmati waktu mudanya dengan berbagai hal menyenangkan yang biasa di lakukan oleh anak muda seusianya.
CKLEK
Suara pintu terbuka membuat Taehyung menghentikan kegiatannya dan menengok ke arah pintu untuk melihat siapa orang yang dengan kurang ajarnya masuk ke dalam ruangannya tanpa permisi.

"Halo Kim Sajangnim. Kau masih mengingatku? " sapa orang itu sembari melangkah santai dengan gaya angkuhnya yang begitu ketara.

"Jungkook-ah"

"Hmm. Apa kabar? Sudah lama aku tak kemari, sepertinya.... "

"Yak! Ke mana saja kau anak nakal" Taehyung langsung beranjak dari posisinya dan menghambur ke arah namja yang baru saja menemuinya itu dan mendorongnya hingga punggung Jungkook membentur pelan dinding di samping pintu lalu menghimpit dan mengurung namja manis itu dengan kedua lengannya.

"Banyak hal yang aku lakukan akhir-akhir ini" jawab Jungkook seraya mengalungkan tangannya pada leher Taehyung.

Taehyung memiringkan kepalanya dan menggapai bibir mungil kesukaannya dan melumatnya lembut.

"Menjauhlah hyung. Aku lelah" Jungkook mendorong tubuh Taehyung lalu berjalan santai dan mendudukkan bokongnya pada sofa empuk di dalam ruangan itu.

Taehyung tampak menghela nafasnya berat dengan ekspresi yang terlihat begitu kesal. Jungkook, memang telah benar-benar berubah.

"Jadi apa hari ini jadwalmu kosong hingga kau bisa menemuiku kemari? Sepertinya kau sangat sibuk hingga tak ada waktu lagi untukku,sayang" Taehyung memilih untuk menekan egonya dan menanyakan hal lain pada kekasihnya itu.

"Yah, aku memang sangat sibuk. Dan hari ini aku libur"

"Syukurlah. Ku kira kau sudah lupa jika masih memiliki kekasih"

"Hahaha... Sebenarnya aku hampir saja lupa" jawab Jungkook enteng.

"Mwo? "

"Sudahlah lupakan. Aku tak ingin kita membahas ini"

"Kalau begitu bagaimana jika kita berkencan? Aku merindukanmu, juga tubuhmu" Taehyung mendekatkan tubuhnya pada Jungkook, menarik pinggang ramping sang kekasih lalu mendaratkan sebuah kecupan ringan di lehernya.

"Tidak sekarang Tae. Aku banyak urusan hari ini" Jungkook kembali mendorong pelan bahu Taehyung.

"Mau ke mana lagi? " decak Taehyung kesal.

"Banyak tempat dan tidak bisa ku sebutkan satu persatu" jawab Jungkook.

"Oh ya apa kau ada uang? " lanjut pemuda bergigi kelinci itu

"Jadi kau kemari hanya untuk meminta uang? "

"Ck. Jika kau memang tak ingin memberikan uang padaku setidaknya pinjamkanlah beberapa. Akan ku kembalikan nanti setelah gajiku turun"

"Kau pikir sudah berapa banyak uang yang kau minta dariku sepeti in eoh? "

"Jadi kau ingi mengungkit semuanya sekarang? " sensi Jungkook.

"Aku tak bermaksud mengungkitnya Jungkook-ah. Aku sangat tidak peduli dengan seberapa banyak uangku yang telah kau habiskan. Hanya saja tolong hargai aku" Taehyung mulai meninggikan suaranya.

"Setiap hari aku terus menerus memikirkanmu, berharap kau baik-baik saja dan tak ada hal buruk yang akan menimpamu. Kau tahu? Kau tahu seberapa khawatirnya aku saat terkadang kau menghilang tanpa kabar? "

"Aku tak pernah memintamu untuk mengkhawatirkanku Tuan Kim. Aku muak denganmu yang terlalu memperdulikanku. Aku juga butuh sendiri dan aku juga butuh ruang untuk menjalani hidupku tanpa meminta izin dan mengatakan semuanya terlebih dahulu padamu" Jungkook mulai terbawa suasana, kedua bahunya naik turun menahan emosi.

"Sudahlah. Aku pergi"

"Tunggu, bawalah ini" Taehyung mengambil sebuah kartu kredit dari dalam dompetnya dan memberikan pada Jungkook yang langsung berbalik dan berjalan cepat menuju pintu tanpa melihat wajah Taehyung yang kini terhiasi sebuah senyuman miris.

BLAM

"ARRRGGGHH" teriak Taehyung frustasi.

Taehyung menyambar ponselnya dan mengetik beberapa tombol lalu menghubungi seseorang

"Seon, bisakah kita bertemu? "

"Kau di mana hyung? "

"Temui aku di cafe biasa"

"Baiklah aku akan segera ke sana hyung"

Taehyung memejamkan matanya, menetralkan emosinya lalu mulai tenggelam dalam pikirannya. Dia mulai membandingkan antara Jungkook dan Seon lagi. Akhir-akhir ini dia memang sering melakukannya, dan selalu merasa bahwa Seon mampu membuatnya merasa nyaman. Yah, semenjak kejadian di restoran itu mereka memang menjadi lebih dekat, bahkan sering jalan-jalan bersama tanpa sepengetahuan Jungkook. Seon, mampu membuatnya melupakan Jungkook untuk sejenak.

--MyPain,ItsHurt--

"Yoboseyo " Jungkook menggeser tombol hijau pada ponselnya saat benda itu bergetar dan langsung menempelkan pada telinganya.

"Kau sudah bersiap-siap Jungkook-ah? " sapa sebuah suara di seberang sana.

"Nde, Jiminie."

"Kalau begitu aku akan menjemputmu sebentar lagi "

TBC

Mianhae for slow update,
Karena ngga ada banyak waktu buat pegang hp, masih serba dibatasin.

Voment juseyo,
Gomawo  😊

Ah iya, next chap private ne

My Pain, Its Hurt (Hiatus)Where stories live. Discover now