Chapter 5. Sebaiknya Tidak Begini

Depuis le début
                                    

"Taiga-san bisa berteman dengan Anda."

"Dia berbeda. Dia tidak seperti yang kau lihat, Theo."

"Kenapa saya tidak bisa?" Theo mengerjap. Wajahnya masih menatap lurus wajah Ryu. Ryu menelan ludahnya gugup. Hentikan, Theo! Kalau kau menatap Ryu seperti itu, Ryu bisa kalah dengan tatapanmu.

"Tidak bisakah?" Sekali lagi Theo berbisik.

"Aku bisa membencimu kalau kau masih memaksa."

Itu dusta, Ryu! Bahkan sekarang kau bisa saja luluh hanya karena tatapan lelaki kriwil manis ini. Dia lelaki, Ryu! Tetapi... dia bukan orang yang pantas di sampingmu sebagai teman. Bukan karena dia lemah, namun dia bisa jadi kelemahanmu.

"Please..."

"GO AWAY!"

Theo bungkam. Dia tidak akan pernah menyerah. Dia harus mencari cara agar Ryu mau menjadi temannya. Theo percaya Ryu. Satu alasan saja sudah cukup untuk menjadikan Ryu sebagai temannya.

"Ryu-sama..."

"Aku akan mematahkan kakimu kalau kau masih mendekatiku!" Kali ini Ryu berubah. Matanya makin tajam, menguliti wajah Theo di depannya. Jemarinya masih berada di rambut Theo, sementara jemari lainnya menarik dagu Theo. Sekarang jemarinya bukan hanya bertengger di sana, tetapi sudah menjambak rambut kriwil halus lelaki asing ini.

Kepala Theo tertarik dramatis, wajahnya mendongak karena tarikan Ryu. Ryu menegang di tempatnya. Ekspresi itu makin membuatnya takut. Takut kalau dia kalah. Tidak! Dia tidak boleh berteman dengan Theo apapun yang terjadi. Theo terlalu polos, terlalu murni untuk terluka karenanya.

"Ryu-sama..." Theo meringis kesakitan karena jambakan Ryu.

Kali ini hati Ryu sudah campur aduk. Ia masih menatap Theo tajam, lantas berbisik pelan pada lelaki di depannya. Bisikan tajam dengan harapan Theo mendengarkannya.

"Aku hanya menjambakmu sebentar dan kau sudah kesakitan. Kau... tidak pantas jadi temanku."

Theo tidak sakit hati, namun dia punya sedikit tekad sekarang. Dia tidak akan menyerah untuk menjadi teman Ryu. Dia hanya perlu mendengarkan Ryu, namun tidak harus melaksanakan perintah lelaki pemimpin Yakuza itu. Theo ingin menyusun sebuah strategi.

Maka hari itu, lelaki kriwil tersebut tidak bisa merayu Ryu. Besok-besok masih ada kesempatan!

***

Hari-hari klise Theo dimulai. Dia jadi agak melankolis dan juga sok romantis. Padahal Theo tahu kalau Ryu adalah lelaki, tidak akan bisa dibujuk dengan rayuan recehnya. Theo membuatkan kopi jahe, bahkan membuatkan pisang goreng untuk Ryu. Mulut-mulut anak buahnya juga ikut menggila di sana, mengunyah pisang goreng buatan Theo, memuji Theo dan menggoda lelaki kriwil itu.

Theo meradang kesal.

"Theo-chan, kenapa kali ini kau mendekati Ryu-sama? Bukankah kemarin kau menghindar ketakutan?" Managernya masih ingin tahu. Takazumi mengibaskan tangan, mengisyaratkan tanya di kepalanya.

Theo menggaruk tengkuk gugup.

"Saya ingin berteman dengannya."

"Kenapa?"

"No reason."

Theo mengedikkan bahu, lalu melangkah pelan ke arah Ryu. Di tangannya masih ada pisang goreng. Anak buah yang lain bersorak kencang melihat makanan favorit mereka datang lagi.

"No, not for you, guys! This is for your boss." Theo menunjuk Ryu. Masih ada dua wanita seksi yang menemani Ryu di sana. Theo tersenyum penuh makna.

Secret Of YakuzaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant