"SIAPA KAU?!"
"DAN.... DI.. DIMANA AKU?"
Aku berusaha bangkit dari daratan beralaskan pasir, tubuhku terasa remuk. Tempat ini... begitu menyeramkan.
"Reya..."
"Reya..."
"Reya..."
Suara-suara itu terus saja memanggilku. Suara yang sangat asing, namun terasa sangat mengenalku.
"SI...SIAPA KAU?"
"Reya..."
Tak peduli berapa puluh kali aku bertanya, suara itu tak kunjung menjawabnya.
"Reya..."
"HENTIKAN! LEPASKAN AKU! KEMBALIKAN AKU KE TEMPAT ASALKU!"
Aku putus asa. Rasa takutku kian memuncak, air mata menetes deras dipipiku.
Aku jatuh berlutut, melihat air mata yang menetes tak henti diatas tanah berpasir.
Tangan dingin itu menyentuh pundakku, rasa takutku semakin menjadi-jadi.
Pesan ibuku terngiang di kedua telingaku.
"Reya, jika ada orang asing yang diam diam menyentuh pundakmu, jangan menoleh kebelakang. Keluarkan jurus bela dirimu"
Seketika itu juga kuhilangkan rasa takut yang menguasai pikiranku. Tanganku yang gemetar, perlahan tapi pasti, menyentuh tangan dingin yang berani menyentuh pundakku.
Kuayunkan dengan kasar tangan dingin itu sehingga pemiliknya terhuyung ketanah.
Seorang laki-laki bertubuh tinggi tersungkur disana. Rasa takut yang hilang itu kembali menguasai diriku.
Dengan reflek kakiku bergerak mundur. Jantungku terasa sesak dan sakit, nafasku terasa berat hingga menyiksa.
Tubuh tinggi yang tersungkur tadi bergerak, mencoba berdiri, dan masih tak bersuara.
"Si.. si.. siapa kau?" Tanyaku pelan, kuharap ia tak dengar.
Tubuh tinggi itu perlahan membalikkan badan kearahku.
Nafasku tercekat. Wajah teduh itu membuatku sedikit lebih tenang.
"Aku membantumu" Katanya.
Sedikit jawaban dari orang itu berhasil membuat ketakutanku lenyap.
Ludah yang sedari tadi menggumpal didalam mulut, kutelan bulat bulat. Kutarik nafas dengan sedikit berat.
"Oh.. baiklah. Lalu siapa kau?" Tanyaku akhirnya. Suaraku berhasil berubah menjadi lebih tenang.
"Aku membantumu" Jawabnya lagi-lagi.
Aku menyipitkan mata melihat pemuda asing yang ada dihadapanku ini dengan teliti.
Apakah ia manusia sepertiku?
Apakah ia malaikat?
"Kutanya lagi... siapa kau sebenarnya?"
"Aku yang akan membantumu" jawabnya. Memang tidak sama, tapi bermakna sama.
Aku menghela nafas, berusaha membuat diriku lebih tenang.
Baiklah, setidaknya aku tidak sendiri. Setidaknya ada seseorang yang berkata akan membantuku.
"Hm.. oke. Lalu kau, kau mau membantuku untuk apa?" Tanyaku lagi padanya.
"Untuk menyelamatkan semua umat manusia"
Deg!
Apa-apaan ini?!
"Menyelamatkan umat manusia?! Apa maksudmu?!" Tanyaku dengan nada tinggi yang tak kusadari.
Jawaban darinya membuatku sungguh tak mengerti. Ia membuatku merasa menjadi pahlawan super. Menyelamatkan umat manusia-katanya.
"Kami semua membutuhkanmu. Kamulah yang dipilih, dan aku, akan membantumu."
--^^---^^^-^^^-^-^----^^-^^^------^-^--
YOU ARE READING
I'M (not) INTROVERT
FantasyPercayalah, aku bukan seorang introvert! Tidak, aku tidak seperti yang kalian pikir! Aku tidak seperti yang kalian bicarakan! Aku menyimpan suatu rahasia yang teramat sangat penting. Demi diriku, demi orang-orang yang kusayangi, dan demi kalian semu...
