Iqbaal menghembuskan nafasnya sebelum melantunkan lirik lagu yang akan ia nyanyikan.

Semua yang bernafas perlu menemukan cahayanya
Semua yang bernafas perlu temukan arti hidup dan lengkapi jiwanya...

Ohh ohh...
Akhirnya ku tlah temukan kamu...
Semestaku tercinta...

Iqbaal memamerkan senyum yang penuh kelembutan mengusap pelan pipi (namakamu) yang memerah. Ya, apalagi karena ia jadi salah tingkah dengan perlakuan manis Iqbaal.

Ia kembali melanjutkan lagunya.

Dan aku takkan pergi dan melepasmu
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku
Dan ku berjanji tuk selalu ada sampai waktunya
Karena semestaku ada pada kamu

Tatapanmu bagai bintang

Iqbaal menatapnya dalam sehingga kedua bola mata mereka bertemu.

Tak berkilau dan cemerlang
Senyumanmu bagai bulan
Menemani sang malam hingga siang ku datang

Semesta akan slalu ku jaga
Semesta abadi selamanyaaa...

(Namakamu) takjub dengan suara Iqbaal yang meninggi di bagian itu sangat pas ketika ia menyanyikannya. Tidak ada fals sedikitpun.

Dan aku takkan pergi dan melepasmu
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku
Dan ku berjanji tuk selalu ada sampai waktunya

Wooooh...
Dan aku takkan pergi dan melepasmu
Dengan sadarku ku masih mau tuk menuju tujuku
Dan ku berjanji tuk selalu ada sampai waktunya

Sampai waktunya
Karena semesta ku ada pada kamuu..

Iqbaal mengakhiri nyanyiannya dengan mengecup pelipis (namakamu). Ia merasakan gejolak yang luar biasa dalam tubuhnya seperti ada ribuan kupu-kupu menggelitiki perutnya. Apalagi ketika dibagian 'karena semestaku ada pada kamu' dibagian lirik itu seolah menegaskan kalau dirinya adalah semesta untuk Iqbaal.

(Namakamu) tadi bisa melihat saat Iqbaal bernyanyi terdengar begitu tulus. Laki-laki itu terus memandanginya dengan pandangan teduh milik Iqbaal yang tidak pernah diliat oleh orang-orang.

Sore ini (namakamu) seolah tidak melihat lagi sisi dingin yang ditunjukkan saat Iqbaal pertama kali bertemu denganya. Iqbaalnya saat ini mulai mencair dengan mengurai senyumnya yang semanis lolipop kalau kata (namakamu).

Iqbaal memang jarang mengajaknya ke tempat romantis. Tidak pernah mengajaknya dinner berdua. (Namakamu) tidak memperdulikan hal itu semua karena Iqbaal mempunyai cara tersendiri untuk membuat (namakamu) saat ini tidak berhenti memamerkan senyum manisnya. Terus memandangi wajah laki-laki yang sudah mengenalnya sejak berumur enam tahun.

Iqbaalnya punya cara tersendiri untuk membuat suasana yang menurut (namakamu) sangat romantis ini.

"Liriknya aneh ya?" Tanya Iqbaal sedari tadi ia tidak mendengar suara (namakamu) justru gadis itu hanya tersenyum memandanginya.

(Namakamu) menggeleng lalu meraih tangan Iqbaal kemudian memasukkan jari-jarinya yang mungil itu disela-sela jemari Iqbaal.

"(Namakamu) sayang Iqbaal." ujarnya pelan.

Sekali lagi Iqbaal tersenyum kemudian membalas genggaman gadisnya itu. "Aku juga." ujarnya sama pelannya dengan (namakamu) namun bedanya ia merangkul bahu gadis itu sehingga (namakamu) langsung bersandar di bahunya.

Mereka sama-sama menikmati matahari yang mulai menghilang dari peraduan. Semburat oranye mulai menguasai langit dan itu sangat terlihat indah jika kalian menyaksikannya apalagi bersama orang yang kalian sayangi.

**

Tidak terasa dua hari lagi pertandangin MVP akan dimulai. Aldi tentu saja berlatih dengan lebih maksimal lagi ia tidak mau mengecewakan nama kampusnya yang memang selalu menang dalam kompetisi ini. Terlebih lagi ia akan memenangkan pertandingan ini demi seorang gadis. Ya, gadis yang selalu menyemangatinya.

"Gue rasa hari ini latihannya cukup." Ujar Ali yang langsung masuk ditengah-tengah lapangan saat tim Aldi tengah berlatih.

Kalau yang sudah lupa Ali itu adalah pelatih tim basket Aldi.

Aldi dan teman-temannya yang lain lantas mengangguk kemudian bergegas menuju ruang ganti baju.

"Aldi," panggil Ali ketika cowok bermata sipit itu tengah merapikan barang-barangnya di pinggir lapangan.

"Kenapa Coach?" Tanya Aldi lalu menyampirkan ranselnya di bahu.

Ali menepuk pundak Aldi. "Gue berharap sama lo dalam pertandingan besok, gue tahu lo pasti bisa menangin pertandingan ini."

Aldi mengangguk dengan senyum. "Saya akan berusaha yang saya bisa."

"Bagus." Ali tersenyum menepuk pundak Aldi sekali lagi kemudian berlalu.

Baru Aldi ingin melangkahkan kakinya menuju ruang ganti baju seseorang berdiri di hadapannya.

"Gue minta sama lo untuk posisi pemain inti." Ujar Bryan tanpa basa basi dengan senyum angkuhnya.

Aldi menaikkan satu alisnya. "Apa-apan sih lo ini bukan pertandingan yang biasa, lo seenaknya aja minta jadi pemain inti."

Bryan mencoba menahan amarahnya. "Gue minta baik-baik sama lo, gue mau lo gantiin posisi gue dan gue yang jadi pemain inti."

Sejak dulu Bryan selalu seenaknya meminta menjadi pemain inti. Laki-laki itu dari dulu selalu iri pada Aldi yang dipercayakan Coachnya untuk menjadi pemain inti. Mereka memang satu tim tetapi mereka tidak pernah akur.

Aldi tentu saja tidak bisa memberikan posisi itu pada Bryan. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri kalau ia akan memenangkan pertandingan ini. Aldi sudah berjanji kemenangannya akan ia berikan untuk (namakamu).

"Sorry, untuk pertandingan ini gue gak bisa ngasih lo posisi itu."

"Songong amat lo!"

Aldi tidak menanggapi seruan Bryan ia malah pergi meninggalkan cowok itu yang mengepalkan tangannya erat-erat.

"Sepertinya gue harus pake cara lain supaya lo nurutin kata gue." Ujar Bryan tersenyum sinis.

Tbc.

Pendek amat yee -_-

Tapi aku lagi baik ngepost sampe dua part :) jangan lupa votenya yaa komentnya juga deh: )

-andidewiarianti

DifferentWhere stories live. Discover now