part10

3.8K 60 2
                                    

"Sayang,maaf aku telat ya tadi ada urusan." Dimas berlari ke arah michelle dimas gak mau michelle nunggu terlalu lama karna dimas sendiri gak suka menunggu.

"Iya sayang,dari mana emangnya kamu kan gak ada jadwal kulian?." Tanya michelle yang membuat dimas menelan salipanya sendiri.

"Anu sayang tadi papa suruh datang ke kantor."elahnya gak mungkin dimaa bilang ke michelle abis ketemu valeri schyopat itu.

"Yaudah aku udah pesan makan buat kita berdua kamu belum makan kan?" Tanya michelle ke pacar tergantengnya ini dimas tersenyum lalu mengangguk.

"Sialan,jadi itu cewek yang udah rebut dimas dari gue." Lalu vale tersenyum licik dan langsung menelpon seseorang untuk melancarkan aksinya tersebut.

Tak lama kemudia pesanan mereka sudah tersedia di atas meja dengan tidak sabar michelle melahapnya tentu saja karna dimas yang memanjakannya dengan menyuapinya.michelle selalu berpikir apa yang pernah terjadi antara iya dengan dimas yang tiba-tiba saling mendiami dan bermusuhan harusnya tidak pernah terjadi karna harusnya selalu seperti ini cinta itu nyaman saat ada di samping cinta yang terbalas.

"Kamu janji kan sama aku kalo kamu yang bakal jadi pangeran di samping aku dimski". Dimas dan michelle kecil sedang duduk di ayunan favorite mereka di taman samping rumah michelle sejak memasuki taman tersebut dimas tidak melepas sedikitpun genggamannya dari pergelangan tangan michelle.

"Iya aku janji,kalo gak aku bakal nangis sama tuhan biar kita di satuin." Manis bukan seorang anak laki-laki berumur 8 tahun bisa berkata seakan dialah pemegang kendali takdir ini.

"Aku bakal terus pegang janji kamu sampai aku besar nanti dan kalo udah waktu nya aku bakal minta janji kamu." Bukan sebuah ancaman tapi sebuah pernyataan kalo sang gadis bersungguh-sungguh mencintai anak lelaki tersebut,keduanya saling memeluk seakan tidak ingin berpisah lama-lama.

Suara mesin monitor yang terdapat di dalam ruangan ini membuyarkan segala lamunannya tentang masa kecilnya iya mempunya hutang pada gadis yang tengah terbaring lemah tidak berdaya di atas ranjang rumah sakit ini.seminggu lalu ia masih bersama dan masih bercanda bergurau dengannya belum sejam gadisnya pamit ia mendapatkan telpon gadisnya kecalakaan di tabrak lari oleh orang yang tak di kenal.

"Sayang bangun."air mata dimas tumpah seketika dimas tidak cengeng hanya saja ini terlalu berat untuknya tidak mengapa pertunangan mereka di batalkan hari ini yang penting gadisnya bangun dimas ingin melihat gadisnya yang bawel tidak bisa diam bangun "aku bakal bayar hutang aku sama kamu." Dimas sudah tidak sanggup melanjutkan setiap perkataannya semua masalah terlalu berat untuknya pelaku siapa yang menabrak michelle belum dia temukan meskipun polisi melapor setiap saat.

"Dims,kamu pulang dulu ya nak sudah seminggu kamu gak istrihat." Tiba-tiba mama michelle datang menyuruh dimas pulang bukannya dia jahat tapi dia gak tega kasian dimas sudah seperti setengah dimas setengahnya lagi bukan.dimas hanya menggeleng lemah.

"Gak tante,dimas sehat kok dimas mau liat michi." Jawabnya membuat mama michelle menangis dan lari keluar ruangan dimana michelle di rawat.

Semenjak kejadian michelle di tabrak sama orang yang belum di ketahui,dimas semakin gak mau ninggalin michelle,setelah michelle sadar nanti ia tidak akan meminta untuk bertunangan tapi langsung meminta izin menikahi kekasihnya tersebut.
Perkataan dokter tempo hari membuat dimas semakin was-was pasalanya ketika ia keluar sebentar dokter menemukan orang asing di ruang inap michelle.
Hari demi hari pun ia lalui di ruang kamar inap michelle,belum ada tanda-tanda akan terbangun dari tidur panjangnya,dimas semakin kurus semakin berantakan tapi ketika di suruh pulang ia akan menolak.
.
.
.
.
.
.
.
.
Lombok,27 januari 2017

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang