HIDUP TERUS BERJALAN

92.4K 4.7K 183
                                    

Cerita ini saya repost ulang, bagi yang tidak berkenan silakan melipir dari akun saya.

Terimakasih.

*****
Kay Natsuki.

Nama itu sudah terkenal dan sering didengungkan di Kerajaan Awan. Ia menjadi seorang raja namun ia terkenal bukan karena gelarnya melainkan wajah BONEKA-nya.

Setiap orang yang ditanya mengenai sosok Kay, mereka memilih bungkam atau hanya sekadar menjawab singkat. Itupun dengan celingak-celinguk dan berbisik,~Raja berwajah boneka.

Rakyat yang jarang bertemu dengan sang raja dengan mudah menerima rumor yang mengatakan bahwa raja mereka memiliki wajah yang cacat dan mengerikan, hal itu membuat mereka takut dan enggan pergi ke istana walaupun hanya untuk sekadar menghadiri festival tahunan.

Kay Natsuki tak henti-hentinya bersedih namun ia selalu melapangkan dada untuk selalu menerima apapun yang digariskan padanya.

Kay yang berwajah boneka pun memiliki kelebihan dan keajaiban yang orang-orang tak mengerti. Ia adalah pemegang unsur Yin dan Yang di Kerajaan Awan, penjaga keseimbangan bumi.

Berkat jasanya banyak rakyat hidup dengan damai dan jauh dari kata miskin. Sayangnya, ia tak memerintah langsung kerajaannya. Ia mendaulat sang kakak untuk menaiki tahta sebagai raja bayangan.

Terlalu banyak dicibir membuat Kay Natsuki terlalu malu untuk menampakkan wajahnya yang mirip seperti boneka menjadi raja yang sesungguhnya.

Seorang Kay hanya dikenal sebagai monster di kerajaannya. Padahal begitu banyak jasa yang ia lakukan terhadap negerinya. Miris bukan?!

Raja Kay memiliki keunikan tersendiri. Walau ia tak pandai ilmu pedang namun ia mampu memindahkan sesuatu tanpa menyentuhnya. Ia juga mampu mengeluarkan es dan api secara bersamaan dari kedua telapak tangannya yang halus.

Wajah bonekanya juga memiliki fungsi yang luar biasa. Telinganya mampu mendengar dari jarak yang cukup jauh, matanya mampu menerawang apa yang terjadi di masa yang akan datang. Rambut dan iris matanya selalu berubah- ubah warna sesuai dengan emosinya saat itu.

Wow...dia benar-benar raja yang unik dan ajaib.

Namun dibalik semua itu, dibalik semua kelebihan, terselip sebuah kutukan yang ia bawa dari alam lahir. Ia terlahir menjadi boneka selamanya.

Apapun yang ia sentuh dan apapun yang ia cium semuanya perlahan akan berubah menjadi boneka sepertinya. Kay Natsuki sangat menderita dengan kutukan itu hingga ibunya pun tak mau menyentuhnya, ia hanya dibesarkan dari tangan para pelayan.

Sungguh tragis nasibnya.
Hidup tanpa kontak fisik? Sungguh sangat menyedihkan.

Namun bagi Kay Natsuki, hidup harus berjalan. Ia tetap menjalani hidupnya walau harus jatuh bangun dan terus berusaha mengeraskan hati agar tidak mudah dilukai. Dengan segala kelebihannya bahkan ia mampu menjadi raja yang mutlak walau ia sendiri tak pernah duduk di atas singgasana kerajaan.

Terbebas dari kehidupan Kay Natsuki yang menyedihkan,

Jauh di sana, di sebuah rumah yang cukup jauh letaknya dari Kerajaan Awan terdapat gadis yang selalu merenungi nasib buruknya.

Kenapa?

Ya, hanya satu kata itu yang terus ia rapalkan dalam hatinya selama kurang lebih 10 tahun ini.

Kenapa?

Satu kata yang terus mendiami lubuk hatinya yang paling dalam. Ia selalu melontarkannya ketika ia sedang kesal bahkan ketika marah. Namun kedua orangtuanya lebih memilih membungkam mulutnya daripada memberitahu yang sebenarnya.

Adalah Harumi Kirei, gadis yang tiga hari lagi akan menginjak usia yang ke 17 tahun.

10 tahunnya berjalan sia-sia karena gadis itu dilarang keluar rumah walau beberapa menit saja. Dia benar-benar menjadi gadis yang picik.

Sebagai anak dari pelayan istana, ia merasa ganjil akan kondisinya yang selalu tercukupi dan tak pernah kekurangan. Kamarnya pun dibuat sangat mewah, bahkan lebih mewah dibanding kamar yang lainnya.

Namun bagi Harumi, panggilan gadis itu-, ia sama sekali tak bahagia. Gadis itu pun tak pernah berpikir panjang, darimanakah semua itu berasal. Justru ia sangat sedih terlebih ia sangat kesepian tanpa adanya teman yang diajak berkomunikasi. Harumi sendiri bahkan tak mengenal pria selain ayahnya sendiri.

Sungguh kasihan.

Ia merasa benar-benar dipenjara di tempat itu. Terpenjara di dalam gelimangan harta dan benda yang entah darimana asalnya.

Sekali lagi hatinya menjerit,
Kenapa?

Harumi Kirei menatap pintu besar nan megah yang terbuat dari baja metal dengan mata sayu dan lelah. Ia ingin merobohkannya lantas kabur begitu saja namun dayanya terlalu kecil untuk melakukannya. Yang dilakukan hanyalah menghela napas dan menunduk kembali seperti biasanya. Ia berdoa dalam hati semoga pintu itu segera terbuka dan ia bisa bebas keluar.

Semoga.

****

Malam mulai mencekam, hanya suara alam yang menyanyikan suara malam dengan syahdu. Semua terasa begitu nyata di indera pendengaran sang maha raja mutlak, Kay Natsuki. Mata Kay Natsuki boleh saja terpejam namun telinganya selalu bisa mendengar apa-apa yang terjadi di atasnya.

Di atas?

Ya, di atas.

Karena ia memiliki ruangan khusus di bawah tanah sebagai tempat tinggal. Ia memiliki kamar di ruang bawah tanah yang sangat besar dan megah. Di kamar itulah keseharian Raja Kay terjadi setiap hari.

Ia memiliki ranjang yang besar dan empuk, sebuah kolam renang berisi dua ikan Koi sebagai simbol Yin dan Yang serta pemandian yang asri. Kay Natsuki tak bisa melihat atau berjemur di bawah sinar matahari karena itu akan membuatnya lemas dan kulitnya mengelupas dan terbakar. Jika ia ingin keluar maka alternatifnya adalah malam hari.

Malam itu ia harus terjaga karena suara gemerincing gelang kaki yang tak juga berhenti berbunyi.

Ia tahu siapa pemilik gelang kaki itu.
Ia juga tahu jika sang pemilik sedang gelisah hati makanya ia belum juga tidur dan terus berjalan ke sana ke mari.

Raja Kay memanggil pelayannya dan memintanya untuk memanggil sang Kakak untuk segera datang ke kediamannya.

Manik cokelat menoleh pada sang kakak, Tashiro Kana Natsuki. Pria yang selisih 2 tahun darinya itu berjalan menuruni anak tangga dan menghampiri.

"Ada apa Yang Mulia?" tanya Tashiro sembari membungkuk hormat.

"Kurang berapa hari lagi Kakak?" tanya Kay tanpa menatap wajah kakaknya.

"3 hari lagi Yang Mulia," ucap Tashiro dengan sopan.

Raja Kay terdiam, manik cokelatnya menatap tajam pada dua ekor ikan koi yang ada di hadapannya.

"Dia belum tidur, aku terus mendengar gemerincing gelang kakinya. Tiba-tiba aku ingin mengunjunginya. Apa bisa?" lontar Kay sembari menoleh pada kakaknya.

"Bisa Yang Mulia. Saya akan memberitahu kabar ini pada orang tuanya sementara itu Anda bisa mempersiapkan diri," ujar Tashiro sambil menundukkan kepala.

"Tidak. Aku ingin melihatnya dari jauh saja," tolak Kay dengan tegas.

Raja Tashiro hanya mengangguk tanda mengiyakan.

"Aku takkan menemuinya sebelum ia genap umur 17 tahun, Kakak," gumam Raja Kay lirih sambil berjalan mendekati kolam.

Ya, ikan koi di kolamnya saja punya pasangan kenapa dirinya tidak?! Perlahan sang raja menunduk menatap ikan-ikan itu penuh seksama.

Ia tidak salah, bukan?
Ini keputusannya dan ia benar-benar ingin mengakhiri kesepiannya yang begitu menghantui. Perlahan sang raja mendongak lalu memejamkan matanya sejenak.

"Dewa ..., restui keputusanku saat ini. Aku ingin mengakhiri segalanya. Kesepian yang menakutiku dan juga segala kecemasanku selama ini. Semoga gadis pilihanku mampu menerimaku lahir batin baik jiwa dan raga. Semoga Dewa."

************************

**Dearest tersedia dalam bentuk novel. Setiap pembelian Dearest berhadiah novelet Fujio.
Jangan lupa klik Vote dan follow.

DEARESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang