To the Forest of Firefly Lights

Mulai dari awal
                                    

Setidaknya hal itulah yang membuatnya kini semangat dan berusaha untuk keluar dari hutan ini sebelum gelap.

"Oh Tuhan ini berat." Dengan sisa tenaga yang ada Ia kembali menggendong backpac nya dan kembali mencari jalan untuk keluar dari hutan ini.

"Benar-benar liburan yang kacau." Keluhnya. Ia hanya ingin mengisi liburannya dengan ikut bersama kakaknya berkemah tapi yang ada dia malah terpisah dan tersesat seorang diri.

Yeseul memaksakan kakinya untuk melangkah, kembali menyusuri jalan-jalan setapak yang beralaskan tanah dan beberapa daun-daun kering yang menutupi tanah coklat tersebut.

Ia mengadahkan wajahnya keatas pandangannya berusaha menyusup celah-celah diantara daun-daun rindang yang tumbuh di dahan pohon, mencoba untuk melihat langit yang tak tertutup pepohonan. Manik coklatnya menangkap secercah cahaya berwarna jingga diantara celah-celah pepohonan yang tumbuh menjulang diatasnya. Hari sudah sore dan Ia masih terjebak di dalam hutan yang semakin redup ini tanpa siapapun. Yeseul kebingungan, sampai saat ini dirinya belum juga menemukan jalan keluar, Ia juga heran kenapa belum ada tanda-tanda tim rescue dan rombongannya datang untuk mencarinya. Tidak mungkin kan seorang Park Doha yang tidak lain adalah kakak kandungnya sendiri melupakan dirinya. Ia yakin Doha pasti panik dan langsung akan mencarinya, tapi kenapa sampai saat ini dalam perjalannya belum juga Ia bertemu dengan rombongannya yang selalu bersamanya setidaknya sebelum Ia terpisah.

"Aih, aku lapar."

Yeseul hanya bisa memegang perutnya sambil mengelus-elusnya ketika cacing-cacing di perutnya berdemo meminta asupan makan. Ia menjadi semakin bingung, persediaan makanan yang dibawanya sudah habis dan Ia tidak dapat menemukan sesuatu yang bisa dimakan disekitarnya. Yang Yeseul temukan hanyalah beberapa tanaman yang Ia tahu itu beracun, mana mungkin Ia memakan itu. Yeseul masih ingin hidup meski Ia tidak tahu satu menit kemudian Ia masih bernafas dengan tubuh yang utuh atau tidak.

Yeseul tidak tahu harus kemana lagi melangkah, Ia hanya mengikuti langkah kakinya yang sudah hampir mencapai batasnya, hingga tungkai kakinya terpeleset dan membawa tubuhnya terjatuh ke dalam jurang, tubuhnya berguling-guling menabrak apa saja yang ada di depannya hingga Ia sampai di dasar jurang dengan tubuh penuh luka kaki kirinya bahkan terkilir dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Yeseul malah akan kesakitan jika memaksakan setiap sendi tubuhnya untuk bergerak.

Ia sudah mencapai batasnya, Ia terus bertanya dalam hatinya, mungkinkah ini akhir dari kisahnya?

Yeseul sudah benar-benar pasrah saat ini, penglihatannya mulai kabur, perlahan menjadi hitam dan Ia tak sadarkan diri.

*

Yeseul terbangun dari mimpinya sambil mengumpulkan kesadarannya, langit-langit yang terbuat dari kayu adalah hal pertama yang gadis bernetra kecoklatan itu lihat setelah sadar. Ia kemudian menatap kesekelilingnya, seingatnya hidupnya berakhir di dasar jurang sebelum akhirnya Ia tak sadarkan diri menanti akhir hidupnya, namun saat ini, Ia berada di sebuah ruangan yang cukup besar dengan dinding kayu. Ini bukan surga, Yeseul masih hidup.

Kriiiieeettt

Decitan engsel dari pintu kayu di ruangan itu refleks membuat Yeseul menoleh kearahnya. Maniknya mendapati sosok laki-laki yangmuncul dari balik pintu kayu tersebut seraya melemparkan senyum kearahnya yang masih terbaring lemah diatas kasur yang ada diruangan tersebut.

"Kau sudah bangun?" Tanya laki-laki bersurai coklat gelap itu sambil menaruh segelas air diatas nakas yang ada disamping tempat tidur. Ia menarik kursi kayu dan menghempaskan tubuhnya diatas kursi, senyumnya tak pernah pudar sejak Ia menampakkan diri dari balik pintu.

Yeseul hanya diam menatap laki-laki tampan dihadapannya, bagaimana bisa di sisa-sisa hidupnya Tuhan memberikan kesempatan untuknya bertemu laki-laki tampan, ini malah semakin membuatnya sulit untuk meninggalkan dunia.

BOYS24 FANFICTION by SKY3096Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang