100% SANDIWARA #1

Start from the beginning
                                    

Dengan segera aku menyelesaikan sarapanku dan meneruskan kegiatanku yang tertunda dengan berbagai rintangan tadi.

"Pril, selesai jemur baju tolong cuci piring yaa... nih adikmu rewel."

"Loh Ranti ke mana bu?"

"Sudah berangkat sekolah dia kan gak libur, ada pemadatan materi."

"Oh...." Aku segera menyelesaikan acara menjemur baju, mengingat hari sudah semakin siang nanti bisa-bisa kulitku jadi hitam kalo kelamaan kena sinar matahari.

Aku kembali masuk rumah, kulihat jam sudah pukul 09.30 pagi. Aku segera melaksanakan perintah ibu. Saat asyik bermain dengan busa sabun dan air lagi-lagi suara ibu menghentikan aktifitasku sementara.

"Habis itu, nyapu lantai ya. Ibu mau ke rumah simbah."

"Loh Ranti belum nyapu bu? Itu kan tugas dia."

"Gak sempat tadi dia buru-buru." Jawab ibu sambil sedikit berteriak dari halaman rumah.

Duh, Ranti bener-bener deh bikin aku kesel sekesel keselnya. Buru-buru dari mana coba? Lha tadi aja dia nonton gosip habis itu mandi lama banget. Yang kaya gitu dibilang gak sempat. Lah ini ibu juga tumben gak marah-marah pada Ranti. Apa memang ibu memakluminya ya karena sebentar lagi dia ujian? Ah, kalau kaya gini sih aku juga gak maulah di rumah seharian. Untungnya nanti siang ada kegiatan di sekolah. Yeeey... bebas.

--- II ---

"Mau ke mana sudah rapi aja?" Tanya bapak saat aku sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Ada acara di sekolah pak. Anterin ya?"

"Suruh jemput temanmu saja, bapak diajak pergi sama Om Bam."

"Ya sudah sana sms Via suruh jemput." Setelah bapak pergi, ibu memberikan hpnya, menyuruhku untuk menghubungi Via. Dengan senang hati aku langsung menghubungi Via. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, Via segera datang.

Setelah beberapa menit melewati jalan yang berliku, akhirnya aku dan Via sampai di rumah Kak Tyas. Seperti biasanya, kami selalu berkumpul di rumah Kak Tyas dulu, setelah semua kumpul baru deh berangkat ke sekolah bareng-bareng, jalan kaki.

"Pril, tolong bawain payung ya?"

"Loh, panas gini kak, ngapain bawa payung?"

"Ya, buat jaga-jaga aja siapa tahu nanti pas pulangnya hujan."

"Aku juga bawa kok Pril, nih di dalam tas." Ucap Rifa yang akhirnya membuatku menuruti perintah Kak Tyas.

Siang ini kita ada kegiatan ekstra rebana. Tapi khusus untuk hari ini yang main adalah personil yang akan tampil dalam perpisahan kakak kelas nanti di bulan Mei. Sekitar 10 – 15 menit perjalanan ke sekolah kami tempuh dengan jalan kaki. Walaupun panasnya terik tapi gak terasa karena itu semua kami lewati dengan canda tawa yang tak ada hentinya. Hanya satu orang yang buat aku jengkel. Lala. Iya, dia jutek banget hari ini entah ada apa. Mungkin dia lagi PMS kali ya?

"Kak, kak kirain gak jadi latihan? Tumben telat kak?" Mario menghampiri kami saat sedang memasuki gerbang sekolah.

"Iya ini nih nungguin si Via jemput April. Dia gak ada yang nganterin."

"Halah. Gak penting juga ngapain ditunggu kak?"

"Eh, dia kan vokal?"

"Yah kak, masih ada Fira, Lala dan Rifa juga kan?"

"Lagian kamu juga Vi, kenapa mau jemput juga?"

"Ya jangan gitulah Rio, dia kan teman baik kita."

"Iya baik kalau ada maunya."

Duh, bener-bener nih anak bikin aku darah tinggi aja. Awas aja ntar aku pasti bales deh. Tunggu aja kalau udah gak ada Kak Tyas.

Kumpulan Cerpen Cinta RemajaWhere stories live. Discover now