Chapter 14 : Melody Nurramdhani Laksani

1.7K 39 5
                                    

Namaku Melody Nurramdhani Laksani. Panggil aja Melo. Aku siswi kelas 2-A di SMA48, bersama sepupuku Frieska dan sahabatku, Shania dan Veranda. Aku gak ngerti kenapa di sekolah aku selalu punya banyak penggemar, padahal aku hanya siswi biasa yang sama-sama ingin menuntut ilmu. Banyak yang bilang aku berbakat dalam segala hal, namun aku tidak berbakat dalam satu hal, yaitu cinta.

"Mel, udah nyampe ternyata?" tanya Shania yang baru masuk kelas.

"Iya..." kataku.

"Kemaren seru ya, duo Jessica sama-sama jadian! Udah nama sama, tanggal jadian sama, untung pacarnya gak sama!" cetus Shania.

"Heh gak boleh nyeletuk begitu kali" kataku.

Dulu aku pernah digosipin sama Adrian. Itu gak bener karna aku dan Adrian gak pernah sama-sama saling suka. Dan sekarang dia sama Frieska, aku seneng banget. Aku selalu berharap suatu saat ada pangeran yang menjemputku dan menjadikanku putri di kerajaannya. Tapi itu gak mungkin haha.

"Surat-surat yang kemaren kamu terima udah dibaca semua?" tanya Shania.

"Diambil aja belom. Aku baca hari ini aja kali ya, barangkali ada yang menarik" kataku.

Aku dan Shania pun segera menuju lokerku.

"Wow, banyak amat..." kata Shania kaget.

Aku membawa semua surat-surat itu, sepertinya ada sekitar 20 lebih surat yang ada.

Aku membaca surat pertama, kedua, tak ada yang menarik. Saat kubaca surat ke delapan...

"Terimalah mahkota sederhana dariku, tetapi penuh cinta untuk putri di hatiku..."

"Wiih keren, kan selama ini kamu sering berfantasi bahwa kamu akan jadi putri cantik dan dijemput pangeran kan?" kata Shania.

"Ya, betul... Tapi aku malah jadi putri di sekolah ini..." kataku.

"Aku tau itu mengekang kamu juga. Kamu jadi gak bebas bergerak" kata Shania.

"Hey, ngomongin apa nih? Gak ngajak-ngajak ya" kata Ve muncul tiba-tiba.

"Hai Ve, darimana aja? Kita ngomongin fanletter nya Melody. Dia dapet fanletter bagus" kata Shania.

Ve pun melihat sebentar, lalu berkata

"Wah kata-katanya bagus..."

"Makanya aku penasaran siapa yang buat surat ini" kataku berpikir.

Loncengpun berbunyi dan kami semua duduk di tempat masing-masing, menunggu guru datang.

Istirahat, aku sudah ditunggu oleh sekumpulan lelaki yang disebut MG. Aku ingin menjadi teman, bukan idola. Tapi kejadiannya malah seperti ini...

"Melody Melody, ini novel buat kamu, semoga kamu suka..."

Aku menerima novel berjudul 'Princesses' dari seorang laki-laki.

"Wah makasih ya... Siapa namamu?"

"Na-namaku... Timmy."

"Jangan dengerin dia Melo, dengerin aku aja!"

"Eh aku aja aku aja!"

Akupun langsung pergi dari kerumunan itu dengan membawa novel pemberian orang bernama Timmy.

"Wah, baru minjem novel di perpus ya Mel?" tanya Shania.

"Gak, ini dari Timmy..."

"Jangan bilang Timmy 2-D?"

"Gak tau deh. Emang kenapa?"

"Dia itu kan culun, kuper, ganteng sih tapi yaaaaa minder minder gimanaaa gitu" kata Ve menyambungi.

"Ya, menerima hadiah dari siapapun gak salah kan?" balasku.

"Iya sih..." kata Ve.

Pulang sekolah, aku melihat Timmy pulang jalan kaki. Akupun mengikuti kemana dia pergi. Dia menuju sebuah rumah pohon yang sejuk. Saat ia sampai, iapun menoleh kebelakang.

"Loh? Ada Melody?"

"I-iya... Sorry aku ngikutin kamu..."

"Ya udah gapapa. Mau ikut ke atas?"

"Boleh-boleh"

Didalam rumah itu ada banyak barang. Ada kasur, buku-buku, mainan, dan lain-lain...

"Aku tinggal disini..."

"Hah?! Sendirian?"

"Iya Mel... Orangtuaku kerja diluar negeri dan hanya ngirim uang. Orangtuaku gak pernah ngurus aku. Rumahku dekat dengan rumah tanteku. Jadi, kalau aku bosan dan kesepian, aku kerumah tanteku..."

"Tapi disini gak ada listrik, malam-malam gimana?"

"Aku pake senter. Jadi aku punya persediaan banyak baterai, hehe.. Orangtuaku memberi uang banyak perbulannya, jadi aku bisa stok baterai yang banyak..."

Ya ampun, kasihan banget Timmy. Pantas, dia jadi culun begini...

"Melo mau makan? Aku beliin ya, sekalian cari makanan buat aku"

"Eh gak usah... Aku beli makanan sendiri aja..."

"Ya udah, bareng-bareng aja?"

"Ayo..."

Kami pun jalan cari makan. Sampai kami menemukan kedai makanan.

"Melo mau makan apa?" tanya Timmy.

"Mungkin nasi goreng aja kali ya.."

"Mel, kamu gak keberatan makan disini? Kamu kan harusnya makan di tempat yang elite dan mahal..."

"Ah, siapa bilang? Gak kok... Aku suka makanan jalanan kayak gini kok... Biasanya lebih enak dan gak dibuat-buat hehe"

Setelah selesai makan, aku pun pamitan.

"Timmy, besok jemput aku ya? Aku pengen ngobrol-ngobrol lagi..." kataku senang.

"Iya..."

Keesokan harinya, aku bangun dan...

"Wah! TELAT!"

Akupun cepat-cepat mandi dan mengganti baju. Kudengar hujan deras di  luar sana. Aku dikasih sarapan nasi goreng. Cepat-cepat aku makan.

Loh, nasi goreng?

"Timmy!"

Aku segera menghabiskan sarapanku dan berlari keluar. Timmy di luar kehujanan menungguku.

"Timmy, maafin aku ya... Aku bener-bener gak sengaja bisa telat begini..."

"Gak papa Mel..."

"Ayo kita ke sekolah!"

Kami pun berlari-lari di tengah hujan menuju sekolah. Untung gerbangnya masih dibuka, namun kami ketinggalan 1 jam pelajaran karna disuruh menunggu.

"Timmy. Harusnya cuma aku yang dihukum, bukan kamu..."

"Gak Melody, bukan salahmu..."

Kenapa dia baik banget? Padahal kita baru 2 hari kenal... Tapi, dia rela ngasih kado buat aku, ngajakin aku jalan-jalan, bahkan jemput aku dan nunggu aku di tengah hujan...

"Timmy... Apa aku jadi putri di  hatimu?"

"Wah, Melody baca fanletter ku ya? Mahkota yang kumaksud adalah bukuku kemarin, makasih ya udah mau diterima..."

"Iya sama-sama... Aku mau kok jadi putri asal kamu yang jadi pangerannya..."

Akhirnya, setelah sekian lama aku menemukan pangeran yang menjemputku bukan dengan kemewahan, tapi dengan kesetiaan...

THE END

________________________________________

Inilah endingnya! Jelek? Pendek? Gomennasai... *menunduk*

Fic ini 30% inspirasinya didapat dari lagu Taylor Swift yang Love Story hehe...

Review ya! Next nya member termuda di JKT48! Don't miss it!

JKT48 Love BookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang