Keluarga

7.6K 152 10
                                    

Di suatu pagi yang cerah, tampaklah sebuah keluarga harmonis dengan dua orang putri mereka yang cantik. Hari ini, rencananya mereka akan pergi untuk berlibur melepas lelah dari penatnya aktivitas.

"Mamah.. Mamah.. Kapan kita pergi? Aku dibangunin dari pagi, eh pas aku udah siap, kalian malah belum selesai" ucap sang anak bungsu dengan wajah cemberutnya.
"Sabar ne.. P' lagi nyiapin obat-obatan nih. Kamu masukin barang-barangnya ke mobil aja dulu" teriak sang kakak dari kamar mereka di lantai atas.
"Sabar nak, papa lagi nyari kunci mobilnya nih. Mah.. Mamah.. Kunci mobil dimana ya?" Papa menimpali omongan sang kakak dari arah ruang tengah.
"Astaga Batz, jangan jerit-jerit kalo ngomong. Nae, sabar ya nak. Makanannya belum mateng nih. Pah, coba cari di kamar deh. Kayaknya papah belum ngeluarin. Dan kalian bertiga, bisa gak kalo ngomong itu satu-satu jangan samber-samberan. Mamah cape tau ngeladeninnya" gerutu mamah dari arah dapur.
"Hahahahahaa.. Siap nyonya bos!" Kompak mereka dari tiga ruangan berbeda.

Ya, itulah keseharian keluarga BatzNae. Mereka adalah sepasang kakak adik yang dikelilingi hangatnya rasa sayang keluarga.

Di keluarga ini, Mamah adalah seorang Ibu Rumah Tangga yang sangat sabar menghadapi ketiga anggota keluarganya. Dimana kebiasaan mereka adalah saling berbicara hampir bersamaan. Diiringi dengan pelupanya sang papa, jeritannya p' Batz dan manjanya si bungsu Nae.

"Pah, buka pintu mobilnya. Aku mau masukin barang nih" Nae berkata sambil mengangkat barang yang akan mereka bawa berlibur.
"Ambil aja Nae di meja, papah lagi nyari sendal di samping"
"pah, obat papah ada yang mau dibawa lagi ga? Mau Batz tutup nih kotaknya"
"gak Batz, gatau deh kalo mamah mau nambahin obat kuat. Hahaha"
"pah, mamah dengar itu!"
"Hehehe maaf mah. Maaf"
"jadi ga ada yang mau ditambahin ya, Batz tutup ya"
"p' Batz, obat penting p' udah dibawa belum? Pah, mana? Ga ada di meja" jerit Nae karena merasa omongannya tenggelam oleh omongan keluarganya yang lain.
"Hahaha jangan jerit-jerit Nae, nanti obat batuk kita habis sebelum sampai di tempat liburan karena kamu batuk habis jerit" ledek papah sambil menutup semua pintu
"obat penting p' yang mana Nae? Kan p' gak sakit" jerit Batz sambil menuruni tangga.
"Ituloh p'. Obat yg bisa bikin p' ga jerit-jerit terus. Apa namanya? Gebetan ya? Ups.. Lupa. P' kan ga punya gebetan ya? Jelaslah ga ada yang mau jadi gebetan p'. Sereeeemmm. Hahahahaha"teriak Nae sambil berlari menuju mobil.
"Naeeeeeeee.. Dasar adik songooooong. Mamaaaaahhh.. Nae nakal" teriak Batz sambil lari mengejar Nae.

Di lain sisi, mamah hanya geleng-geleng melihat kelakuan keluarganya. Bahkan mamah bingung mau menanggapi omongan siapa terlebih dahulu. Dari arah gudang, papah datang sambil merangkul pundak mami yang sudah siap dengan makanannya. "Aku bahagia memiliki kalian. Kalian melengkapiku. Terima kasih. Aku tidak tau apa jadinya jika hari itu kita tidak memutuskan"
"iya, pah. Mereka sangat bahagia. Akupun bahagia. Semoga keputusan kita benar ya, pah. Aku gak kebayang kalau mereka mengetahuinya"
"sssttt.. Jangan dipikirin apa yang belum terjadi. Kalaupun terjadi, papah yakin mereka pasti mengerti. Yaudah yuk mereka pasti nungguin kita" ucap papah sambil merangkul mamah menuju pintu depan dan menutupnya.

"Mah... Pah.. Toloooong... P' Batz ... Ampuuuunnn" ucap Nae yang masi dipelukan Batz menahan geli dengan muka memerah.
"tidak akan! Kamu sudah berani ya sama p'. Mamah papah juga ga bisa ngelepasin kamu" ucap Batz sambil terus memeluk dan menggelitiki Nae sambil tertawa.

"Sudah.. Sudah.. Yok kita berangkat" ucap mamah dengan lembut. "Mari berangkat jagoan! Siapa yang mau nyetir pertama?" Semangat papah tanpa menghiraukan ucapan yang lain. "Papahlah! Kami gamau!" Semangat Batz dan Nae berbarengan. "Hahahaha lagi berantem aja kalian tetep kompak. Sini mamah jodohin aja. Hahaha" "mamaaaaah...." Kompak mereka lagi. "Tuhkan.. Kompak lagi. Hahahaha" tawa mamah dari jok depan sambil melihat mereka yang masih berpelukan di luar mobil. "Sampe kapan kalian cuma mau pelukan gitu aja? Gak mau naek? Yaudah, papah mamah aja yang liburan" ejek papah dari kursi kemudi. "Mamah, papah sama aja" gerutu Batz sambil melepaskan pelukannya. Nae hanya diam sambil merapikan baju lalu memasuki mobil dengan wajah ditekuk. "Cup.. Cup.. Cup.. Maafin p' ya sayang. Mmuuaacchh" cium Batz di pipi Nae.

Saat itu juga wajah Nae kembali ceria setelah perlakuan p' nya. Hanya Batz yang mampu merubah mood Nae dalam hitungan detik. Begitu pula sebaliknya. Mamah papah yang melihat dari spion depan, hanya tersenyum bahagia melihat anak mereka yang saling menyayangi.
"Jadi gimana jagoan? Siap berlibur??" Jerit papa saking semangatnya. "Siap boss! Let's go!!" Kompak mereka bertiga. Ya, mamah juga ikutan kompak.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang