Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tittle : To the Forest of Firefly Lights
Genre : Fantasy and little bit romance (maybe)
Cast : BOYS24's Haejun, OC's Park Yeseul and Other Cast
Story by Silviana Rizky (SKY3096)
*
*
*
Yeseul terbangun dari mimpi delapan jamnya, lagi-lagi sosok itu kembali muncul di dalam mimpinya. Ia hanya bisa menghela nafas panjang, menarik kedua kakinya lalu memeluknya dengan kedua tangannya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya. Sudah lewat hampir setahun namun gadis dengan surai hitam panjang ini masih terus membayangi sosok yang tak pernah bisa lepas dari pikiran dan hatinya. Ia terisak dalam kesunyian pagi ini, tiap kali sosok itu muncul dalam mimpinya, butiran Kristal di kelenjar matanya itu selalu saja memberontak ingin dikeluarkan. Beberapa menit Ia membiarkan pipinya basah akibat air matanya yang jatuh dari pelupuk matanya, segera Ia menyeka air mata yang ada di pipinya dan bangun dari tempat tidurnya setelah melihat jam yang ada di dinding kamarnya. Ia berjalan gontai, membuka gorden berwarna emas yang menutupi cahaya mentari pagi ini. Mata bulatnya sedikit menyipit ketika pantulan sinar mentari berhasil masuk ke dalam kamarnya tepat ketika Ia membuka gorden dan jendela kamarnya. Ia memandangi langit kebiruan yang terhampar luas diatasnya, seakan menariknya ke masa lalu, tepat setahun yang lalu, saat dirinya tersesat dan hampir kehilangan hidupnya.
**
"Oh tidak, ini tempat yang tadi."
Yeseul frustasi ketika jalan yang dipilihnya malah membawa dirinya kembali ke tempat yang sama berulang kali. Gadis itu menyerah, Ia menurunkan backpacknya dari punggungnya dan menghempaskan tubuhnya di tanah yang tertutupi daun-daun kering yang jatuh.
Ia terus mengutuk dirinya sendiri, karena kesalahannya Ia terpisah dengan rombongannya di tengah hutan belantara yang hanya dipenuhi oleh pohon-pohon yang menjulang menutupi langit di atasnya, membuat sinar sang surya tak mampu menembus hutan tersebut.
"Aku harus bagaimana?"
Ia mulai putus asa, Ia sudah hampir pasrah jika dirinya terjebak dalam hutan ini dan mati sia-sia dimakan binatang buas. Ia sudah menerima nasibnya.
Kalau saja Ia berjalan lebih cepat.
Kalau saja Ia tidak terlalu asyik mengambil gambar dengan kameranya
Kalau saja Ia bisa membaca kompas
Dan kalau saja Ia jadi anak penurut dan terus mengekori Doha, pasti tidak akan seperti ini.
Hanya itu yang terus menerus Ia sesali, namun percuma saja, itu hanya sebuah penyesalan dari perbuatanya yang telah Ia lakukan, tidak bisa Ia ulang dengan mesin waktu.
"Aku harus berusaha keluar."
Semangatnya kini muncul mengalahkan keputusasaannya yang sempat menyelimuti dirinya. Ia teringat keluarganya di rumah yang pasti tengah menantikan kepulangannya dengan keadaan hidup, Ia yakin teman-temannya pasti mengkhawatirkannya dan saat ini pasti mereka tengah mencari dirinya.
