Part Seven: Best or Bad?

14.7K 471 6
                                    

Best day EVERRRR! Alvo benar-benar bikin aku terbang sampe langit ke tujuh!
Sejak di bioskop, ia berubah jadi care banget. Oh my god.

"Bengong mulu."

"Ye gaksuka aja."

"Iya, emang. Eh Za, Ke Starbucks yuk?"

"Ayoo."

Tanganku ditarik olehnya menuju ke Starbucks yang berada di samping kiriku.

"Mau pesen apa?"

"Signature Chocolate aja yang tall, no whip cream yaa."

Alvo mengacungkan jempol lalu kembali menatap kasir,

"Ice Cappucino sama Ice Signature Chocolate no whipcream."

"Atas nama siapa?"

"Aza."

"Dih, kok Aza?! Kaya lagu rhoma irama amat!" Aku melotot tak percaya.

"Aza itu Alvo-Leiza. Udah diem." Mulutku mencebik sebal.

"Baik, totalnya jadi 87.000, mas."

"Vo, sini punya gue biar gue aja yang bayar." Ucapku sembari mengaduk-ngaduk isi tas.

"Yaelah, Za. Lo ngerendahin harga diri gue sebagai cowok banget. Masa cewek disuruh bayar sendiri? Gaklah. Udah gue aja." Alvo menyerahkan Starbucks Cardnya ke kasir.

"Terimakasih mas."

"Ih kok udah dibayar? Gue gak enak, vo."

"Lama-lama gue lakban ye mulut lu, gabisa diem amat."

"Sialan."

Aku merengut lalu menuju ke waiting counter.

"Pesanan milik Aza."

Langsung tawaku meledak seketika. Alvo yang awalnya menatapku heran namun ikut ikutan tertawa akhirnya.

"Hah.. Hahh. Udah vo, perut gue sakit."

"Gue juga, za. Eh btw, kita ngetawain apaan sih?"

"Hahahahahahaha! Dasar bego!"

Alvo mencibir lalu meninggalkanku yang masih terpingkal.

------------------------------------------------------

Alvo menyeruput sedikit cappucinonya lalu menatapku,

"Za. Gue mau ngomong."

Jangan-jangan Alvo mau nembak gue? AAAA! IH GILA OMG!

"Ngomong aja, Vo." Aku berusaha sekuat tenaga menahan senyumku.

"Sebenernya gue..."

YAK, SEDIKIT LAGI PEMIRSA!

"Sebenernya gue naksir sama Rebecca. Bisa minta tolong comblangin gak? Hehehe."

Hah? Apa? Dia bilang dia suka sama aku kan?

"Za?"

"Eh iya, Vo." Aku mendongak berusaha menahan air mata yang siap banjir.

"Bisa gak nih?"

"Eh bisa, bisa."

"Yes! Makasih ya, Za! Lo emang temen gue yang paling baik!"

"Uhm, Iya. Gue temen lo yang paling baik."

Ternyata cuman temen ya, Vo.

"Gue suka sama Rebecca itu soalnya dia tipe gue banget, dia cantik, langsing, pinter. Hahahah, ternyata bener ya kata-kata lo waktu itu kalo Rebecca itu cocok sama gue."

"Hahahahah, Iya."

Hening pun terjadi, tidak ada yang berusaha mencari topik pembicaraan.

"Vo. Gue mau pulang."

"Iya, Ayo, pulang."

Alvo, gue kira selama ini hubungan kita spesial. Gue kira selama ini kita bukan sekedar temen. Gue kira lo punya perasaan yang sama kaya gue. Gue kira.......... semuanya gak berakhir kaya gini.

Gue sayang sama lo, Vo. Bisakah lo nyadar hal itu? Bisakah lo nyadar hanya dengan melihat tatapan mata gue? Gue banyak tertawa karena lo, Gue banyak menangis karena lo, Gue percaya cinta karena lo, Gue sakit karena lo juga, Vo.

Gimana caranya Vo? Gimana caranya biar lo tau isi hati gue? Gue cewek, gue gamungkin bikin first move.

How can I move on when i'm still in love with you?

****

Hai! Thankyou udah baca. Gakerasa yang baca udah 800+ ily guys! Vote dong sepi bangeds. Kalo comment juga gpp, Aku usahain balesin semua. Sorry pendek updatenya. Kemungkinan part selanjutnya rada lama nih, ide buntuuuuu. Kalo kalian ngevote atau comment setidaknya ada secercah ide(?) Yaudahyaaa, byeee!

Different Love (editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang