BAB 6

462 29 9
                                    

Derren dan ketiga sahabatnya masuk ke dalam kelas , Derren sekilas menatap ke arah Anyelir yang sudah menyambutnya dengan seulas senyum yang menurut sang pemiliknya adalah senyum termanis yang pernah ia berikan pada orang lain . Dan senyum itu hanya milik Derren.

" Apa Lo..senyum-senyum aneh gitu..!!" omel Derren jutek .
" Ihhhh..Lo tuh yah . Pagi-pagi udah marah-marah nanti ilang tau gantengnya " Goda Anyelir membuat sahabat-sahabat Derren tersenyum. Menurut mereka hanya di depan Gadis yang tak begitu cantik itulah sahabatnya bisa menjadi sangat berbeda , dan pikiran ketiga sahabatnya sangat tepat.

" Ehhh ganteng gue nggak bakalan ilang , karena dari lahir gue udah ganteng " jawab Derren.
" Iyaaa gue tau , tapi akan lebih ganteng lagi kalau Lo nggak marah-marah sama gue. Kasih senyum Lo ke gue sekali-kali  nggak akan bikin Lo nggak bisa senyum selama-lamanya kan" jawab Anye Polos " Lagian kan ada pepatah bilang senyum itu adalah ibadah " Lanjut Anyelir dengan pede.

" Nggak marah-marah sama Lo...??" Ucap Derren sambil tersenyum Derren Anyelir mengangguk senang .
" Ngarep..!!!  Lagian kalaupun senyum itu ibadah , gue juga tetep nggakan kasih itu buat Lo. Jadi STOP...!!! Ngelihatin  senyum Lo yang nggak menarik itu ke gue " ucapan Derren berhasil membuat Anyelir kembali cemberut seketika.

Setelah duduk di kursinya ,seperti biasa Derren merogoh lacinya , namun mendadak muka Derren di buat  terkejut  Derren merogoh lacinya lebih dalam meyakinkan.
" Aneh..." lalu Derren sekilas melirik  yang tengah sibuk menulis sesuatu di bukunya sampai tak sadar Derren meliriknya dengan tanda tanya besar memperhatikan gadis itu lebih intens .

" Kenapa Derr...??" Suara Moses mengagetkan Derren dari pikiran-pikirannya.

" Nggak apa-apa..!!" jawab Derran datar membuat Moses kembali fokus pada bukunya.
" Syukur deh kalau dia udah sadar kalau gue nggak mungkin berpaling sama tuh anak aneh , sampai kapanpun " batin Derren sambil mengambil buku-buku dari tasnya lalu menaruhnya di atas meja.

Mauren dan Derra beriringan berjalan di sebuah lorong sekolah menuju ruang guru ." Hahaha..nggak nyangka Lo baklan sekolah di sini lagi . Gue seneng tau nggak.." ucap Darra .
" Gue apa lagi..." jawab Mauren singkat.

" Terus gimana perkembangan hubungan Lo sama Andra...udah sampai sejauh mana sekarang...? " partanyaan Derra membuat senyum Mauren perlahan memudar.
" Gue sama Dia baik tapi ya gitu..." Mauren mengankat kedua sikunya.
" Kenapa nggak Lo yang maju duluan aja sih Ren , Lo bisa kalah stak sama yang lain " Derra mengerutkan kening bingung.

" Andra itu salah satu Most Wantted di sini , banyak yang ngincer dia buat di jadiin Pacar " Derra menatap Mauren yang kini juga menatapnya " Gue denger dari Moses akhir-akhir ini ada anak Cirrs yang lagi gencar buat deketin Andra " Lanjut Derra.

" Ya bagus Donk..Sekali-kali gue juga mau kali lihat Sahabat gue punya pacar, dari dulu kan dia jomblo mulu " Jawab Mauren.
" Ayolah...Lo juga punya pemikiran sama kan kayak gue dan yang lain , kenapa Lo masih coba buat nutupin perasaan Lo sendiri.  Apa Lo nggak akan sakit nantinya...?? " Mauren menatap sahabatnya lekat.

" Gue udah deket banget sama dia , sampe-sampe gue nggak bisa bedain ini perasaan sayang ke sahabat atau..." Mauren menghentikan ucapnnya.
" Cewe yang lagi deketin Andra Namanya Leta , nanti gue kasih tau orangnya " Derra mengerti percakapaan ini sudah cukup " Dia juga nanti satu kelas sama kita " Bisik Derra sambil mengedipkan satu matanya sengaja menggoda Mauren.

" Iya yang terpaenting sekarang dimana  ruang gurunya...??" Mauren mencubit pipi Derra gemas.
" Iyaa sabar donk...Dari tadi kan Lo ngajakin gue ngobrol terus "

Di persimpangan ruang guru Mauren dan Derraa tak sengaja menabrak seseorang yang baru saja keluar dari ruang guru tempat tujuan mereka .
" Maaf - Maaf gue nggak...sengaja..." Kata-kata Mauren merendah " Elisa..!!" seru Mauren.

"Simple Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang