Page 6 : Richard Park?

7.5K 1.1K 49
                                    

Hari berlalu begitu cepat, besok sudah hari pernikahan Sehun dan Yeo Wol. Karena mereka sudah mengurusnya, di hari terakhir mereka melajang ini, mereka memutuskan untuk pergi kuliah dan bersenang-senang.

Waktu bersenang-senang Yeo Wol sudah dipakai untuk minum soju 4 botol, jadi ia memutuskan untuk menghabiskan waktunya nanti dengan membaca novel di Perpustakaan Tuan Park.

Sehun punya agenda lain hari ini, ia memilih menghabiskan waktu dengan Jongin di kelab untuk pesta lajang.

Yeo Wol menghembuskan nafas panjang, ia jadi ingin meledak memikirkan persiapan pernikahannya dengan Sehun.

Pagi ini ia kembali naik bis seperti biasanya. Bis agak sepi karena ini hari Sabtu. Lain halnya dengan yang lain memutuskan libur, nasib baginya yang punya mata kuliah di hari Sabtu ini.

"Ah, aku juga merindukanmu sayang. Amerika tidak sebagus Korea. Tidak ada dirimu."

Yeo Wol memutar bola matanya tatkala menatap pria setinggi tiang listrik—tidak setinggi itu sebenarnya—dengan rambut berwarna kemerahan tampak tertawa-tawa setelah berkata hal-hal menggelikan pada kekasihnya di ujung sana, menunjukkan giginya yang rapi dan bersih. Dalam hati, ia menyuruh pria itu untuk seharusnya pergi menjadi bintang iklan pasta gigi.

"U-hm, aku memang berniat ke makam Kak Seo Young. Sudah sangat lama sejak kematiannya. Aku merindukannya," ujar pria tinggi itu terdengar nyaring karena Yeo Wol duduk cukup dekat dengannya.

"Oh Sehun? Kudengar dia hidup dengan baik dan berencana menikah. Kurasa, Kak Seo Young sudah ia lupakan." Pria tersebut tertawa miris sedangkan Yeo Wol dan otaknya berputar cepat, mencoba mengambil kesimpulan dari apa yang didengarnya.

Seandainya, apa yang ia pikirkan benar... Maka ini kesempatannya.

"Ahaha, iya iya, aku akan membelikanmu hamburger."

Yeo Wol tersentak. Sebelum ia sempat mengambil keputusan, pria tinggi itu sudah memencet tombol merah yang membuat bis berhenti. Secepat kilat, ia ikut turun, berlari menggapai pria tinggi itu.

Dengan nafas tersengal, satu tepukan berhasil ia daratkan di pundak pria itu, membuat pria itu kontan menoleh dengan alis menyatu kebingungan.

"Sayang, ku tutup dulu telponnya. Sampai nanti," ucap pria tinggi itu kemudian memasukkan ponselnya ke dalam saku.

"Ada yang bisa kubantu?" lanjut pria itu kini terfokus padanya. Bibirnya tersenyum lebar.

"Maaf sebelumnya aku menguping pembicaraanmu, tapi soal Seo Young, hahh... Maksudku, apa Lee Seo Young yang kau maksud—maaf—itu calon istri Sehun yang bunuh diri?"

Wajah pria itu sentak serius. "Ya. 2 tahun lalu kurasa?"

"Kau adiknya?"

"Bagaimana bisa kau tahu?"

Yeo Wol tersenyum dengan nafas yang masih tersengal. Seolah menemukan titik terang atas masalahnya. Kunci dari segalanya.

"Aku Song Yeo Wol. Calon istri Sehun."

Pria itu tampak terkejut, menjabat tangan Yeo Wol yang terulur untuk berjabat dengannya. "Senang bisa bertemu denganmu."

"Boleh aku tahu namamu?" tanya Yeo Wol.

"Richard Park. Oh tidak tidak, maksudku, Park Chanyeol. Itu nama koreaku," jawab Chanyeol singkat.

Yeo Wol tersenyum.

"Senang bertemu denganmu Park Chanyeol. Aku tidak bisa lama-lama hari ini, tapi mungkin aku bisa menemanimu ke makam Seo Young?"

***

(Not) ReachableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang