Chapter 7

2.6K 326 69
                                    

Aku memutuskan untuk menemui Zayn dan mendengarkan semua penjelasanya. Rasa pensaranku lebih besar di bandingkan dengan rasa bersalahku dengan Harry. Astaga, maaf kan aku Harry. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi antara kau dan Zayn. Oh semoga saja Harry tak tahu aku akan bertemu dengan Zayn malam ini.

Kami sedang bersantai dengan Harry di atas ranjang. Melihat kearah jam sudah menunjukan pukul 8 malam. Aku masih mempunyai waktu satu jam lagi untuk bertemu dengan Zayn. Dan kurasa, Satu jam lagi Harry juga sudah tertidur.

Harry merapatkan tubuhnya dengan tubuhku. Kepalanya di sandarkan di atas dadaku dengan tangan dan kakinya yang mengurungku. Aku memainkan rambut keritingnya sesekali melihat ke arah jam. Entahlah, aku hanya merasa jika aku tidak boleh datang terlambat untuk menemui Zayn.

"Sayang."

"Hmm."

"Lihat aku."

"Aku ngantuk Disney."

"Ih sebentar Harry."

Dengan perlahan Harry menegakan sedikit kepalanya untuk melihatku. Matanya sayu dan bibirnya mengerucut seperti bebek. Badan kami masih tetap bersatu sehingga jarakku dan Harry sangatlah dekat. Uh tampanya!

"Ada apa?"

Aku menangkup pipinya namun Harry semakin sengaja memberatkan wajahnya sehingga kini wajahnya mengkerut seperti alien. Dasar manja.

"Kau lelah?" Tanyaku.

"Um tidak." Harry mengangkat wajahnya.

"Kau lapar?"

"Tidak juga."

"Kau mau tidur?"

"Tadinya."

"Kau mencintaiku?"

"Apa?"

"Sudah jawab saja."

"Tidak. Aku mencintai ibumu."

Aku mengernyit. "Kau mencintai ibuku?"

Harry mengangguk lalu tersenyum. Sial. Tak mungkin ia mencintai ibuku, bertemu saja tidak pernah.

"Tidak mungkin."

Ia terkekeh lalu mencium pipiku dan terus turus menciumi rahangku.

"Aku mencintai ibumu karena ia sudah melahirkan putri secantik dirimu, sayang."

Aku tersenyum lalu meremas rambutnya. Sentuhan Harry seperti aliran listrik yang menyambar. Begitu hidup dan dapat menggetarkan seluruh tubuhku. 

"Dasar pembual."

Ia menarik wajahnya kembali dan melihatku. "Terserah. Kau ada apa memanggilku tadi?

Good Disney, ia kembali dingin.

"Um, tidak ada. Aku hanya ingin melihat wajah jelek mu saja."

"Kau bilang wajahku jelek?"

Aku mengangguk lalu menggigit bibir bawahku.

"Ya, kau jelek. Kau pacarku yang jelek." Aku tertawa kecil lalu mencuri ciuman di bibirnya.

"Kau mengatakan aku jelek, dan sekarang kau menciumku." Ujarnya sarkas lalu merentangkan tubuhnya menghadap langit-langit.

Aku berusaha menahan tawaku lalu berbalik arah menidih setengah tubuhnya. Harry nampak tak peduli dan terus melihat langit-langit kamarku.

"Kau marah?"

Ia tak menjawab.

"Hei, aku hanya bercanda sayang." Aku tersenyum manis ke arahnya lalu beranjak naik ke atas perutnya.

How to keep relationship with StylesDove le storie prendono vita. Scoprilo ora