Two

52.6K 3.3K 33
                                    

Suara erangan yang keluar dari bibir Kayla pagi itu memenuhi kamarnya yang luas. Berlantaikan kayu berikut furniture-nya yang terbuat dari kayu dengan cat berwarna putih. Belum lagi tempat tidur-nya yang tertutup seprai bermotif bunga, nakas bercat putih yang dihiasi ukiran dan juga meja rias yang senada menampilkan betapa feminim-nya pemilik kamar tersebut. Layaknya seorang puteri kerajaan. Namun siapa sangka di balik keindahan semua itu, Kayla Aryasatya adalah seorang perempuan karier yang memegang sabuk hitam. Bukan perempuan anggun seperti pakaian yang melekat di tubuhnya.

Kayla mengusap wajahnya perlahan. Ia membuka sedikit kelopak matanya dan ketika menyadari jika dirinya berada di dalam kamarnya sendiri, ia menarik nafas lega. Rasa pusing mulai menyerangnya namun ia mencoba menghiraukannya. Sekali lagi Kayla memejamkan kedua matanya, mencoba mengingat apa yang sebenarnya telah terjadi semalam. Beberapa kilasan mampir di dalam kepalanya. Di mana ia sedang asyik meminum whiskey-nya lalu ia berhadapan dengan seorang pria dan sedetik kemudian Kayla membuka kedua matanya. Menutup bibirnya yang terbuka dengan kedua tangannya. Dirinya berhasil membanting tubuh seorang pria yang tidak dikenalnya!

Shit! Makinya dalam hati. Apa yang harus dilakukannya saat ini? Siapa pula pria itu? Sekuat tenaga Kayla memeras otaknya. Berharap dapat mengingat wajah pria yang telah menjadi korban pelampiasan jurus taekwondo-nya. Setelah beberapa menit, samar-samar Kayla dapat mengingat wajah pria itu.

Wajah tampan dengan rahang yang kokoh namun tampak dingin dan sedih dibaliknya. Meski samar tapi Kayla yakin jika ia dapat mengenali wajah pria tersebut seandainya mereka bertemu kembali.

Daripada terus memikirkan perasaan bersalahnya karena telah membanting tubuh seorang pria yang tidak dikenalnya, Kayla memutuskan untuk turun dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamarnya. Ia melangkah turun dari tangga yang melingkar di dalam rumahnya dan berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air yang langsung ditandasnya.

"Tina!" panggilnya saat melihat asisten rumah tangganya melewati dapur.

"Iya non." Dengan tergopoh-gopoh Tina menghampiri majikannya.

"Semalam saya pulang jam berapa?"

"Jam dua pagi, non. 'Kan saya yang membukakan pintu untuk non. Masa non lupa," sahut Tina yang usianya tidak jauh berbeda dengannya. Hanya terpaut tujuh tahun dari Kayla. Tapi gadis ini sudah bekerja pada Kayla hampir empat tahun.

"Oo..ya sudah. Kamu boleh pergi." Dalam hati Kayla tersenyum lega. Itu artinya ia pulang sendiri dalam keadaan mabuk. Hebat juga, pujinya pada diri sendiri.

"Tapi non," ujar Tina tiba-tiba sebelum berbalik. "Siapa laki-laki semalam yang mengantar non pukang?"

Pertanyaan yang keluar dari bibir Tina membuat kedua mata Kayla membesar dan ia mengatupkan bibirnya rapat-rapat.

***

Sudah lima bulan ini Erwin bekerja sebagai montir di sebuah bengkel. Meski ayahnya Max Ivander adalah seorang pengusaha tambang emas. Tapi Erwin yang sejak kecil tidak pernah berhubungan baik dengan ayahnya tidak ingin kembali ke rumah orang tuanya dan melanjutkam perusahaan itu. Ia ingin hidup bebas. Tidak peduli dengan ilmu yang diraihnya saat kuliah dulu. Yang terpenting saat ini ia mampu menghidupi dirinya sendiri dengan penghasilannya bekerja di bengkel.

"Erwin!" panggil Surya. Pemilik bengkel di mana Erwin bekerja. "Sesudah ini tolong gantikan oli mobil Brio putih itu ya."

Erwin mengeluarkan tubuhnya dari kolong mobil yang sedang diperbaikinya dan melirik mobil Brio yang terparkir di depan bengkel lalu mengangguk pelan.

Setelah kepergian Surya, Erwin kembali melakukan pekerjaannya. Untungnya hobi mengutak-atik mobil miliknya sejak remaja membuahkan hasil. Sehingga ia diterima bekerja di tempat ini.

Love Between Us (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang