"Kau bahkan tidak berdekatan dengan wanita, sampai kapan eomma harus menunggu ? "Ibu Yoongi nampak gusar ia tak habis pikir tentang sang putra yang tidak bisa memilih seorang wanita untuk di jadikan pasangannya.

"Aku sudah dapat calonnya, aku tinggal menyeretnya ke hadapan eomma"

"Oh ne, jinjja ? (Ya, benarkah). Wae (kenapa?) ? Kenapa kau tidak memperkenalkannya pada eomma ?" Mendadak wajah kesal itu berubah menjadi berbinar, ia tak tahu kalau putranya ini sudah memiliki seorang calon istri diam-diam.

" Bawa besok dia ke Rumah"seru sang ibu, membuat Yoongi terkejut dengan kedua mata sipitnya yang melebar.

"Mwo?!"(apa)

***

"Shitt"Yoongi mengumpat seraya mendudukan dirinya pada kursi hitam beroda di dalam ruang kerja miliknya. Sebelah tangannya terangkat untuk memijat pelipisnya yang terasa berdenyut-denyut akibat sang ibu yang memintanya untuk membawa seorang gadis ke hadapannya besok.

Itu tadi hanyalah sebuah kebohongan agar sang ibu dapat menghentikan permintaannya dan mengakhiri pembicaraan tentang pernikahan tapi ternyata, kebohongannya malah mengakibatkan masalah baru yang harus di hadapinya.

Bagaimana caranya mendapatkan seorang wanita dalam waktu semalam? Apa Yoongi harus meminta bantuan Jin seperti di dalam film legenda. Atau meminta jasa pacar sewaan seperti di dalam sebuah ftv. Haruskah? Katakan jika Yoongi memang benar-benar harus melakukannya.

"Kau terlihat kacau, gwenchana?"(tidak apa-apa)Tanpa berniat melihat ataupun melirik, Yoongi sudah tahu siapa pemilik dari suara tersebut.

Saat ini dirinya tidak berniat menjawab sederet pertanyaan tak berguna yang dilontarkan oleh pria yang sudah mendudukan dirinya di sofa ruang kerja miliknya dengan begitu nyaman. Seperti biasa, kedua orang itu selalu merasa seperti di rumahnya sendiri.

"Jimin-a, tolong carikan aku seorang wanita"

Jimin menoleh cepat ke arah Yoongi. Mendengar kalimat yang pria itu lontarkan cukup membuatnya terkejut sekaligus terheran.

"Wah kau sudah tertarik dengan seorang wanita -huh! Aku kira kau seorang gay, syukurlah ternyata kau normal"rasa syukurnya jelas sebuah tamparan bagi Yoongi. Mulut pria itu butuh saringan rupanya agar tak asal bicara.

"Yak, musun seoriya (apa katamu)? Memang tidak ada wanita yang menarik minatku saat ini, tapi sungguh aku ini laki-laki normal"Yoongi tak habis pikir, apa ia terlihat seperti seorang pria gay ? Kenapa hanya karena kau tidak mempunyai kekasih kau di sebut sebagai gay.

"Susah sekali, kalau untukmu. Jujur saja aku kesulitan untuk mencari seorang gadis yang tahan banting dengan dirimu"ujar Hoseok terlihat tak yakin dengan permintaan tolong Yoongi. Pria itu tak pernah berhasil untuk pergi berkencan dengan seorang wanita manapun. Garis bawahi itu manapun.

"Aku ingat terakhir kali kau ikut kencan buta, wanita itu menyirammu dengan air wine. Karena kau mengatakan riasannya seperti kue mochi, aishh aku tidak bisa melupakan itu"papar Hoseok pada Yoongi.

"Yak, itu bukan salahku. Itu karena riasannya terlalu tebal. Aku hanya mengatakan kejujuran yang aku lihat dengan kedua mataku"

"Bagaimana dengan wanita yang berkencan denganmu kemarin lusa?!! Kenapa kau begitu terlambat? Apa kau tidak tahu waktu itu sangat berharga! Lalu setelah itu dia pergi tanpa bersuara ckkckck"sahut Jimin yang terkekeh dengan perkataannya sendiri.

"Oh jangan lupa pada wanita cerewet saat valentine. Yoongi mengatakan padanya, kau begitu cerewet dan banyak bicara. Tidak bisakah mulut itu terdiam beberapa menit saja. Hahahaha.. dia pergi sambil menangis"lanjut Hoseok membuatnya dan Jimin tertawa.

[OPEN PO] Wedding Contract - Myg [ END ]Where stories live. Discover now