2. COLOR

33 1 0
                                    

"Baiklahh, sekarang dibuka sesi tanya jawab. Dipersilakan bertanya pada housemate jika ada yang ingin ditanyakan atau penasaran" kata Hakyeon.

Hongbin mengangkat tangan, "Aku, aku ingin bertanya pada Hyeji" Hongbin menatapku lagi, aku mengalihkan pandanganku. "Hyeji, hobimu apa?" tanya Hongbin sambil tersenyum. "Aku.. suka.. menggambar" sahutku.

"Benarkah? Kau punya hobi yang sama denganku. Sepertinya kita bisa berteman dengan cepat" kata Jaehwan kepadaku. "Iya" jawabku sambil tersenyum.

"O!!!" suara Hakyeon tiba-tiba dan membuat semuanya menatapnya penasaran. "Hyeji ternyata bisa tersenyum. Kau sangat manis jika tersenyum, dari tadi kau tidak berekspresi sama sekali. Kenapa kau tiba-tiba tersenyum menjawab pertanyaan Jaehwan?" cerewet Hakyeon.

Benar juga, selama ini aku tidak pernah tersenyum pada orang yang baru ku kenal. Aku tersenyum tanpa kusadari. Apa yang salah denganku?

"Hmm.. Tidak ada alasan tertentu, aku hanya merasa Jaehwan orang yang mirip denganku karena dia juga suka menggambar" jawabku asal.

"Apa kau tidak pernah tersenyum karena kau belum bertemu dengan orang yang memiliki hobi sama denganmu?" tanya Jaehwan. "Dan, jangan panggil aku Jaehwan, kan aku lebih tua darimu. Panggil aku Jaehwan oppa".

Aku hanya mengangguk, aku bingung bagaimana menjawab pertanyaan Jaehwan oppa.

...
Aku bosan, aku membawa pensil warna dan coloring book milikku yang dibelikan ibuku sebelum pergi ke sini. Aku berkeliling rumah mencari siapa tau ada ruangan yang cocok untuk mewarnai. Dan aku menemukan sebuah ruangan yang sepertinya memang digunakan untuk melukis, seperti studio.

Aku mulai membuka satu per satu coloring book-nya, mencari gambar yang menarik perhatianku untuk diwarnai.

Tok, tok. Ada orang yang mengetuk pintu, aku berdiri untuk membukakannya. "Hai" kata Jaehwan sambil tersenyum imut. Ternyata Jaehwan oppa yang datang. "Hai juga, masuklah oppa" kataku.

"Apa aku mengganggumu jika aku di sini?" tanya Jaehwan. "Tidak apa-apa, oppa. Aku hanya ingin mewarnai karena terlalu bosan. Apa kau mau membantuku mewarnai ini?" kataku sambil mewarnai.

"Benarkah tidak apa-apa? Tentu saja aku mau, aku juga suka mewarna. Mari kita mewarna" Jaehwan oppa duduk di sebelahku. Jarak bahu kami hanya 10cm, aku tidak pernah sedekat ini dengan laki-laki. Tiba-tiba aku merasa canggung, lalu kuraih hp-ku. Aku memutar lagu untuk membuatku rileks.

Aku mengantuk sekali. Tapi aku tidak bisa meninggalkan Jaehwan oppa, aku tidak bisa menyuruhnya berhenti hanya karena aku mengantuk. Mataku berat sekali, seperti ada beban 10kg di mata ku.

•••

Jaehwan berhenti mewarna karena tiba-tiba ada sesuatu di bahunya, Jaehwan melirik apa yang dibahunya. Ternyata Hyeji tertidur dan tersandar di bahunya. Jaehwan tidak melanjutkan mewarna, karena takut mengganggu tidur Hyeji. Jaehwan hanya diam, dan menunggu Hyeji terbangun.

Jaehwan tersenyum melihat Hyeji yang sedang tertidur di bahunya. "Ternyata kau orang yang seperti ini. Kau sebenarnya orang yang hangat. Tapi kenapa kau sepertinya tidak memilik teman? Atau kau yang memilih tidak memiliki teman?" tanya Jaehwan pada Hyeji yang tidur. Hyeji tidak bergeming.

Jaehwan bahagia mengetahui bahwa Hyeji ternyata orang yang tidak seperti apa yang terlihat dari luar.

---

Writer,
N•I•N•A

The Firstحيث تعيش القصص. اكتشف الآن