Yang Pertama..?

1.2K 94 36
                                    

"KYAAA~!!"
"LEN-KUN~ DATE DENGANKU YUUKK~"
"LEN!! AKU MENYUKAIMU!!"

"Cih!" Aku berdecak lidah. Sepagi ini dengan tumbennya suasana sekolah sudah sangat berisik, membuatku muak.

Seperti biasanya, aku hanya duduk di bangkuku sambil menopang dagu. Itu sudah seperti aktivitas rutinku ketika di sekolah.

Pagi-pagi begini, Miku mengajak Len untuk berkeliling sekolah. Untung saja Miku orangnya suka keras suara, jadi aku bisa mendengar apa yang mereka bicarakan.

"Len-kun, nanti istirahat kita berkeliling, ya? Aku akan menemanimu dan menunjukkan tempat-tempat yang bagus di sekolah ini" ucapMiku dengan senyiman yang membuatku bergidik

"Kurasa tidak seburuk yang kukira. Hmm.. Baiklah" jawab Len. Astaga, kenapa kau harus bersama dengannya, sih?

TING~ TONG~

Tak terasa, bel istirahat sudah berbunyi. Aku memakan roti yang sempat kubuat tadi pagi sambil mendengarkan apa yang Len bicarakan dengan gasi-gadis pengganggu itu.

"Len-kun, bagaimana Tokyo itu? Aku jarang sekali ke sana~" tanya gadis dengan rambut kuning panjang, Akita Neru.

"Yah.. Menurutku, sih, lumayan padat dan sesak. Aku disana hanya home-schooling saja, soalnya orangtuaku sibuk dengan pekerjaan mereka" jawab Len

"Ne, ne, Len-kun? Bagaimana menurutmu sekolah ini?" Tanya yang lainnya. "Mengganggu" pikirku

"Aku tidak tau pasti, ya...? Aku belum sempat berkeliling kemarin"

"Bagaimana kalau kita berkeliling?" Tanya Neru lagi

"Haha.. Maaf, tapi Miku sudah mengajakku sebelum kalian" tolak Len halus. Kami-sama, tolong sampaikan perasaanku pada Len..

"Hei, Len-kun~!! Ayo kita pergii~!" Suara cempreng menyebalkan dari ratu daun bawang merusak suasanaku.

Tanpa pikir panjang, Miku langsung menarik tangan Len lepas dari fangirl Len yang mulai menggila. Itu membuatku terkejut. "Dasar cewek sialan" gumamku. "Kau akan menerima hadiah dariku, ratu daun bawang."

SKIP TIME

Saat pulang sekolah, aku sengaja berdiam diri di depan gerbang. Tak lama, munculah orang yang kutunggu, Miku. "Ah, Miku-san!" Panggilku

Miku menoleh ke arahku. "Kagamine-san? Ada apa?"

Aku mendekatinya. "Miku-san, aku akan pergi ke toko yang menyediakan banyak negi*. Apa kau ingin ikut? Kebetulan aku mengingat 'kesukaan'mu"

Kulihat matanya berbinar-binar. "Negi...??? Ikuuutt!!"

"Bagus". "Baiklah, ayo kita pergi"

Kami berjalan dalam hening, tak ada yang memulai pembicaraan. Dia hanya memasang wajah berseri-serinya dengan senyuman aneh, menurutku. Sedangkan aku berwajah datar menuntunnya masuk dalam lorong sempit dan gelap.

"N-ne..? Ke-kenapa kita lewat lorong s-sepi seperti ini? Bu-bukannya lebih baik ki-kita lewat jalan besar saja?" Tanya Miku dengan suara bergetar

"Kalau kita lewat jalan besar, sama saja dengan menguras waktu dan tenaga. Lagipula toko itu ada di ujung lorong ini" ucapku dengan tersenyum. "Tentu saja tidak, baka"

"Ba-baiklah.."

Kami berdua meneruskan perjalanan melewati lorong sepi. Seperti yang kukatakan, lorong ini sepi, gelap dan sempit. Tidak ada seorangpun uang tau kalau ada kami masuk ke dalam lorong ini. Walau rasanya menegangkan, aku tersenyum manis.

Aku menghentikan langkahku. Miku kebingungan melihatku berhenti. Wajah ketakutan dan khawatirnya terlukis sempurna bagiku. Kukeluarkan sebilah pisau dapur yang kubawa dalam saku rok-ku.

"Kagamine..san..? A-apa yang kau lakukan?"

"Suara gemetarmu itu... ayo lakukan lagi.." Miku tidak mengikuti perintahku dan hanya menatapku heran. "Aku tidak butuh teman, aku tidak butuh tatapan orang kebingungan, aku tidak butuh dikasihani. Aku hanya akan.... melakukan yang harus kulakukan..!!"

Kutusukkan pisau yang kugenggam tepat di jantung Miku. Wajah Miku berubah kaget melihat darah yang keluar dari tubuhnya. "Ada apa dengan wajahmu itu?" Tanyaku dingin

"A..pa.. ya-ng.. ka..u la..ku-ku-kukan..?" Tanya Miku

"Apa yang kulakukan, heh? Coba kupikir. Aku memancingmu dalam jebakanku, membunuhmu, dan mengambil Len darimu...?"

"Ku..so.."

"Sial, heh? Bagaimana rasanya dengan..ini(?)!!"
Aku menarik pisauku lalu menancapkannya ke perut Miku. Darah keluar dari mulutnya, membuat seragamku jadi kotor.
"Untung saja aku sudah bawa pakaian ganti, jadi semua ini tidak akan ketahuan~" ucapku terkikik

Ahh... Rasanya nyaman sekali~ Satu orang sudah hilang... tinggal mencari lagi~

.
.
.
------------------------------------------------------
Yahoo!! Kelanjutannya akan segera aku buat!! Tunggu yaa!! >_<

* = daun bawang

Yandere Mode..? [✔️]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt